Menilik Gerak Harga Bitcoin Memasuki Rezim Suku Bunga Rendah

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa harga Bitcoin diperdagangkan sedikit di bawah titik tertingginya dalam sebulan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Sep 2024, 06:00 WIB
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Setelah keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, pasar kripto mengalami kenaikan signifikan, terutama pada Bitcoin, sejak Senin, 23 September 2024.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa harga Bitcoin diperdagangkan sedikit di bawah titik tertingginya dalam sebulan, menyusul kenaikan yang terjadi sepanjang minggu lalu.

"Keputusan ini melebihi ekspektasi para ekonom yang memprediksi pemotongan hanya sebesar 25 basis poin, menandai pemangkasan pertama dalam empat tahun terakhir," kata Fyqieh dalam analisis awal pekan, dikutip Rabu (25/9/2024).

Fyqieh menuturkan langkah The Fed ini dipandang sebagai katalis positif bagi pasar kripto, yang dianggap sebagai aset berisiko.

Bitcoin, yang menjadi indikator utama di pasar ini, belum kembali ke rekor tertingginya di USD 73.800 atau setara Rp 1,11 miliar (asumsi kurs 15.168 per dolar AS) yang tercapai pada Maret 2024.

Dampak Positif Rezim Suku Bunga Rendah

Peralihan menuju rezim pemotongan suku bunga memberikan dampak positif signifikan bagi kripto. Selama beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi makro internasional lebih memengaruhi harga kripto daripada faktor lainnya.

"The Fed memotong suku bunga untuk mengelola inflasi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga stabilitas ekonomi. Namun, kebijakan ini harus dijalankan dengan hati-hati agar tidak memicu siklus inflasi baru," jelas Fyqieh.

 


Pasar Global

Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Di sisi lain, bank sentral lain seperti Bank Jepang dan Bank Inggris memilih untuk menahan pemotongan suku bunga atau melakukan pendekatan bertahap, yang menimbulkan ketidakpastian di pasar global.

Setelah berakhirnya euforia terkait pemotongan suku bunga, pasar kripto kemungkinan akan beristirahat sejenak pada pekan ini.

Penurunan volatilitas pada kontrak opsi Bitcoin juga menunjukkan bahwa para pedagang tidak mengantisipasi perubahan harga yang signifikan dalam waktu dekat, mencerminkan transisi menuju normalisasi kebijakan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya