Liputan6.com, Yogyakarta - Tujuh orang dosen berhasil mengharumkan nama Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah menjadi bagian dari World’s Top 2 Percent Scientist 2024 atau ilmuwan paling berpengaruh di dunia yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier. Susunan peringkat World’s Top 2 persen Scientists 2024 adalah sistem perangkingan ilmiah berdasarkan analisis dampak sitasi di berbagai bidang keilmuan dari database Scopus.
Lembaga tersebut secara rutin memilih 100.000 ilmuwan dari keseluruhan ilmuwan global yang berkiprah di berbagai Lembaga akademik dunia. Para ilmuwan ini berpengaruh di dunia berdasarkan hasil riset dan dampak sitasi karya ilmiah dalam dunia akademik, atau yang paling banyak dikutip maupun jadi rujukan.
Ketujuh dosen UGM tersebut adalah Abdul Rohman dari Fakultas Farmasi, Muh Aris Marfai dari Fakultas Geografi, Ahmad Maryudi dari Fakultas Kehutanan, Ganjar Alfian dari Sekolah Vokasi, Eka Noviana dari Fakultas Farmasi, Muhammad Akhsin Muflikhun dari Fakultas Teknik, dan Jumina dari Fakultas dari FMIPA UGM.
Baca Juga
Advertisement
Aris Marfai dari Fakultas Geografi bersyukur menjadi bagian dari 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia. Menurutnya, prestasi ini sebagai bentuk refleksi sekaligus memotivasi agar lebih banyak memberikan kontribusi dalam riset dan pengabdian kepada masyarakat. “Tentu hal ini dapat digunakan untuk refleksi dan motivasi bagi kita dalam memberikan kontribusi dan pengabdian pada masyarakat luas melalui pemanfaatan dan pengembangan bidang keilmuan,” kata Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) itu, Minggu 22 September 2024.
Lebih lanjut Aris Marfai mengaku selama ini lebih banyak melakukan publikasi di bidang ilmu geografi terutama terkait geomorfologi, kebencanaan, informasi geospasial dan kepesisiran. “Lebih dari 300 publikasi yang telah dihasilkan selama ini, baik berupa jurnal internasional, jurnal nasional, buku, buku chapter, buku ajar, dan prosiding seminar,” kayanya.
Aris menjelaskan dari hasil penelusuran google scholar, ada 15 publikasi teratas berupa jurnal internasional bereputasi atas dengan data disitasi antara 150-250 kutipan tiap publikasi. Hasil ini menurutnya adalah dedikasi dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan untuk manfaat yang lebih luas. “Dari data google scholar total kutipan dari seluruh publikasi kami mencapai 5713. Sebagian besar disitasi oleh publikasi lain di luar negeri,” jelasnya.
Sementara itu, Eka Noviana satu-satunya perempuan dari 7 dosen UGM yang masuk daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia mengaku tidak menyangka ada namanya di daftar tersebut. Terlebih ia baru saja memulai karirnya sebagai seorang peneliti. “Suatu kehormatan bagi saya bisa masuk dalam list tersebut. Sebagai early career researcher, saya pribadi merasa masih sangat jauh dari figur peneliti berpengaruh. Semoga kedepannya saya bisa terus berkembang menuju kesana,” katanya merendah.
Eka mengaku sebagian besar publikasinya terkait pengembangan alat uji berbasis kertas untuk pengujian atau diagnostik cepat yang rendah biaya dan dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna. Dari risetnya tersebut, ia mendapat 1.615 sitasi dari publikasi peneliti lain. “Sitasi banyak berasal dari luar negeri karena bidang paper-based analytical devices ini banyak digeluti oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara seperti Brazil, Italia, Thailand, Jepang,” katanya.
Sedangkan Ganjar Alfian yang banyak mepublikasikan soal penerapan dari kecerdasan artifisial dan Internet of Things (IoT) untuk bidang manufaktur, kesehatan, rantai pasok, dan transportasi. Berdasarkan data dari Scopus, hingga saat ini terdapat total 1903 sitasi yang membuatnya masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia. “Artikel yang paling banyak disitasi berkaitan dengan bidang kecerdasan artifisial terapan dan Internet of Things. Selain itu, hampir semua artikel yang telah dipublikasikan disitasi oleh penulis yang berafiliasi dengan institusi luar negeri,” katanya.
Ganjar berharap pencapaian ini semakin memotivasi dirinya untuk terus melakukan lebih banyak penelitian terapan dan menghasilkan publikasi yang sejalan dengan visi Sekolah Vokasi UGM. “Harapannya, hasil-hasil tersebut dapat langsung diaplikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” tegasnya.