6 Fakta Menarik Gunung Raksa, Titik Tertinggi Pulau Panaitan di Taman Nasional Ujung Kulon

Gunung Raksa merupakan titik tertinggi Pulau Panaitan di lepas pantai barat daya Jawa yang terpencil di Taman Nasional Ujung Kulon.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 24 Sep 2024, 08:30 WIB
Gunung Raksa di Pulau Panaitan Taman Nasional Komodo. (Dok: Gunung Bagging/ https://www.gunungbagging.com/raksa/)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Raksa merupakan titik tertinggi Pulau Panaitan yang berlokasi di lepas pantai barat daya Jawa yang terpencil di Taman Nasional Ujung Kulon. Gunung Raksa hanya memiliki ketinggian 329 mdpl.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Senin, 23 September 2024, gunung ini termasuk dalam bagian taman nasional karena kualitas pendakian dan hutannya. Di kawasan gunungnya juga terdapat daya tarik arkeologi dan lokasinya termasuk unik di Pulau Panaitan.

Masih banyak hal mengenai Gunung Reksa selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Raksa yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber. 

1. Titik Awal Pendakian

Titik awal pendakian adalah Citambuyung, sebuah teluk kecil di garis pantai tenggara puncak. Ada tempat perlindungan terbengkalai di samping sungai kecil, yang menandai awal rute.

Penentuan rute menuju puncak dibantu oleh penanda merah dan putih bernomor dan tanda api yang diukir di batang pohon. Namun, gunung ini jarang didaki dan hutan tumbuh kembali dengan cepat di sepanjang jalan setapak terutama di bagian bawah rute, yang mengikuti aliran sungai sejauh sekitar 1 kilometer

Parang sangat penting untuk memotong rotan dan rintangan botani lainnya saat perjalanan. Jika jalur baru saja dibersihkan, dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mencapai puncak gunung. Untuk itu memang sebaiknya menggunakan jasa pemandu gunung. Navigasi dan penentuan rute yang tepat sangat diperlukan.  

 


2. Habitat dan Satwa Unik di Pulau Panaitan

Gunung Raksa di Pulau Panaitan Taman Nasional Komodo. (Dok: Gunung Bagging/ https://www.gunungbagging.com/raksa/)

Pendakian ini berada di lingkungan yang masih asli yang dinilai sebagai salah satu harta ekologi terbesar di Jawa. Tidak ada sampah di jalan setapak, sehingga sebaknyai tetap dijagalah seperti itu.

Raksa merupakan titik tertinggi di Pulau Panaitan dan mudah dikenali secara visual dari laut. Pulau Panaitan memiliki satwa liar dan hutan yang luar biasa. 

Bukit-bukit di Panaitan diselimuti oleh hutan dan berbagai macam hewan liar, seperti rusa, babi hutan, monyet, ular piton dan burung-burung. Beberapa jenis buaya air tawar dan kadal raksasa juga bisa ditemui di sini. Karena itu dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Panaitan juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bersama dengan Pulau Peucang, dan Pulau Handeuleum.

3.  Telah Diteliti Sejak Zaman Belanda

Frederick Wilhelm Junghuhn, ahli botani asal Jerman merupakan seorang ilmuwan yang berpengaruh pada masanya. Ia mendatangi Pulau Panaitan dan menemukan vegetasi flora dan fauna yang beragam hingga membuat ilmuwan lainnya dari Eropa mengunjungi Pulau Panaitan di Taman Nasional Komodo.

 


4. Terlihat dari Pulau Peucang

Gunung Reksa merupakan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon. (Dok: https://www.gunungbagging.com/raksa/)

Bagi mereka yang ingin melihat Gunung Raksa dari tempat lain, tempat terbaik mungkin adalah Karang Copong di Pulau Peucang. Pulau Peucang juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bersama dengan Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum.

Dibutuhkan sekitar satu jam untuk mendaki dari dermaga di seberang Pulau Peucang ke sebuah tanjung indah yang menghadap ke laut ke arah Pulau Panaitan dan ujung Jawa itu sendiri.Mengutip dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pantai di Pulau Peucang memiliki karakteristik yang khas pasir putih dan hamparan yang luas.

Obyek Wisata Alam yang dinikmati di pulau ini antara tracking ke karang copong, berenang, snorkeling, dan menyelam. WildlifeViewing dapat dinikmati dengan menyebrang ke Padang Pengembalan Cidaon yang memakan waktu sekitar 15 menit menggunakan boat kecil yang berkapasitas enam orang.

Di Cidaon wisatawan dapat mengamati atraksi satwa seperti banteng, merak, rusa, dan babi hutan. Selain itu juga bisa melihat situs sejarah peninggalan kolonial belanda berupa menara mercusuar serta bekas pembangunan dermaga di tanjung layar dan Cibom.


5. Jejak Hindu-Budha dengan Patung Arca

Gunung Raksa di Pulau Panaitan merupakan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon. (Dok: https://www.gunungbagging.com/raksa/)

Hutan lebat memperlambat pendakian hingga membutuhkan waktu lebih dari tiga jam untuk mencapai puncak dan menemukan patung-patung peninggalan zaman kuno. Dengan ditemukannya arca berupa Ganesha dan Siwa di puncak Gunung Raksa para ahli menyimpulkan bahwa tempat itu menjadi tempat penyebaran agama Hindu-Budha.

Arca tersebut diperkirakan dari abad pertama Masehi. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa arca tersebut berasal dari periode awal Hindu-Buddha Nusantara yang terpengaruh oleh unsur budaya Dinasti Gupta India pada abad ke-7 Masehi. 

6. Akses Menuju Gunung Raksa

Untuk penerbangan domestik dari atau ke Banten, Anda bisa menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta. Sementara untuk mencapai Pulau Panaitan, perahu dapat disewa dari Carita, Labuan, Tanjung Lesung, atau Sumur.

Speedboat dari Carita dapat mencapai dermaga Legon Butun di Panaitan dalam waktu kurang dari tiga jam. Perahu tradisional Indonesia yang tanpa baling-baling mesin akan memakan waktu lebih lama.

 

Infografis Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru Meletus. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya