Harga Saham BREN Merosot 19,83% Hari Ini 23 September 2024

Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berada di level tertinggi dan terendah Rp 7.075 per saham pada perdagangan Senin, 23 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Sep 2024, 13:35 WIB
Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali koreksi pada perdagangan sesi pertama Senin, (23/9/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali koreksi pada perdagangan sesi pertama Senin, (23/9/2024).

Mengutip data RTI, harga saham BREN merosot 19,83 persen ke posisi Rp 7.075 per saham. Harga saham BREN dibuka turun 1.750 poin ke posisi Rp 7.075 per saham. Harga saham BREN berada di level tertinggi dan terendah Rp 7.075 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.590 kali dengan volume perdagangan 88.878 saham. Nilai transaksi Rp 62,9 miliar. Koreksi saham BREN itu mendorong kapitalisasi pasar menjadi Rp 946,54 triliun.

Sebelumnya saham BREN masuk top losers pada 17-20 September 2024. Harga saham BREN terpangkas 25,05 persen ke posisi Rp 8.825 per saham dari pekan sebelumnya Rp 11.775 per saham.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, dari sisi sentimen, emiten Barito Renewables Energy masih dipengaruhi oleh sentimen FSTSE. “Dari sisi pergerakan, masih berada di fase downtrennya dengan pergerakan MACD dan stochastic yang masih cenderung melemah. Wait and see terlebih dahulu saja untuk BREN,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Seiring koreksi saham BREN itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,20 persen ke posisi 7.727,58. IHSG dibuka naik tipis ke posisi 7.743,27 dari penutupan sebelumnya 7.743.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.748,57 dan level terendah 7.675,29. Sebanyak 281 saham menguat dan 278 saham melemah. 230 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 679.161 kali dengan volume perdagangan 16,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6,6 triliun.

Penjelasan BREN

Sebelumnya, manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait saham BREN yang keluar dari indeks FTSE dan mendorong saham BREN turun hampur 20 persen.

Mengutip keterbukaan informasi ke BEI, ditulis Senin (23/9/2024), perseroan menjelasakan mengenai empat pemegang saham yang memiliki 97 persen saham BREN. Empat pemegang saham  berdasarkan prospectus IPO itu antara lain PT Barito Pacific Tbk sebesar 64,66 persen, Green Era Energy Pte Ltd sebesar 23,60 persen, Jupiter Tiger Holdings sebesar 4,36 persen dan Prime Hill Funds sebesar 4,36 persen.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy Merly menuturkan, pihaknya sudah sampaikan secara resmi kepada bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada proses penerbitan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023.

"Pada saat IPO, kepemilikan saham oleh empat pemegang saham tersebut adalah sebagaimana yang telah diungkapkan di dalam pernyataan pendaftaran prospectus dan dokumen lainnya untuk keperluan IPO,” tulis Merly.


Pantau Aturan Free Float

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Setelah IPO hingga 19 September 2024, terdapat perubahan sebagaimana yang diuraikan antara lain kepemilikan saham BREN oleh PT Barito Pacific Tbk tetap 64,66 persen. Demikian juga kepemilikan saham BREN oleh Green Energy Pte Ltd tetap 23,60 persen.

Sementara itu, kepemilikan saham BREN oleh Jupiter Tiger Holdings turun menjadi 3,941 persen dari sebelumnya 4,365 persen. Lalu Prime Hill Funds menjadi 3,761 persen dari 4,365 persen. Dengan demikian total jumlah kepemilikan saham per 19 September 2024 yang disediakan oleh KSEI menjadi 95,97 persen dari sebelumnya 97 persen.

Merly juga menyampaikan, pihaknya telah memberikan informasi lengkap mengenai status pengendalian dan afiliasi dari semua pihak yangt ercatat sebagai pemegang saham Perseroan sebelum dan pada saat IPO pada 2023. “Kami tidak menambahkan informasi baru karena semua sudah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku serta terungkap dalam laporan yang relevan,” ujar Merly.

Selain itu, berdasarkan data harian per 19 September 2024 yang disediakan untuk emiten oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah saham yang memenuhi persyaratan free float berdasarkan ketentuan bursa adalah sebesar 15.601.235.234 saham atau 11,66 persen.

Merly menyampaikan, jumlah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan persentase free float berdasarkan prospectus IPO yang menyebutkan jumlah saham free float adalah sebanyak 15.694.413.334 saham atau 11,73 persen.

“Perseroan akan terus memantau kepatuhan terhadap aturan free float yang ditetapkan oleh bursa,” ujar Merly.


Kepemilikan Saham

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait high shareholder concentration, Merly mengatakan, FTSE Russell merupakan lembaga independen yang memiliki kriteria, persyaratan dan aturan yang diterapkan sebelum memutuskan masuk atau keluarnya suatu saham dalam indeks FTSE.

"Dalam hal ini, Perseroan bersifat pasif dan tidak memiliki kewenangan apapun yang dapat mempengaruhi keputusan yang diterbitkan FTSE,” ujar dia.

Pada saat IPO,ia menuturkan, komposisi kepemilikan saham oleh empat pemegang saham tersebut adalah 97 persen, dan sampai hari ini telah terjadi perubahan sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya.

"Sejak 23 Agustus 2024 (berdasarkan pengumuman FTSE Global Equity Index Series, Asia Pacific Ex Japan Ex China September 2024 Semi-Annual Review oleh FTSE) sampai dengan tanggal 19 September 2024, tidak terjadi perubahan signifikan terhadap kepemilikan oleh 4 pemegang saham tersebut,” ujar Merly.

Ia menyatakan, seluruh informasi kepemilikan saham tersebut telah dilaporkan dan diungkapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Perseroan juga menyampaikan mengenai jumlah dan persentase saham Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds. Berdasarkan data harian dari KSEI per 19 Septemebr 2024, jumlah saham yang dimiliki oleh Jupiter Tiger Holdings adalah 5.272.149.467 atau 3,941 persen saham. Sedangkan Prime Hill Funds memiliki 5.032.219.367 saham atau setara 3,761 persen.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya