Liputan6.com, Yogyakarta - Belum banyak masyarakat yang mengetahui jika mengatasi keluhan psikologis dan gangguan emosi bisa dengan terapi pendukung hipnoterapi klinis. Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Kwartarini Wahyu Yuniarti mengatakan neurosains merupakan bidang studi yang mempelajari soal sistem saraf atau sistem neuron dengan pendekatan multidisiplin, salah satunya adalah psikologi.
“Kajian neurosains penting dikembangkan dalam riset hipnoterapi klinis untuk menjelaskan respon neurologis dan fisiologis yang terjadi akibat dari intervensi yang diberikan,” kata Kwartarini dalam lokakarya bertajuk “Transpersonal and Clinical Hypnosis” di di Ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM, Jumat 13 September 2024.
Ia mengatakan riset yang dilakukan sejak 2019 lalu menghasilkan bahwa penggunaan hipnosis dalam terapi mengakibatkan perubahan yang cepat pada kasus berhenti merokok. Selain melalui hipnosis ini dapat berpengaruh dalam terapi terhadap fobia spesifik melalui memory reconstruction. “Perubahan positif pada subyek penelitian ini meyakini saya kalau hipnoterapi klinis dapat dimanfaatkan secara maksimal,” jelasnya.
Baca Juga
Advertisement
Fakultas Psikologi UGM bersama Kelompok Penelitian Hypnotic Guided Imagery and Transpersonal Research Studio (HGI Studio) menggelar workshop ini dengan peserta dari berbagai latar belakang dan profesi seperti mahasiswa, psikolog, pekerja, dan masyarakat umum yang tertarik untuk mengenal lebih lanjut mengenai kegiatan hipnoterapi dan implementasinya dalam praktik psikologi modern.
Kwartarini mengajak para peserta mengenali kekuatan dalam diri dan meminta untuk mengikuti arahannya seperti menarik dan mengeluarkan napas, kemudian berkonsentrasi penuh. Kwartarini menegaskan pentingnya untuk menerima diri sendiri. “Rasa berterima dan kasih sayang amat penting. Anda tidak dapat menyayangi tanpa mulai menerima,” pesannya tentang hipnoterapi klinis untuk terapi pendukung gangguan emosi.