Dirjen Bimas Hindu: Gusmen Tempatkan Kemenag Moderat dan Inklusif

Sejak dipimpin oleh Gusmen, wajah Kemenag dinilai lebih inklusif dan moderat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 23 Sep 2024, 19:44 WIB
Peluncuran Pasraman Sebagai Pusat Penguatan Karakter Berbasis Moderasi Agama yang dilangsungkan di Pura Aditya Jaya, Jl. Daksinapati Raya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin 23 September 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag), Prof. I Nengah Dija menyebutkan bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau akrab disapa Gusmen telah menempatkan institusinya lebih moderat dan inklusif.

Hal itu disampaikannya sesaat setelah peluncuran Pasraman Sebagai Pusat Penguatan Karakter Berbasis Moderasi Agama yang dilangsungkan di Pura Aditya Jaya, Jl. Daksinapati Raya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin 23 September 2024.

"Sejak dipimpin oleh Gusmen, wajah Kemenag lebih inklusif dan moderat. Dan moderasi ini jualah yang menjadi tema sentral Kemenag yang tidak hanya eksklusif melayani satu umat saja, tetapi untuk memberikan layanan keagamaan untuk seluruh umat beragama di Indonesia. Dan hal itu dibuktikan tidak hanya berhenti pada gebrakan saja, tetapi juga kebijakan yang kita rasakan," kata Nengah seperti dikutip dari siaran pers, Senin (23/9/2024).

Ia melanjutkan, termasuk dalam mendorong Pasraman ini sebagai instrumen pendidikan formal dan non formal yang dipunyai oleh umat Hindu yang semirip dengan pendidikan di pondok pesantren.

"Ya, Gusmen turut mendorong Pasraman ini juga agar lebih inklusif dan moderat. Tidak hanya itu, bahkan sampai model kurikulum yang diterapkan di Pasraman ini juga menjadi agenda strategis di Kementerian Agama. Dan barangkali kita harus banyak belajar dari Nahdlatul Ulama, yang telah lama merintis, membangun dan mengembangkan pondok pesantren. Dan kita patut berterima kasih kepada Nahdlatul Ulama yang telah membersamai kita untuk membangun dan mengembangkan moderasi beragama di Indonesia," ulasnya.


Tantangan Pendidikan Karakter

Saat ditanya tentang tantangan pendidikan karakter kalangan GEN Z saat ini, menurutnya tidak hanya dipasrahkan pada institusi pendidikan formal maupun informal.

"Ya ini arus besar digitalisasi dan informasi memang telah membawa perubahan, tidak hanya sisi positifnya, tetapi juga menyertakan unsur negatifnya. Nah, untuk mencegah unsur negatifnya, saya rasa perlu kolaborasi semua pihak. Tidak hanya institusi negara saja, tetapi unsur masyarakat terlebih kalangan agamawan. Intinya semua pihak harus berkolaborasi dan mengambil inisiatif," tukasnya.

Di kesempatan itu, I Nengah Dija hadir mewakili Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki yang berhalangan hadir oleh sebab harus menghadiri RDP dengan Komisi VIII DPR RI.

Turut hadir di kegiatan peluncuran itu antara lain, Direktur Pendidikan Hindu Dirjen Bimas Hindu Trimo dan jajarannya. Setelah kegiatan peluncuran, kegiatan dilanjutkan dengan Dialog Membangun Karakter Berbasis Moderasi Agama dengan narasumber antara lain tokoh NU, KH. Firdaus Thurmuji, Trimo, Tenaga Ahli DPR RI Komisi VIII Anwar Sjani, dan aktivis NU Hasbyallah.

Mobil Kepresidenan di Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya