Pembina Pramuka Pelaku Pencabulan Dinonaktifkan sebagai Pengajar SMKN 5 Tangsel

Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Tangerang Selatan memastikan bahwa HDW, guru sekaligus pembina Pramuka yang diduga menjadi pelaku pencabulan pada 2010, dinonaktifkan dari pekerjaannya sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 23 Sep 2024, 13:15 WIB
Sejumlah siswa SMKN 5 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan aksi unjuk rasa karena adanya dugaan pelaku pelecehan seksual menjadi pembina Pramuka di sekolah mereka, Senin (23/9/2024). (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Tangerang Selatan memastikan bahwa HDW, guru sekaligus pembina Pramuka yang diduga menjadi pelaku pencabulan pada 2010, dinonaktifkan dari pekerjaannya sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

"Yang bersangkutan per hari ini, tanggal 23 September 2024, sudah kami nonaktifkan. Terkait kelengkapan administrasi akan kami kordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten," ujar Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Tangerang, Rohmani Yusuf, kepada wartawan, Senin (23/9/2024).

Rohmani menegaskan langkah penonaktifan pembina Pramuka yang juga guru IPAS itu semata-mata untuk melindungi dan menyelamatkan lembaga dan juga peserta didik. Jangan sampai ada korban lainnya.

"Sebelumnya saya tidak mengetahui kasus yang terjadi sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini. Sehingga kami menganggap yang bersangkutan tidak pernah punya masalah, dan yang bersangkutan juga tidak pernah mendapat laporan, baik dari orang tua peserta didik, dari peserta didik, ataupun dari rekan-rekan gurunya terkait tingkah lakunya itu," ujar Rohmani Yusuf.

Sebelumnya, sejumlah siswa di SMKN 5 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan aksi unjuk rasa karena adanya dugaan pelaku pelecehan seksual menjadi pembina Pramuka di sekolah mereka, Senin (23/9/2024).

Aksi protes sejumlah siswa itu diketahui dari poto-poto yang beredar. Mereka melakukan protes di depan sekolah, lengkap dengan membawa tulisan protes, untuk mengeluarkan guru pembina Pramuka berinisial D itu.

"Saya penghuni gedung C, C nya apa? (CABUL). #usuttuntas."

Aksi protes tersebut pun dibenarkan oleh Kapolsek Pamulang, Kompol Suhardono. "Ada, langsung disuruh masuk oleh guru BP," ujar Suhardono.

Lalu, dugaan aksi pencabulan yang dilakukan pembina Pramuka itu dikabarkan sudah masuk laporan ke Polres Tangsel.

"Silakan langsung ke sekolah saja ya, soalnya kejadiannya sudah lama banget. Laporannya ke Polres, PPA," kata Suhardono.


Modus Pembina Pramuka Lancarkan Aksi Pencabulan

Ilustrasi pemerkosaan dan pencabulan (Istimewa)

 

Sementara itu, aksi dugaan pencabulan ini pertama kali lagi diunggah oleh media sosial Instagram akun @wargatangsel yang me-repost akun @boimbomi.

Postingan berjudul ‘Selamat Tinggal Gerakan Pramuka’ pada poto pertama itu, menceritakan betapa kecewanya warga yang mendengar pelaku dugaan pencabulan seksual 10 tahun lalu, mendapat penghargaan Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangsel.

"Gila rasanya jika saya diam, dan ini bukan pertama kali dalam setahun belakangan saya bicara di forum. Saya akan bersuara lebih," unggahnya.

Dalam postingan tersebut diceritakan, adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pria berinisial HDW, yang berprofesi sebagai pembina Pramuka. Saat itu, 2010, adanya pengakuan dari adik-adik binaan di salah satu SMP negeri di Kota Tangsel, yang mengalami pelecehan seksual.

"Dari beberapa orang menjadi belasan orang. Mereka mengaku dilecehkan dengan berbagai macam modus: diberikan terapi supaya fokus belajar, supaya lebih lancar ujiannya," ungkap postingan tersebut.

Terduga pelaku sempat keluar dari sekolah tersebut, lalu diberhentikan sementara dari kegiatan Pramuka Kwarcab Kota Tangsel selama 5 tahun. Kemudian, aksi tak senonoh tersebut dikabarkan terjadi lagi pada 2016. Hingga kini, HDW diduga masih aktif menjadi pembina Pramuka di SMKN 5 Kota Tangsel.

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya