Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia mencapai USD 23,56 miliar atau setara dengan Rp 357,9 triliun pada Agustus 2024. Angka ekspor ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2022.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Hasibuan, menyatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan yang tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
Advertisement
"Ekspor Indonesia pada Agustus 2024 yang tercatat sebesar USD 23,56 miliar adalah nilai terbesar sejak akhir Desember 2022," kata Bara dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (23/9/2024).
Pada Juli 2024, Kemendag mencatat nilai ekspor Indonesia sebesar USD 22,24 miliar, yang berarti ada peningkatan sekitar USD 1,32 miliar hingga Agustus 2024.
Angka ekspor ini naik 5,97 persen secara bulanan (month-to-month) dan 7,13 persen secara tahunan dibandingkan Agustus 2023.
Ekspor Non-Migas
Capaian positif ini didorong oleh peningkatan ekspor non-migas yang naik 7,43 persen, meskipun ekspor migas terkontraksi sebesar 15,41 persen dibandingkan Juli 2024.
Selain itu, surplus neraca perdagangan juga meningkat pada Agustus 2024 menjadi USD 2,9 miliar, naik dari USD 500 juta pada bulan sebelumnya.
"Peningkatan kinerja ekspor Agustus 2024 secara signifikan ini berkontribusi pada surplus neraca perdagangan Indonesia. Kami berharap ekspor Indonesia terus meningkat," ujar Bara.
Data BPS
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat nilai ekspor Agustus 2024 mencapai USD 23,56 miliar, mengalami peningkatan sebesar 5,97 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Pada Agustus 2024, nilai ekspor mencapai USD 23,56 miliar atau naik 5,97 persen dibandingkan Juli 2024," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, dalam rilis BPS Ekspor-Impor periode Agustus, Selasa (17/9/2024).
Untuk rinciannya, ekspor migas tercatat sebesar USD 1,20 miliar, turun 15,41 persen, sementara ekspor non-migas naik sebesar 7,43 persen menjadi USD 22,36 miliar.
Andil Ekspor
Peningkatan ekspor Agustus 2024 secara bulanan terutama didorong oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15) yang naik 24,50 persen dengan andil 2,12 persen.
Selain itu, ekspor bijih logam, terak, dan abu (HS 26) meningkat 47,23 persen dengan andil 1,50 persen, dan mesin serta perlengkapan elektrik (HS 85) naik 12,54 persen dengan andil 0,73 persen.
Di sisi lain, penurunan ekspor migas terutama disebabkan oleh turunnya ekspor gas dengan andil negatif 0,68 persen. Secara tahunan, ekspor pada Agustus 2024 mengalami peningkatan sebesar 7,13 persen.
"Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama pada logam mulia, perhiasan, dan permata (HS 71), bahan bakar mineral (HS 27), serta mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85)," pungkas Pudji.
Advertisement