Puluhan Tahun Sholat, Sudah Tahu Tujuannya Apa? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Sudah bertahun-tahun jalani sholat, sudah tahu apa tujuannya? Bagimana konsepnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2024, 13:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang telah menjalani sholat selama berpuluh-puluh tahun, namun masih ada kemungkinan mereka belum sepenuhnya memahami tujuan sebenarnya dari sholat.

Sholat bukan sekadar rutinitas harian atau kewajiban formal, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, serta menanamkan rasa ketenangan dan kebersyukuran dalam hati.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu ceramahnya yang disiarkan melalui kanal YouTube @Hasanahislam27, mengajukan pertanyaan mendasar kepada para jamaah, “Kenapa kita sholat?”

Menurutnya, meskipun banyak umat Islam telah melaksanakan sholat selama bertahun-tahun, tidak sedikit yang masih belum memahami dengan jelas tujuan sholat.

UAH menegaskan bahwa sholat adalah salah satu bentuk pengabdian tertinggi seorang hamba kepada Allah. "Lho, udah puluhan tahun sholat, gak tahu kenapa harus sholat?" tanya UAH kepada jamaahnya.

Menurut UAH, jawabannya adalah bahwa sholat merupakan cara untuk membuktikan keimanan kepada Allah dan merupakan bentuk hubungan langsung seorang muslim dengan Sang Pencipta, yang disebut sebagai hablum minallah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Intinya pada 2 Konsep Ini

Ilustrasi sholat Jumat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam ajaran Islam, konsep hablum minallah atau hubungan vertikal dengan Allah sangatlah penting. UAH menjelaskan bahwa melalui sholat, seorang muslim menunjukkan ketundukan dan ketaatan kepada Allah.

"Sholat itu untuk membuktikan keimanan kita kepada Allah. Itu hablum minallah," jelas UAH. Sholat menjadi cara utama umat Islam untuk menjaga hubungan mereka dengan Allah.

Namun, UAH juga menekankan bahwa ajaran Islam tidak hanya mengatur hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga hubungan horizontal dengan sesama makhluk.

"Sedangkan dalam Islam, konsepnya hablum minallah dan hablum minannas," lanjut UAH. Hubungan antar manusia atau bahkan dengan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan juga diatur dalam ajaran agama.

Setelah seorang muslim menyelesaikan sholatnya dan mengucapkan salam, maka hubungan dengan Allah untuk sementara selesai, kata UAH. Tetapi tugas seorang muslim tidak berhenti di situ.

"Selesai kita begitu salam, selesai dengan Allah, lalu apa kaitan dengan manusia?" tanya UAH. Dari sini, UAH membawa pembahasan lebih dalam ke bagaimana Islam mengatur hubungan sosial setelah melaksanakan sholat.

Mengutip Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 45, UAH menjelaskan bahwa tujuan sholat bukan hanya menjaga hubungan dengan Allah, tetapi juga mencegah perbuatan keji dan mungkar.

"Maka munculah Quran surah ke-29 ayat ke-45," ujar UAH, mengingatkan bahwa sholat seharusnya berpengaruh pada perilaku sehari-hari seorang muslim.


Sholat Cegah Perbuatan Keji dan Mungkar

Ilustrasi sholat (Photo by Thirdman from Pexels)

Dalam surat Al-Ankabut ayat 45 tersebut, Allah berfirman bahwa sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar. UAH menegaskan bahwa seorang muslim yang sholat dengan benar akan terlihat dari perilakunya yang baik, tidak hanya saat beribadah, tetapi juga dalam interaksi sosialnya. Sholat yang benar, kata UAH, akan membawa dampak positif bagi kehidupan sehari-hari.

"Kalau sholatnya benar, harusnya tidak ada perbuatan keji dan mungkar," tegas UAH.

Ia mengingatkan bahwa tujuan utama dari sholat adalah untuk menjaga akhlak dan mencegah seseorang dari perbuatan buruk. Jika setelah sholat seseorang masih melakukan perbuatan buruk, maka sholatnya perlu dievaluasi.

Selain itu, UAH menjelaskan bahwa sholat juga merupakan sarana introspeksi diri. "Sholat itu harus membuat kita jadi lebih baik. Kalau masih berbuat buruk, berarti ada yang salah dengan sholat kita," lanjutnya.

Sholat seharusnya menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Lebih lanjut, UAH juga menyebut bahwa sholat mengajarkan kedisiplinan dan tanggung jawab. "Sholat itu melatih kita disiplin, lima kali sehari, tepat waktu," kata UAH.

Disiplin yang diajarkan dalam sholat seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan maupun dalam hubungan dengan orang lain.

Tidak hanya itu, UAH menekankan bahwa sholat juga mengajarkan kebersamaan dan persaudaraan, terutama ketika sholat berjamaah. "Sholat berjamaah itu mempererat ukhuwah, persaudaraan sesama muslim," katanya.

Dalam sholat berjamaah, semua orang berdiri dalam satu barisan, tanpa membedakan status sosial, dan ini mencerminkan kesetaraan di hadapan Allah.

Menutup ceramahnya, UAH mengingatkan kembali pentingnya memahami esensi dari sholat. "Jangan hanya sekadar melaksanakan kewajiban, tapi pahami maknanya," ujarnya.

Dengan memahami tujuan sholat, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka.

UAH berharap agar setiap muslim dapat menjadikan sholat sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan menjaga hubungan dengan Allah serta sesama makhluk. "Sholat itu bukan hanya ibadah fisik, tapi juga ibadah hati dan akhlak," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya