Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak.
Dia telah menghubungi Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi untuk membahas proses kepulangan WNI di Lebanon. Hal ini menyusul masifnya serangan yang dilancarkan Israel.
Advertisement
"Saya sudah telepon ke Bu Menlu, (kepulangan WNI di Lebanon) itu juga dalam proses," kata Jokowi di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024).
Dia pun mengajak semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk merespons cepat serangan Israel ke Lebanon. Jokowi tak ingin ada semakin banyak korban akibat serangan Israel.
"Ya Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon dan kita mengajak semua negara dan juga PBB untuk memberikan respon yang cepat agar tidak semakin banyak korban lg yang terjadi atas serangan-serangan Israel," jelas Jokowi.
Serangan Israel
Mengutip kantor berita AP, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 564 orang tewas dalam serangan Israel sejak Senin (23/9), termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan. Lebih dari 1.800 lainnya terluka.
Pekan lalu, Lebanon juga diguncang ledakan pager dan walkie talkie tepatnya pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9), yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang. Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menyalahkan Israel atas tragedi tersebut, sementara Israel tidak membantah ataupun mengonfirmasi mendalangi serangan.
Advertisement
Siaga 1
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI Judha Nugraha melalui pesan tertulisnya pada Selasa (24/9), mengatakan, "Sejak bulan Agustus 2024, KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon. Sebelumnya, Siaga 1 ditetapkan KBRI untuk wilayah Lebanon selatan sejak Oktober 2023."
"Sejak penetapan Siaga 1, Kemlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dari Lebanon sebanyak 25 orang. Sedangkan mayoritas lainnya memilih utk tetap tinggal di Lebanon karena alasan pribadi. Mereka mayoritas adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat," tutur Judha.
"Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi-lokasi rawan, dan membatasi bepergian non-esensial. Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel, dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman."