Mengenal Kardiomiopati: Gejala, Faktor Risiko, hingga Penanganan dari Kelainan Otot Jantung Ini

Salah satu jenis kardiomiopati yakni kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab tersering dari kematian jantung mendadak saat sedang berolahraga pada usia muda.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Sep 2024, 06:00 WIB
Mengenal Kardiomiopati, Gejala, Faktor Risiko, hingga Penanganannya. Foto:Msgrowth/Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Kematian mendadak pada usia muda terutama setelah olahraga bisa dipicu oleh kardiomiopati.

Kardiomiopati adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung karena sebab yang spesifik.

“Salah satu jenis kardiomiopati yakni kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab tersering dari kematian jantung mendadak saat sedang berolahraga pada usia muda,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialisasi gagal jantung lanjut dan kardiometabolik di RS Siloam Kebon Jeruk, Leonardo Paskah Suciadi dalam keterangan pers, Selasa (24/9/2024).

Apa Gejala Umum Kardiomiopati?

Leonardo menambahkan, gejala kardiomiopati cenderung bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Gejala umum yang mungkin dialami meliputi:

  • sesak napas terutama saat aktivitas fisik atau ketika berbaring;
  • merasa cepat lelah bahkan setelah aktivitas ringan;
  • pembengkakan terutama pada kaki, pergelangan kaki, dan perut, akibat penumpukan cairan;
  • rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang dapat menyebar ke lengan, bahu, atau leher;
  • merasakan detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar;
  • pingsan terutama saat berolahraga.

Apakah Kardiomiopati Bisa Memicu Komplikasi?

Jika gejala dibiarkan dan tidak segera ditangani dengan tepat, maka bisa terjadi komplikasi.

Komplikasi lanjut dari kardiomiopati umumnya berupa gagal jantung yang ditandai dengan gangguan jantung dalam memompa darah dengan efektif ke seluruh tubuh. Baik karena kontraksi ototnya melemah atau sebaliknya relaksasi otot yang terganggu.

Kondisi ini akan mengakibatkan bendungan darah di berbagai organ tubuh seperti paru, perut, ginjal, dan kedua tungkai sehingga pasien akan mengeluhkan sesak napas dan bengkak badan.


Apa Faktor Risiko Kardiomiopati?

Siapa saja dapat terkena kardiomiopati, terlepas dari usia atau jenis kelamin. Namun, beberapa kelompok lebih mungkin mengalami kardiomiopati jika memiliki faktor risiko berikut:

Riwayat Keluarga

Risiko tertinggi apabila terdapat anggota keluarga yang mengidap kardiomiopati serupa, penyakit jantung lain, atau kematian jantung mendadak pada usia muda.

Genetik

Risiko meningkat pada mereka yang mewarisi gen yang termutasi. Tes genetik dapat mengungkap hal ini.

Riwayat Infeksi atau Peradangan Jantung

Faktor risiko turut meningkat jika ada riwayat infeksi atau peradangan jantung (miokarditis). Kondisi ini paling sering disebabkan oleh beberapa virus tertentu. Sering kali saat terkena infeksi, gejalanya ringan layaknya flu biasa.

Riwayat Kanker

Penyintas kanker terutama yang pernah atau sedang mendapatkan radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi tertentu yang berpotensi toksik bagi otot jantung memiliki risiko lebih tinggi mengalami kardiomiopati.

Penyakit Sistemik

Penyakit sistemik seperti penyakit jaringan ikat atau autoimun tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati.


Bagaimana Cara Mencegah Kardiomiopati?

Kardiomiopati dapat dicegah dengan:

Pola Makan Sehat

Diet atau pola makan sehat seperti mengurangi konsumsi garam dan makanan berlemak untuk mengelola tekanan darah dan berat badan dapat mencegah kardiomiopati. Asupan cairan juga perlu dijaga terutama jika sudah terdapat gagal jantung.

Menurunkan Berat Badan

“Menurunkan berat badan dilakukan agar beban kerja jantung berkurang, antara lain dengan pengaturan diet, olahraga rutin, maupun bantuan obat atau intervensi medis tertentu,” kata Leonardo dalam keterangan pers, Selasa (24/9/2024).

 Olahraga Teratur

Latihan fisik yang terukur tetap direkomendasikan untuk meningkatkan stamina dan kebugaran secara umum.

Umumnya pasien kardiomiopati tidak disarankan untuk menjalani olahraga berat atau ekstrem dikarenakan risiko aritmia dan henti jantung mendadak.

Hindari Alkohol dan Rokok

Kebiasaan minum alkohol dan merokok dapat memperburuk kondisi jantung sehingga perlu dihindari.


Bagaimana Penanganan Kardiomiopati?

Ada beberapa cara menangani kardiomiopati, dua di antaranya adalah rehabilitasi jantung dan transplantasi jantung.

Rehabilitasi Jantung

Rehabilitasi jantung melibatkan program latihan, edukasi, dan dukungan psikologis untuk membantu pasien dengan kardiomiopati meningkatkan kesehatan jantung dan kualitas hidup.

“Ini termasuk latihan fisik yang aman, manajemen stres, dan perubahan gaya hidup,” kata Leonardo.

Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung biasanya dipertimbangkan jika kardiomiopati sudah menyebabkan gagal jantung terminal yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan atau intervensi lain.

Hal ini adalah langkah terakhir untuk memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya