Gereja Tertua Kedua di Palangka Raya Ludes Terbakar

Kepulan asap membumbung tinggi ke angkasa, dari atap bangunan gereja tertua kedua di Kota Palangka Raya sekitar pukul 13.40 WIB.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 25 Sep 2024, 00:30 WIB
Kebakaran melanda Gereja Maranatha, di Jalan Diponegoro, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (24/9/2024). Foto: Marifka Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Palangka Raya - Kebakaran melanda Gereja Maranatha, di Jalan Diponegoro, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (24/9/2024). Kepulan asap membumbung tinggi ke angkasa, dari atap bangunan gereja tertua kedua di Kota Palangka Raya sekitar pukul 13.40 WIB.

Puluhan petugas pemadam kebakaran yang dibantu relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI-Polri terus berjibaku melakukan pemadaman dengan menyemprotkan air ke arah titik api. Atap bagunan gereja perlahan runtuh, dilahap "Si Jago Merah".

Kepala Seksi Pengendalian Operasi dan Komunikasi Penyelamatan Pemadam Kebakaran, Kota Palangka Raya, Sucipto mengatakan, kebakaran diduga akibat arus pendek listrik yang berasal dari atap bangunan belakang gereja. Api kemudian membesar diperparah dengan kondisi angin dan cuaca yang terik.

"Kesimpulan saya sementara adalah arus pendek listrik dengan ditambah suhu panas alam," ungkap Sucipto, saat berada di lokasi kejadian.

Tak hanya gereja, bangunan sekolah yang berada di belakang gereja ikut ludes. Hasilnya 4 ruangan kelas beserta isinya hangus terbakar. Api pun berhasil dinginkan petugas setelah 1 jam kemudian dengan menurunkan sekitar 40 unit kendaraan pemadam kebakaran.

Sementara itu ia menyebut tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun estimasi kerugian yang dialami mencapai milyaran rupiah. Ia juga menghimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi bahaya kebakaran.

"Untuk estimasi sementara mencapai milyaran, namun nanti kami bakal melakukan pendataan kembali,"tambahnya.

Hal senada dikatakan Jufrinadi, Ketua Majelis Jemaat Gereja Maranatha. Saat peristiwa kebakaran terjadi, ia sedang menerima tamu di ruangan pengurus yang berada tepat di samping gereja.

Jufrinadi kemudian melihat kepulan asap yang berada di belakang atap gereja atas informasi dari salah satu tamunya. Api pun terus membesar dengan cepat, hingga akhirnya ia meminta semua rekannya untuk keluar menyelamatkan diri.

"Saat kejadian kebakaran, kami di kantor sedang ada aktifitas. Namun di gereja tidak ada orang," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya