Tempo Kas Tuntas, Upaya Inovasi Indonesia Eliminasi Malaria di Tanah Papua dan Nasional

Inovasi percepatan eliminasi malaria Tempo Kas Tuntas diluncurkan pada Rabu, 18 September 2024 di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

oleh Tim Health diperbarui 23 Sep 2024, 14:45 WIB
Malaria yang merupakan penyakit infeksi oleh parasit plasmodium ternyata bisa memicu disabilitas. Image by Oberholster Venita from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya percepatan eliminasi malaria, pemerintah meluncurkan inovasi Tempo Kas Tuntas yang kepanjangannya adalah "Tanggulangi Eliminasi Malaria melalui Periksa Darah, Obati dan Awasi Kepatuhan Pengobatan Sampai Tuntas".

Fokus inovasi ini adalah pada intervensi terhadap manusia dan vektor melalui upaya penemuan kasus, pengobatan sesuai standar, pengawasan konsumsi obat sampai tuntas, pemantauan pasca-pengobatan, serta intervensi vektor pada daerah dengan kasus positif.

Tempo Kas Tuntas diluncurkan pada Rabu, 18 September 2024 di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes menekankan pentingnya menjaga kesehatan masyrakat dengan memahami pola penyakit dan pola penyebarannya pada populasi tertentu di suatu daerah. Hal ini bertujuan agar dapat melakukan pencegahan melalui upaya promotif dan preventif.

"Tugas kita itu menjaga masyarakat supaya tetap sehat. Jadi, kita harus tahu pola penyakitnya, pola epidemiologinya, sehingga dapat melakukan pencegahan. Karena strategi kesehatan paling benar itu seharusnya melalui upaya promotif dan preventif. Dari segi biaya, jauh lebih murah. Dari sisi kualitas hidup, juga jauh lebih baik,” jelas Menkes.

Malaria di Indonesia, Penyakit Menular Tertinggi Setelah TB

Di Indonesia, malaria menjadi penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua setelah tuberkulosis (TB). Kasus malaria di Tanah Air mencapai 418.546 pada 2023.

"Malaria ini termasuk penyakit menular dengan angka kasus tertinggi kedua di Indonesia setelah TB. Maka, perlu kita lakukan upaya pencegahan supaya masyarakat itu jangan sampai sakit," tutur Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu (18/9).

 


Cegah Penyebaran Malaria dengan Edukasi hingga Skrining

Upaya pencegahan malaria yang bisa dilakukan, menurut Menkes, mulai dari edukasi hingga skrining guna mengurangi faktor risiko.

"Edukasi pencegahan malaria dapat dilakukan mulai dari mengajak masyarakat untuk memasang kelambu saat tidur, menggunakan losion anti-nyamuk, minum obat secara massal (momal) untuk mencegah komunitas tersebut terkena malaria, serta rajin melakukan skrining melalui tes RDT sehingga dapat mengurangi faktor risiko apabila terkena malaria,” ungkap Menkes Budi.

 


Penurunan Kasus Malaria di Papua akan Berdampak pada Jumlah Kasus Nasional

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakti dr Yudhi Pramono mengungkap, penurunan kasus malaria di kabupaten/kota di Papua akan berdampak signifikan pada penurunan angka kasus malaria di seluruh Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan berkontribuasi pada capaian eliminasi malaria secara nasional.

“Percepatan penurunan kasus secara intensif akan segera dilakukan dengan cara peningkatan penemuan kasus, pengobatan tuntas, dan pengendalian vektor secara terpadu, serta pemberdayaan masyarakat di wilayah tinggi kasus malaria,” ujar Yudhi.

Pj Gubernur Papua Tengah Dr Ribka Haluk berharap program Tempo Kas Tuntas dapat membantu Papu bebas malaria.

"Eliminasi malaria menjadi fokus kita. Papua Tengah jadi salah satu wilayah dengan kasus malaria yang masih tinggi, jadi perlu adanya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat dan daerah, juga dukungan dari organisasi internasional untuk mewujudkan wilayah Papua bebas malaria,” ujar Ribka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya