7 Etika Saat Naik Kereta di Jepang, Nomor Terakhir Kerap Diabaikan Orangtua di Indonesia

Sebenarnya, etika naik kereta di Jepang bisa direplikasi di Indonesia, apalagi gerbong kereta di Indonesia banyak yang mengimpor dari Jepang.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Sep 2024, 07:01 WIB
Penumpang menunggu kereta peluru Shinkansen di stasiun kereta Shin-Yokohama di Yokohama, Prefektur Kanagawa (22/7/2020). Kampanye "Go To Travel" menawarkan subsidi dan diskon untuk pelancong dalam menghidupkan industri pariwisata domestik yang dilanda pandemi COVID-19. (AFP Photo/Kazuhiro Nogi)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan kereta api di Jepang banyak diandalkan tak hanya oleh penduduk, tetapi juga oleh wisatawan asing lantaran bisa dipercaya, efisien, dan relatif aman. Namun, banyak wisatawan tak menyadari ada sederet etika yang harus dihormati.

Dengan banyaknya kunjungan wisatawan asing ke Jepang, hal itu tidak hanya berdampak pada pemasukan tetapi juga menimbulkan frustrasi bagi warga lokal. Pasalnya, wisatawan asing dianggap tidak tahu sopan santun sehingga perlu diedukasi lebih masif. Mengutip blog.gaijinpot.com, Senin, 23 September 2024, setidaknya ada tujuh etika naik kereta yang harus diperhatikan wisatawan saat di Jepang, terdiri dari:

1. Berbicara di Dalam Kereta

Salah satu keunikan dari naik kereta di Jepang adalah atmosfer heningnya. Kebanyakan orang tetap diam saat membaca, melihat ponsel, atau mendengarkan musik via headphone. Berbicara diperbolehkan sebenarnya dan banyak orang yang mengobrol dengan teman seperjalanannya. Tapi, Anda harus perhatikan volume suara agar tidak sampai mengganggu sekeliling.

Meski tidak benar-benar dilarang, mengobrol lama-lama via telepon selama perjalanan dengan kereta dipandang sangat tak sopan oleh warga Jepang. Bila Anda mendapat panggilan penting, segeralah menjawabnya dengan singkat dan jelaskan bila Anda akan menelepon yang bersangkutan bila sudah turun dari kereta.

2. Makan di Kereta

Di kereta perkotaan dan lokal, makan sambil naik kereta umumnya dianggap tidak sopan. Kebanyakan orang menahan diri untuk tidak makan di dalam kereta karena selalu ada kemungkinan makanan tumpah, dan jika makanan tersebut berbau menyengat, akan mengganggu penumpang lain. Minuman di kereta kebanyakan hanya sebatas air putih dan teh. Namun, di malam hari dan khususnya di akhir pekan, Anda mungkin sesekali melihat beberapa orang meminum alkohol dalam kaleng kecil di kereta.

Makan dan minum diperbolehkan di kereta Shinkansen. Banyak orang berhenti di toko serba ada untuk membeli makanan selama perjalanan, dan banyak stasiun juga menjual ekiben atau bento, untuk penumpang Shinkansen. Bawa sampah Anda dan pilih makanan yang baunya tidak menyengat.


3. Etika Turun Naik Kereta

Ilustrasi kereta api di Jepang (dok.unsplash/ Robby McCullough)

Pertama, penumpang yang akan naik kereta harus menunggu di kedua sisi pintu dan mempersilakan orang lain keluar dari kereta sebelum masuk. Jangan terburu-buru untuk mengambil tempat duduk. Begitu pula jika diperlukan, jangan takut untuk turun sebentar dari kereta agar penumpang lain bisa keluar atau naik lalu masuk kembali.

Gunakan hanya satu tempat duduk, dan jangan merentangkan kaki ke samping atau ke depan. Letakkan tas Anda di pangkuan atau di rak atas, dan pastikan ruang di sebelah Anda terbuka untuk penumpang lain.

Jika Anda sedang berdiri dan memakai tas punggung, sebaiknya letakkan di depan Anda agar tidak menabrak penumpang di belakang Anda. Saat membawa payung, dekatkan dengan Anda dan pastikan tidak menghalangi penumpang lain serta jangan digantung atau diayunkan pada tali tangan.

4. Etiket Bagasi di Jepang

Jika Anda naik kereta dengan membawa barang bawaan, usahakan meletakkannya di rak bagasi di atas kepala. Namun jika tidak mampu, jaga agar barang bawaan Anda tidak berpindah-pindah dan usahakan tidak menghalangi lorong atau pintu. Sebaiknya hindari juga waktu sibuk kereta jika Anda bepergian dengan barang bawaan besar (jika bisa).

 


Perhatikan Aturan Pakai Ruang Bagasi di Shinkansen

Berpose layaknya model di kereta, beauty content creator ini tampil modis dengan floral dress, cape, boots, dan kacamata hitam. [Foto: IG/tasyafarasya].

Di Shinkansen, ruang bagasinya lebih banyak, namun dengan aturan tambahan. Terdapat ruang untuk bagasi berukuran besar tepat di belakang deretan kursi di setiap gerbong. Pada gerbong dengan tempat duduk yang telah dipesan, penggunaan ruang ini juga memerlukan reservasi. Jadi jika Anda menaruh barang bawaan di ruang ini tanpa reservasi, kemungkinan besar Anda akan menggunakan ruang yang telah dibayar orang lain.

5. Etika di Gerbong Khusus Wanita

Kereta api di sebagian besar kota memiliki gerbong yang diperuntukkan khusus untuk wanita. Gerbong-gerbong ini ditandai dengan jelas dengan tanda-tanda yang biasanya berwarna merah muda, dan bertuliskan 'khusus wanita'.

Posisi gerbong kereta ini berbeda-beda. Di Tokyo dan wilayah Kanto, gerbong ini cenderung menjadi gerbong kereta pertama dan terakhir. Di Kansai, gerbong khusus wanita biasanya berada di tengah-tengah.

Selain itu, gerbong-gerbong ini diperuntukkan khusus bagi wanita hanya pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, seperti jam sibuk. Waktunya ditandai pada tanda, dan di luar waktu tersebut, siapa pun dapat menempati gerbong tersebut.

Namun, kebanyakan pria cenderung menghindarinya bahkan di luar jam kerja khusus wanita. Jika Anda seorang pria dan tidak sengaja memasuki gerbong khusus wanita, Anda tidak perlu keluar; cukup pindah ke gerbong berikutnya di kereta.


6. Etika Penggunaan Kursi Prioritas

Ilustrasi stasiun kereta di Jepang. (dok. unsplash/Carina Sze)

Kursi yang diprioritaskan adalah lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, dan orang tua dengan anak kecil. Penumpang lain dapat duduk di kursi ini jika tidak ada orang lain yang membutuhkannya. Namun, bersiaplah untuk menyerahkan kursi Anda jika seseorang melakukannya.

Kursi-kursi ini memiliki warna berbeda dan memiliki tanda yang jelas di jendela dan platform. Meskipun demikian, beberapa orang memang mempunyai penyakit yang tidak terlihat atau penyakit dalam. Beberapa orang hanya perlu duduk. Jangan merasa bersalah atau merasa perlu menjelaskan diri sendiri jika Anda benar-benar membutuhkan tempat duduk tersebut.

7. Bepergian dengan Anak-anak

Secara umum diterima bahwa anak-anak membuat keributan, dan bayi mungkin menangis. Penumpang lain tidak akan keberatan dengan anak-anak yang berisik (terlalu banyak). Jika anak Anda ingin berdiri di kursi untuk melihat ke luar jendela, lepas sepatunya terlebih dahulu. Orangtua yang menggunakan kereta dorong bayi harus berusaha untuk tidak menghalangi lorong. 

Begini jalur kereta api di seluruh Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya