Selain Indonesia, Negara Ini Juga Daftar Keanggotaan Perdagangan Trans-Pasifik

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, pengajuan masuk anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CP-TPP).Indonesia dianggap tepat waktu.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Sep 2024, 23:26 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, Indonesia telah menyampaikan permintaan resmi kepada New Zealand sebagai depository country untuk memulai proses dari aksesi Indonesia. 

Airlangga menuturkan, ini dilakukan untuk berpartisipasi dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CP-TPP).

Selain Indonesia, ada 7 negara dan wilayah lainnya yang juga sudah meminta untuk masuk dalam aksesi daripada CP-TPP antara lain China, Taiwan, Costa Rica, dan beberapa negara. 

"Jadi pengajuan Indonesia dianggap tepat waktu karena Desember nanti Inggris menjadi salah satu negara pertama yang masuk dalam CP-TPP dan Inggris memproses dalam waktu 2,5 tahun," kata Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (25/9/2024).

Airlangga menambahkan, Indonesia tidak akan menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi anggota CP-TPP,  karena Vietnam, Brunei, Malaysia dan Singapura sudah lebih dahulu menjadi anggota. 

"Jadi tentunya kita berharap sebagai ekonomi terbesar di ASEAN dan sebagai satu-satunya negara G20 di ASEAN sehingga keanggotaan CP-TPP di Indo-Pasifik ini memperkuat posisi Indonesia,” ujar Airlangga.

Airlangga berharap dengan CP-TPP ini dapat membuka pasar di Amerika Latin. Kemudian keanggotaan ini juga dapat membuka pasar Kanada yang diharapkan menjadi akses kepada pasar Amerika secara tidak langsung baik dari Meksiko maupun dari Kanada. 

Dengan keanggotaan CP-TPP, Indonesia dapat melakukan kebijakan dengan standar tinggi sehingga perdagangan impor dan ekspor semakin meningkat serta meningkatkan perdagangan antara negara CP-TPP. 

 


Indonesia Ingin Bergabung

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Inggris mulai Selasa kemarin. Dalam kunjungan ini, Menko Airlangga bertemu dengan sejumlah pejabat  salah satunya adalah Menteri Negara Inggris Untuk Indo-Pasifik pada Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan, Anne-Marie Trevelyan.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyatakan keinginan Indonesia bergabung ke dalam The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) atau perjanjian komprehensif dan progresif untuk kemitraan Trans-Pasifik.

CPTPP atau dikenal TPP-11 karena beranggotakan 11 negara, sebuah perjanjian perdagangan antara Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

Perjanjian ini merupakan perkembangan dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang tidak pernah diratifikasi karena penarikan diri Amerika Serikat. Kesebelas anggota tersebut memiliki ekonomi yang mewakili 13,4 persen dari produk domestik bruto global atau sekitar USD 13,5 triliun.

CPTPP sebagai salah satu area perdagangan bebas terbesar di dunia berdasarkan PDB. Menko Airlangga menyatakan partisipasi Indonesia aktif dalam ber-bagai fora dan perjanjian internasional seperti, G20, ASEAN, RCEP, APEC, IORA, IPEF akan semakin membuka peluang kerjasama saling menguntungkan dan mendorong investasi.

“Dari hasil tinjauan awal terhadap aturan 30 Bab CPTPP, sekitar 70 persen aturan domestik sudah selaras,” ungkap Menko Airlangga dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (1/5/2024).

Ia melanjutkan, dengan 70 persen aturan sudah selaras maka sudah semestinya tidak sulit untuk menyelesaikan aksesi.

 


Pusat Kelompok Ekonomi Pasifik

Inggris pada akhir Maret 2024 yang lalu, telah setuju untuk bergabung dengan blok perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Ini adalah kesepakatan perdagangan Inggris yang terbesar sejak Brexit, dan dengan bergabung ke CPTPP akan menempatkan Inggris di pusat kelompok ekonomi Pasifik yang dinamis dan berkembang. Karena itu Indonesia akan belajar dari pengalaman Inggris saat bergabung dengan CPTPP.

Sebagai negara besar dengan modalitas yang kuat, Indonesia harus mengambil kesempatan kerjasama yang luas untuk mendorong ekonomi domestik makin kuat. Saat ini Indonesia tengah memulai proses aksesi keanggotaan OECD dengan dukungan 38 negara termasuk Inggris. Menteri Anne menegaskan bahwa Inggris mendukung niat Indonesia bergabung menjadi anggota OECD, klub negara maju dan CPTPP.

“Kami siap berbagi pengalaman dan membantu menjalani proses aksesi,” ungkap Menteri Anne. Lebih lanjut, Menteri Anne menyarankan untuk membangun kesamaan pandangan, melibatkan bisnis untuk me-manfaatkan perjanjian perdagangan dan mendapatkan nilai tambah dalam jangka panjang.


Kunjungan Balasan

Pertemuan dengan Menteri Anne merupakan kunjungan balasan saat Menteri Anne yang telah berkunjung ke Jakarta pada 29 Pebruari. Kedua Menteri juga menjajaki berbagai potensi Kerjasama, terutama terkait produksi Nikel dan Mineral penting lainnya, pembangunan energi terbarukan dan penguatan rantai pasok.

Pada pertemuan ini Menko Airlangga didampingi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Duta Besar RI untuk UK Desra Percaya, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Kemenko Perekonomian Edi Pambudi, dan Staf Ahli Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manangsang.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya