Tuntut Pemberlakuan Embargo Senjata, Puluhan Orang Berunjuk Rasa di Depan Gedung Putih

Sejumlah orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa mendukung Lebanon di depan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. Pengunjuk rasa menyerukan diberlakukannya embargo senjata dan sanksi terhadap Israel. Selama 24 jam terakhir, Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon. Pada 23 September 2024, Kementerian kesehatan Lebanon menyebut bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 558 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 25 Sep 2024, 13:30 WIB
Tuntut Pemberlakuan Embargo Senjata, Puluhan Orang Berunjuk Rasa di Depan Gedung Putih
Sejumlah orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa mendukung Lebanon di depan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. Pengunjuk rasa menyerukan diberlakukannya embargo senjata dan sanksi terhadap Israel. Selama 24 jam terakhir, Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon. Pada 23 September 2024, Kementerian kesehatan Lebanon menyebut bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 558 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan.
Sejumlah orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa mendukung Lebanon di depan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. pada 24 September 2024. (Mandel NGAN/AFP)
Pengunjuk rasa menyerukan diberlakukannya embargo senjata dan sanksi terhadap Israel. (Mandel NGAN/AFP)
Selama 24 jam terakhir, Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon. (Mandel NGAN/AFP)
Ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon ketika serangan Israel menghantam negara itu. (Mandel NGAN/AFP)
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 24 September 2024 menyebut, peristiwa tersebut “sangat mengkhawatirkan.” (Mandel NGAN/AFP)
Pada 23 September 2024, Kementerian Kesehatan Lebanon menyebut bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 558 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan. (Mandel NGAN/AFP)
Sementara sekitar 2.000 orang terluka akibat serangan Israel di Lebanon. (Mandel NGAN/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya