Gempa 5,9 Skala Richter, Jepang Rilis Peringatan Tsunami untuk Penduduk di Pulau Terpencil

Badan Meteorologi Jepang menyatakan mencatat tsunami setinggi 50 sentimeter terjadi di Pulau Hachijo akibat gempa bawah laut tersebut.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Sep 2024, 09:33 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi

Liputan6.com, Jakarta - Jepang kembali dilanda gempa bumi yang memicu peringatan tsunami pada Selasa (24/9/2024) pagi. Gempa yang terjadi di lepas pantai Kepulauan Izu, sebuah kelompok pulau terpencil di selatan Tokyo, diyakini dipicu oleh aktivitas gunung berapi bawah laut.

Mengutip AFP, Selasa (24/9/2024), gempa berkekuatan 5,9 skala Richter, menurut pengukuran Survei Geologi AS, tidak terasa oleh penduduk daratan. Tidak ada pula kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan. Badan itu juga memperkirakan gelombang kecil akan terjadi di sepanjang pantai tenggara Pasifik, walau tidak menimbulkan bahaya signifikan.

Meski begitu, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah tersebut. JMA memprediksi gelombang tsunami setinggi 1 meter dapat terjadi di pesisir Kepulauan Izu dan Ogasawara.

Mereka mengatakan tsunami setinggi sekitar 50 sentimeter terdeteksi di Distrik Yaene di Pulau Hachijo, sekitar 30 menit setelah gempa. Tsunami yang lebih kecil telah terdeteksi di tiga pulau lainnya, yakni Kozushima, Miyakejima dan Izu Oshima, kata badan tersebut.

JMA menyatakan gempa lepas pantai terjadi sekitar 180 kilometer selatan Pulau Hachijo, yaitu sekitar 300 kilometer selatan Tokyo. Warga di pulau Hachijo mengatakan mereka tidak merasakan gempa dan hanya mendengar peringatan tsunami, kata televisi publik NHK Jepang.

Fumihiko Imamura, ahli seismologi Universitas Tohoku, meyakini tsunami yang terjadi pada pagi ini terkait dengan aktivitas gunung berapi bawah laut. Dia mengatakan tsunami yang lebih besar bisa terjadi lebih lambat dan mendesak warga pesisir untuk tetap waspada selama peringatan tersebut diberlakukan.


Jepang Rawan Gempa dan Tsunami

Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Sekitar 21.500 orang tinggal di pulau-pulau di kelompok Izu dan sekitar 2.500 orang di Kepulauan Ogasawara. Jepang terletak di “Cincin Api” Pasifik, sebuah garis patahan seismik yang mengelilingi Samudera Pasifik, dan merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa dan tsunami di dunia.

Pada Kamis, 8 Agustus 2024, Jepang juga diguncang gempa dengan kekuatan awal magnitudo 7,1 di kawasan barat daya. Hal itu memicu peringatan tsunami untuk wilayah Kochi, Ehime, Oita, Miyazaki, dan Kagoshima, kata badan cuaca Jepang. Akibat gempa tersebut, layanan kereta Shinkansen rute Kyushu dan Nishi Kyushu dihentikan sementara. 

Badan tersebut juga menyelidiki hubungan antara gempa bumi tersebut dan potensi gempa bumi tipe palung besar di sepanjang Palung Nankai, yang membentang dari lepas pantai barat ke Jepang tengah. Mereka bahkan merilis peringatan potensi gempa besar yang berlaku hingga seminggu ke depan.

Peringatan yang dikeluarkan di puncak liburan musim panas berdampak pada sektor akomodasi Jepang. Ratusan calon tamu membatalkan pemesanan hotel dan ryokan, yakni penginapan bergaya Jepang, di wilayah pesisir Jepang tengah dan barat.


Pembatalan Pemesanan Hotel Persulit Bisnis

Ilustrasi hotel di Jepang (dok.unsplash)

Mengutip Kyodo, Selasa, 13 Agustus 2024, Sansuien, sebuah ryokan di Prefektur Kochi, Jepang bagian barat, melaporkan bahwa sekitar 450 tamu membatalkan pesanannya pada Jumat, 9 Agustus 2024, selang sehari setelah Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan mengenai peningkatan risiko gempa bumi dahsyat di Palung Nankai yang membentang sepanjang pantai Samudera Pasifik.

Kebanyakan dari mereka yang membatalkan reservasi karena takut bepergian, menurut Kazuhiro Kamata, petugas penginapan. "Meskipun saya memahami perasaan mereka, ini adalah situasi yang sulit (bagi kami)," kata Kamata.

Di Kota Shimoda, Prefektur Shizuoka, yang terletak di ujung Semenanjung Izu, reservasi untuk total lebih dari 550 orang telah dibatalkan. Diperkirakan tsunami setinggi 33 meter akan melanda wilayah tersebut jika terjadi gempa besar di Palung Nankai.

Toshihito Okumura, seorang pejabat di asosiasi koperasi ryokan lokal yang berbasis di sekitar kawasan sumber air panas Dogo yang terkenal di Matsuyama, Prefektur Ehime, Jepang barat, memperkirakan setidaknya 1.000 pembatalan dalam seminggu hingga Kamis, 15 Agustus 2024. "Dampaknya diperkirakan akan berlanjut untuk sementara waktu," kata Okumura.


Taksiran Kerugian Sektor Perhotelan Akibat Peringatan Gempa Besar

Ilustrasi minum teh di Jepang. (dok. Dusit International)

Pembatalan pemesanan hotel yang terjadi pada periode 9--18 Agustus 2024 telah menyebabkan hilangnya pendapatan sekitar 140 juta yen (sekitar Rp14,9 miliar), menurut Susumu Nishitani, perwakilan serikat pekerja hotel Kochi kepada AFP, Selasa, 13 Agustus 2024, dikutip Rabu, 14 Agustus 2024.

Peringatan itu bertepatan dengan hari libur tahunan "obon" di Jepang, yang merupakan musim sibuk bagi bisnis pariwisata ketika banyak orang Jepang mengunjungi kampung halaman mereka dan memberikan penghormatan kepada leluhur. "Biasanya semua hotel dan penginapan di kota kami akan penuh dipesan pada saat seperti ini," kata Nishitani.

Ribuan pembatalan lainnya diperkirakan terjadi di Dogo Onsen, kota tetangga Matsuyama, menurut lembaga penyiaran publik NHK. Tempat itu dikenal sebagai salah satu sumber air panas yang diyakini menginspirasi film Spirited Away karya studio animasi Ghibli yang terkenal secara global.

Peringatan gempa besar akan dicabut pada Kamis minggu ini jika tidak ada kelainan dalam aktivitas seismik yang terdeteksi, media lokal melaporkan. "Kami sedikit berharap bahwa pemesanan baru akan mulai masuk setelah peringatan ini dicabut," kata Nishitani.

INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya