Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menceritakan pengalamannya saat bertolak ke Singapura beberapa waktu lalu. Di Negeri Singa, ia berjumpa dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong beserta sejumlah jajarannya.
Pada kesempatan tersebut, mereka membicarakan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Rosan mengaku kaget karena PM Singapura sangat yakin bahwa Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Advertisement
"Saya kebetulan baru pulang dari Singapura. Alhamdulillah, diterima langsung oleh Perdana Menteri, bertemu dengan empat menteri, Temasek, GIC, ADB, SBF, dan lain-lain," ujar Rosan saat bertemu dengan Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (24/9/2024).
"Malah rata-rata yang saya temui, surprisingly, mereka justru optimis mengenai Indonesia. Perdana Menterinya mengatakan kepada saya, tidak ada alasan Indonesia tidak bisa bertumbuh sampai 8 persen," ungkapnya.
Jadi Motivasi
Menurut Rosan, hal itu menjadi pemicu bagi publik di dalam negeri agar lebih percaya bahwa Indonesia bisa mengejar asa untuk menjadi negara maju.
Pasalnya, ia menilai Indonesia telah diberkahi banyak kekayaan sumber daya alam, namun belum bisa dimaksimalkan secara optimal.
"Semuanya ada, semuanya diberikan. Sampai kadang-kadang kita ini terlalu mengambilnya sebagai sesuatu yang biasa. Kita lihat, dari segi penduduk, kita nomor empat terbesar di dunia, itu salah satu kekuatan tersendiri. Kita dianugerahi banyak sumber daya alam, kekayaan alam. Kita dianugerahi wilayah yang luas, subur, laut yang melimpah ruah kekayaan alamnya," jelas Menteri Investasi.
"Tapi, kita belum secara efisien dan efektif mengembangkan semua itu. Jadi, semuanya masih berupa potensi, tapi tanpa implementasi ya tidak ada gunanya juga," tegas Rosan.
Ajak Pelaku Usaha
Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini mengajak pelaku usaha swasta untuk turut optimistis dalam menjemput masa depan. Sebab, Rosan menyebut Indonesia memiliki dua modal kuat yang tidak dimiliki kebanyakan negara saat ini.
"Kalau kita lihat, modal utama dari pertumbuhan kita ini, apa yang mungkin tidak banyak dimiliki oleh negara-negara lain? Sebetulnya adalah peace and stability, kedamaian dan kestabilan. Itu adalah kunci utama kita, core value kita, untuk bisa selalu tumbuh," tuturnya.
"Tanpa adanya perdamaian dan kestabilan, bagaimana kita bisa membangun perekonomian yang terus berkembang secara berkelanjutan dan berkesinambungan? Ini menjadi kekuatan kita bersama," pungkas Rosan.
Advertisement