Liputan6.com, Jakarta Manajemen klub Manchester United (MU) yakin peningkatan kapasitas Stadion Old Trafford dari saat ini sekitar 74.000 kursi menjadi maksimal 100.000 kursi akan menumbuhkan ekonomi Inggris Raya.
Dikutip dari laman web MU seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/9/2024), berdasarkan analisis dari firma ekonomi ternama Oxford Economics, pengembangan stadion Old Trafford yang sudah menjadi kandang MU sejak 1910 itu akan memberikan tambahan 7,3 miliar poundsterling untuk perekonomian Inggris Raya.
Advertisement
Proyek tersebut, juga diprediksi dapat menciptakan kurang lebih 92.000 lapangan kerja, 17.000 rumah, dan nantinya mendatangkan 1,8 juta pengunjung per tahun.
Renovasi Stadion Old Trafford, MU menyatakan, menjadi bagian dari peremajaan Trafford Park di Greater Manchester.
MU juga memaparkan bahwa pengembangan Stadion Old Trafford akan disertai dengan pembangunan tempat serbaguna di sekitarnya dan di dekat area Trafford Wharfside, area yang menjadi tempat tinggal penduduk.
Desian Stadion Old Trafford MU
Untuk mendesain proyek tersebut, MU menggandeng Foster+Partners agar daerah di sekitar Stadion Old Trafford menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian yang berpusat di sektor olahraga khususnya sepak bola dan mencakup perumahan, hiburan, bisnis, dan pendidikan.
Proyek tersebut, MU menambahkan, juga berpotensi mengubah infrastruktur kereta api di sekitar Old Trafford.
Baca juga: Hojlund dan Mount siap diturunkan hadapi FC Twente "Hal-hal itu akan menjadi masukan untuk rekomendasi yang dikeluarkan Satuan Tugas Regenerasi Old Trafford," tulis MU.
Pengembangan Old Trafford
Dikutip dari BBC, satuan tugas itu dibentuk oleh MU dengan beranggotakan beberapa pihak termasuk Wali Kota Greater Manchester Andy Burnham dan legenda MU Gary Neville, bintang tim nasional Inggris periode 1995-2007.
Sementara itu, BBC melaporkan bahwa Wali Kota Greater Manchester Andy Burnham memastikan proyek pengembangan Old Trafford oleh MU tidak menggunakan uang rakyat.
Namun, menurut Andy, sebenarnya saat ini pemilik MU masih mempertimbangkan apakah pengembangan Stadion Old Trafford menjadi 100.000 kursi itu dengan membangun stadion baru senilai dua miliar poundsterling atau merenovasi stadion yang sudah ada. Terkait pilihan tersebut, utusan klub di Satuan Tugas Regenerasi Old Trafford Gary Neville menuturkan bahwa MU sejatinya tidak menganggap itu sebagai sebuah masalah.
"Yang paling penting adalah Manchester United memiliki stadion kelas dunia," kata dia.
Advertisement
Cegah Kesalahan Lama Terulang, Manchester United Ambil Langkah Cerdas di Bursa Transfer
Sebelumnya, Manchester United rupanya mengambil langkah cerdas di bursa transfer musim panas 2024. Klub besutan Erik ten Hag melewatkan kesempatan merekrut striker idaman yang sudah berumur, lantaran tak ingin mengulang kesalahan saat mengangkut Antony dan Casemiro dengan mahar tinggi ke Old Trafford.
Seperti diketahui, MU bergerak cukup aktif di jendela transfer kemarin. Setan Merah menghabiskan dana 200 juta euro lebih demi memboyong Joshua Zirkzee, Leny Yoro, Matthijs de Ligt, Noussair Mazraoui, dan Manuel Ugarte.
Meski sepintas pengeluaran Manchester United terlihat mahal, langkah mereka sebenarnya sudah berubah signifikan jika dibanding bursa transfer musim panas sebelumnya.
Hadirnya direktur baru Dan Ashworth dan Omar Berrada mendorong MU menerapkan prinsip pembelian dengan harga ketat, alih-alih menghabiskan dana besar hanya demi mewujudkan ambisi klub merekrut satu nama besar.
Selaras dengan hal tersebut, laporan ESPN yang dinukil dari Football Transfers baru-baru ini mengungkap klub raksasa Liga Inggris sebenarnya punya target utama lain sebelum menandatangani striker Joshua Zirkzee serta bek tengah Leny Yoro dan Matthijs de Ligt.
Mereka semula tertarik pada pemain Brentford Ivan Toney serta pemuda Inggris yang telah menjelma menjadi bintang di Everton, Jarrad Branthwaite.
Ivan Toney dan Jarrad Branthwaite Kemahalan
Terkait nama pertama, MU kabarnya ogah menerima harga yang ditetapkan Brentford untuk pesepak bola berusia 28 tahun. Alhasil Toney akhirnya dijual ke Al-Ahli seharga 42 jura euro.
Sementara itu, Branthwaite sejatinya masih punya prospek panjang mengingat dia baru berumur 22 tahun. Akan tetapi, The Toffees menuntut mahar fantastis senilai lebih dari 80 juta euro yang mendorong Omar Berrrada mengakhiri negosiasi.
Advertisement