Cathay Pacific Larang Terbang 2 Penumpang Seumur Hidup karena Perkara Sandaran Kursi Berujung Penghinaan Rasial

Dua penumpang Cathay Pacific berulah setelah penumpang yang duduk di kursi depan mereka tak mau menaikkan sandaran kursi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Sep 2024, 08:01 WIB
Ilustrasi dalam pesawat. (dok. Suhyeon Choi/Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan yang berbasis di Hong Kong, Cathay Pacific, melarang dua penumpang menggunakan layanan penerbangannya seumur hidup. Masalah itu dipicu perdebatan mengenai etika merebahkan sandaran kursi pesawat yang berubah menjadi penghinaan rasial.

Mengutip CNN, Selasa (24/9/2024), insiden itu terjadi selama penerbangan dari Hong Kong ke London pada 17 September 2024. Seorang penumpang asal China daratan membagikan pengalamannya dalam sebuah video yang diunggah di Xiaohongshu, aplikasi mirip Instagram versi Tiongkok.

"Perempuan yang duduk di belakang saya meminta saya untuk menaikkan tempat duduk saya karena menghalangi pandangan suaminya ke TV. Saya menolak dengan sopan, dan dia mulai merentangkan kakinya ke sandaran tangan saya, menendang lengan saya dan memaki saya seperti orang gila," katanya.

Seorang pramugari berusaha menengahi dengan menyarankan wanita tersebut menaikkan tempat duduknya, namun dia kembali menolak. Situasi pun memanas. "Ketika (penumpang perempuan) menyadari bahwa bahasa Kanton saya tidak terlalu bagus, dia mulai melontarkan komentar-komentar buruk, menyebut saya 'gadis Daratan' dan hal-hal yang menghina lainnya," sambung perempuan itu.

Orang-orang dari Hong Kong kebanyakan berbicara bahasa Kanton, sedangkan orang China daratan kebanyakan berbicara bahasa Mandarin.

"Saat saya mulai merekam, suaminya di belakang saya bahkan memasukkan tangannya ke sandaran tangan saya dan mulai menggoyangkannya seperti orang gila. Saya merasa ruang pribadi saya telah dilanggar sepenuhnya," tambah wanita tersebut.

 


Penumpang Keluhkan Sikap Awak Kabin

Ilustrasi suasana kabin pesawat yang penuh penumpang. (dok. Pexels/Dinny Mutiah)

Penumpang lain mencoba menengahi situasi. Dalam cuplikan kejadian yang diunggah oleh wanita tersebut, terdengar suara wanita dalam bahasa Mandarin, "Kamu sudah cukup dewasa — mengapa kamu menindas seorang gadis muda?"

Penumpang lain ikut berteriak dalam bahasa Kanton, "Anda mempermalukan kami warga Hong Kong!". "Berhentilah mengatakan bahwa Anda dari Hong Kong!" bela penumpang lain.

"Setelah beberapa penumpang membela saya, pramugari akhirnya mengatakan saya boleh berpindah tempat duduk. Saya merasa ini tidak masuk akal—bagaimana jika tidak ada yang mendukung saya? Akankah aku dibiarkan menghadapinya sendirian?" kata penumpang itu.

"Sebagai maskapai penerbangan besar, bukankah Cathay seharusnya tahu cara menangani perselisihan seperti itu? Bukankah memperlakukan penumpang secara berbeda akan menimbulkan konsekuensi?"

Pihak maskapai merespons insiden itu dengan pernyataan yang dirilis pada Sabtu, 21 September 2024. Cathay Pacific mengatakan pihaknya ingin 'meminta maaf dengan tulus' atas 'pengalaman yang tidak menyenangkan' tersebut.

"Kami menerapkan kebijakan tanpa toleransi terhadap perilaku apa pun yang melanggar peraturan keselamatan penerbangan atau tidak menghormati hak pelanggan lain," kata maskapai tersebut. "Kami akan menolak perjalanan di masa depan pada penerbangan Cathay Group apa pun ke dua pelanggan yang terlibat dalam insiden ini."


Soroti Ketegangan Hubungan Warga China Daratan dan Penduduk Hong Kong

Pesawat Airbus A350 yang dioperasikan maskapaai asal Hong Kong, Cathay Pacific. (dok. Charly TRIBALLEAU / AFP)

Walau insiden itu diawali soal etika merebahkan kursi, ada konflik lain yang disorot, yakni soal ketegangan antara orang-orang China daratan dan warga Hong Kong. Konflik itu dipicu oleh perbedaan pandangan politik dan identitas budaya, dan dipicu oleh perbedaan pandangan politik dan identitas budaya yang menyulut protes pro-demokrasi massal pada 2019 di Hong Kong.

Tak ingin berlarut-larut, perempuan yang mengeluh itu kemudian mengunggah video lanjutan. Ia menyatakan insiden itu adalah 'kasus yang terisolasi dan masalah pribadi; tidak perlu dibesar-besarkan'. "Baik di pesawat atau online, banyak warga Hong Kong yang datang membantu dan mendukung saya. Masih banyak orang baik di dunia ini!" dia menambahkan.

Namun, sejarah mencatat bahwa Cathay pernah terlibat konflik dengan otoritas China daratan, beberapa waktu lalu. Beberapa stafnya ikut serta dalam protes pada  2019, yang memicu reaksi keras dari pemerintah Tiongkok, dan ini bukan insiden pertama yang melibatkan dugaan diskriminasi anti-Tiongkok di dalam penerbangan Cathay.

Pada Mei 2023, maskapai penerbangan tersebut mengatakan telah memecat tiga awak kabin setelah seorang penumpang dari Tiongkok daratan mengeluhkan diskriminasi. Dalam pernyataan yang mengumumkan pemecatan tersebut, CEO Cathay Pacific Ronald Lam mengatakan dia secara pribadi akan memimpin satuan tugas untuk meningkatkan layanan dan menghindari insiden serupa di masa depan.


Etika Merebahkan Kursi Penumpang

Anak perusahaan Delta Air Lines, Delta Flight Products memperkenalkan opsi kursi kabin baru bagi pengguna kursi roda untuk penumpang pesawat.. Foto: All4all/Wheel Chair Travel

Merebahkan  kursi ke belakang selama melakukan perjalanan mungkin bisa memberikan kenyamanan bagi Anda, namun bagaimana dengan orang di belakang? Apakah tindakan tersebut cukup layak untuk dilakukan?

Dilansir dari Travel+Leisure, Senin, 17 Februari 2020, CEO Delta Ed Bastian mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC, bahwa semua penumpang berhak untuk menggunakan fitur kursi yang bisa dibaringkan tersebut. Namun, perlu memerhatikan kondisi sekelilingnya apakah baik atau tidak untuk dilakukan.

Pasalnya, merebahkan kursi merupakan tindakan yang bisa mengurangi jumlah ruang yang tersedia untuk orang di belakangnya. Bahkan, hal itu bisa jadi hal mengganggu seseorang untuk beraktivitas normal, seperti menonton, mengerjakan tugas, atau bekerja menggunakan laptopnya.

Sama halnya dengan Bastian, seorang penasihat bisnis di bidang lifestyle dan etika dan pramugari di maskapai Continental Airlines, Elaine Swann pun setuju untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum merebahkan kursi. Sementara bagi yang merasa terganggu, ia menyarankan untuk menepuk dengan lembut bahu penumpang di depannya.

"Saya tidak yakin apakah Anda sadar atau tidak, tetapi kursi Anda mengenai saya. Maukah Anda memajukannya sedikit saja?" kata Swann.

Gunakan kalimat tersebut untuk memberi tahu mereka bahwa Anda tidak tahu apakah mereka sengaja melakukannya. Tetapi jika hal tersebut tidak berhasil, Anda bisa pindah ke kursi lain jika masih ada ruang atau coba tanyakan kembali dengan sesopan mungkin tetapi lebih tegas.

Jika usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil, datangilah pramugari dan minta tolong pada mereka. Tetapi, jangan sampai membuat ricuh keadaan sekitar.

Infografis Strategi Tekan Harga Tiket Pesawat (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya