Liputan6.com, Tokyo: Presiden Megawati Sukarnoputri dijadwalkan bertemu kembali dengan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi, siang ini. Keduanya akan membicarakan lebih mendalam hubungan bilateral di antara kedua negara. Pembicaraan tersebut dinilai sangat penting menyusul rencana Indonesia bercerai dengan Dana Moneter Internasional (IMF). "Momentumnya tepat," kata Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi di Tokyo, Jepang, Selasa (24/6).
Laksamana menjelaskan, selain masalah tersebut, kedua pemimpin negara juga akan membicarakan masalah investasi Jepang ke Indonesia yang sudah tertunda selama tiga tahun. Keduanya juga akan membahas soal regional lainnya seperti masalah kebudayaan, konflik Aceh, terorisme sampai masalah perang terhadap penyelundupan obat-obatan berbahaya.
Seperti diberitakan, sebelumnya Megawati-Koizumi sudah saling bertemu ketika Presiden menghadiri jamuan makam malam yang diadakan Kaisar Jepang Akihito. Tapi saat itu keduanya tak sempat berbicara lebih mendalam mengenai hubungan kedua negara [baca: Megawati Berharap Hubungan Indonesia-Jepang Tetap Baik]. Dalam pertemuan yang kedua, Megawati akan ditemani Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro.(ICH/Miko Toro dan Adi Iskarpandi)
Laksamana menjelaskan, selain masalah tersebut, kedua pemimpin negara juga akan membicarakan masalah investasi Jepang ke Indonesia yang sudah tertunda selama tiga tahun. Keduanya juga akan membahas soal regional lainnya seperti masalah kebudayaan, konflik Aceh, terorisme sampai masalah perang terhadap penyelundupan obat-obatan berbahaya.
Seperti diberitakan, sebelumnya Megawati-Koizumi sudah saling bertemu ketika Presiden menghadiri jamuan makam malam yang diadakan Kaisar Jepang Akihito. Tapi saat itu keduanya tak sempat berbicara lebih mendalam mengenai hubungan kedua negara [baca: Megawati Berharap Hubungan Indonesia-Jepang Tetap Baik]. Dalam pertemuan yang kedua, Megawati akan ditemani Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro.(ICH/Miko Toro dan Adi Iskarpandi)
