Menoleh ke Kiri dan Kanan saat Sholat Apakah Membatalkan? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya menyatakan bahwa menoleh ke kiri dan ke kanan selama sholat tidak membatalkan ibadah, selama gerakan tersebut tidak dilakukan secara berlebihan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2024, 11:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya mengungkap mengenai hal yang membatalkan sholat. Dalam hal ini, gerakan dalam sholat yang dapat membatalkan dan yang tidak membatalkan ibadah.

Buya Yahya menekankan pentingnya memahami aturan gerakan dalam sholat agar ibadah tetap sah dan tidak mengurangi kesempurnaan sholat.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya menyatakan bahwa menoleh ke kiri dan ke kanan selama sholat tidak membatalkan ibadah, selama gerakan tersebut tidak dilakukan secara berlebihan.

"Menoleh ke kiri dan ke kanan tidak membatalkan sholat, asalkan tidak melakukan tiga kali gerakan berturut-turut," ujar Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa leher termasuk anggota tubuh yang dianggap besar dalam konteks gerakan sholat.

"Leher termasuk anggota besar, berbeda dengan anggota kecil seperti jari jemari," katanya.

Karena itu, menoleh dengan leher tidak membatalkan sholat, meskipun dianggap makruh, yaitu perbuatan yang sebaiknya dihindari dalam sholat karena mengurangi kekhusyukan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Gerakan yang Membatalkan Sholat

Ilustrasi Sholat/https://www.shutterstock.com/TNMDesign

Menurut Buya Yahya, gerakan yang dianggap dapat membatalkan sholat adalah gerakan yang dilakukan secara berlebihan dan tanpa keperluan.

"Gerakan berturut-turut dari anggota besar seperti leher bisa membatalkan sholat jika dilakukan lebih dari tiga kali," jelasnya.

Namun, gerakan kecil seperti menggaruk dengan jari tangan meskipun dilakukan berulang kali, tidak akan membatalkan sholat.

Buya Yahya memberikan contoh yang lebih konkret tentang gerakan yang tidak membatalkan sholat. Misalnya, jika seseorang merasa gatal di pipi dan menggaruk dengan menggunakan jemari sebanyak lebih dari tiga kali, hal tersebut tidak akan membatalkan sholat.

"Jika kita garuk dengan jemari satu, dua, tiga, bahkan hingga sepuluh kali, itu tidak batal karena jemari termasuk anggota kecil," jelasnya.

Namun, Buya Yahya menegaskan, jika gerakan besar dilakukan berkali-kali, maka sholat bisa batal.

"Jika seseorang menggaruk menggunakan leher atau melakukan gerakan besar, maka bisa batal. Seperti jika seseorang menggaruk dengan menggerakkan seluruh leher dan badan secara berturut-turut, sholatnya batal," lanjutnya.

Meski demikian, Buya Yahya juga mengingatkan agar seseorang tetap menjaga kesopanan dan adab selama menjalankan sholat. Menoleh ke kiri dan ke kanan, meskipun tidak membatalkan, dianggap makruh.

"Jangan mentang-mentang tidak batal lalu nanti sholat sambil toleh-toleh, itu tidak punya adab dalam sholat," tegas Buya Yahya. Ia mengingatkan bahwa tujuan utama dalam sholat adalah mencapai kekhusyukan, dan gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat mengganggu konsentrasi tersebut.

Lebih lanjut, Buya Yahya menekankan pentingnya menjaga kekhusyukan dalam sholat. Menoleh tanpa alasan yang mendesak atau melakukan gerakan yang berlebihan dapat mengurangi kualitas ibadah seseorang. "Sholat itu tidak hanya soal sah dan batal, tapi juga soal adab dan kesempurnaan ibadah," ujar Buya Yahya.


Bagaimana Jika Ada Gangguan

Ilustrasi sholat (Photo by Thirdman from Pexels)

Buya Yahya juga memberikan panduan tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap ketika merasakan gangguan seperti gatal atau keperluan lain selama sholat.

"Jika ada keperluan mendesak seperti gatal, boleh menggaruk, tetapi lakukan dengan lembut dan jangan berlebihan. Jangan sampai karena hal kecil, sholat kita menjadi tidak khusyuk," tambahnya.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya juga menyoroti bahwa Islam memberikan kemudahan bagi umatnya dalam menjalankan ibadah.

Selama gerakan yang dilakukan dalam sholat tidak mengganggu keabsahan ibadah, maka hal tersebut diperbolehkan. Namun, menjaga kesempurnaan dan kekhusyukan tetap menjadi prioritas utama.

Buya Yahya menutup ceramahnya dengan mengajak umat Islam untuk lebih memahami tata cara sholat yang benar agar tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga mencapai kualitas ibadah yang lebih baik.

"Sholat adalah komunikasi kita dengan Allah. Maka, kita harus menjaganya dengan sebaik-baiknya, baik dari segi gerakan maupun adab," katanya.

Dengan penjelasan ini, Buya Yahya berharap umat Islam dapat menjalankan sholat dengan lebih baik dan sempurna, serta menghindari gerakan yang tidak perlu atau makruh.

Kekhusyukan dan kesopanan dalam sholat, menurut Buya Yahya, merupakan kunci untuk mendapatkan ridha Allah dalam setiap ibadah yang dilakukan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya