Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat bawa peluang perdagangan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi kedua pihak. Nilainya diperkirakan 5,2 miliar euro untuk Indonesia dan Uni Eropa 3 miliar eurp pada 2032.
Hal itu disampaikan Menko Airlangga saat menggelar pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa dan sejumlah Duta Besar Negara-Negara Uni Eropa. Pertemuan tersebut menegaskan komitmen Indonesia dalam menyelesaikan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitranya.
Advertisement
“Penyelesaian I-EU CEPA dapat membawa peluang perdagangan dan investasi yang akan memiliki dampak potensial pada GDP riil kedua pihak yang diperkirakan akan tumbuh senilai EUR5,2 miliar untuk Indonesia dan EUR3,1 miliar untuk Uni Eropa pada 2032 apabila negosiasi dapat diselesaikan,” tegas Menko Airlangga, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (25/9/2024).
Dalam pertemuan tersebut Menko Airlangga juga menyinggung komitmen UE untuk menyelesaikan perundingan yang sudah berjalan selama 9 tahun ini. Hal tersebut penting karena Uni Eropa sendiri merupakan salah satu mitra ekonomi strategis Indonesia. Uni Eropa menduduki posisi lima besar mitra dagang terbesar Indonesia.
Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai nilai USD 30,77 miliar dimana Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan di angka USD2,5 miliar. Capaian tersebut memperpanjang tren surplus neraca perdagangan Indonesia-Uni Eropa dalam lima tahun terakhir dengan total nilai surplus perdagangan mencapai USD23,95 miliar.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono dalam kesempatan tersebut menyampaikan Indonesia telah mengambil langkah luar biasa untuk mencari landing zone yang bisa diterima kedua pihak terutama pada hal-hal yang menjadi concern untuk mendapatkan penyelesaian konkret.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk dapat menuntaskan perundingan sebelum pergantian Pemerintahan di Indonesia.
Dapat Apresiasi
Duta Besar Negara-Negara Uni Eropa mengapresiasi undangan Menko Perekonomian dan menyatakan dukungannya terhadap upaya penyelesaian perundingan I-EU CEPA.
Uni Eropa mengakui potensi signifikan bagi kedua belah pihak dalam memperkuat hubungan perdagangan dan meningkatkan arus investasi yang saling menguntungkan.
Para perwakilan Uni Eropa yang hadir juga sepakat bahwa dengan potensi yang begitu besar dalam hal peningkatan perdagangan dan investasi, kesepakatan yang dihasilkan diharapkan dapat mengakomodir prinsip ‘mutually beneficial and mutual satisfactory’.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga antara lain, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, serta perwakilan pejabat lainnya dari Kemenko Perekonomian.
Advertisement
Menko Airlangga Ungkap Alasan Perundingan Indonesia-Eropa yang Masih Mangkrak
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, buka suara terkait kabar terbaru mengenai perkembangan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang hingga kini belum jelas keberlanjutannya.
Airlangga menuturkan, sebenarnya I-EU CEPA telah memasuki tahap finalisasi. Kendati begitu, masih terdapat kendala dalam penyelesaian perjanjian tersebut lantaran adanya pergantian kepengurusan.
"Perundingan I-EU CEPA juga sedang difinalisasi walaupun tidak mudah, karena kabinet di I-EU CEPA-nya berubah. Jadi, dulu negosiator kita itu sekarang sudah tidak menjabat lagi," kata Airlangga dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), di Jakarta, Senin (23/9/2024).
I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitranya. Perundingan ini telah berlangsung 9 tahun.
Lebih lanjut, kata Airlangga, akibat pergantian kepengurusan tersebut menimbulkan beberapa permintaan baru dari Uni Eropa, maka Pemerintah Indonesia harus kembali melakukan penyesuaian. Adapun terdapat tiga isu utama yang menyebabkan perundingan I-EU CEPA hingga kini belum selesai.
Pertama, Uni Eropa ingin masalah impor segera dipermudah di Indonesia. Kedua, Uni Eropa masih bersikeras mengenai bea keluar. Ketiga, Uni Eropa juga masih bersikeras mengenai perpajakan digital.
"Kita minta menunggu WTO (World Trade Organization), mereka tidak mau. Jadi tiga isu itu menjadi isu yang masih menggantung dalam perundingan I-EU CEPA," ujarnya.
Peluang Pasar ke Eropa
Alhasil, melihat kondisi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menko Perekonomian agar Indonesia segera memulai aksesi keanggotaan OECD dengan bergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
"Jadi, CPTPP kemarin saya sudah sampaikan juga kepada Presiden Terpilih, Pak Prabowo, dan minta untuk tidak perlu menunggu," ujarnya.
Sejalan dengan hal itu, kata Airlangga negara ASEAN yang telah bergabung dalam CPTPP di antaranya, Singapura, Vietnam, Brunei, dan Malaysia.
Dia menuturkan, jika apabila Indonesia berhasil bergabung dalam CPTPP, peluang pasar ke Eropa akan semakin terbuka lebar, seperti pasar Inggris, Kanada, Meksiko, Sili, dan Peru.
"Berdasarkan pengalaman memang perundingan I-EU CEPA itu, setiap perunding itu ada saja yang baru, tetapi kalau CPTPP ataupun kepada OECD diharapkan sudah play by the book, sudah ada standar manualnya, sehingga lebih sederhana," pungkasnya.
Advertisement