Memahami Stoicism, Cara Dapatkan Ketenangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Stoicism, atau Stoisisme, merupakan salah satu cabang filsafat kuno yang semakin mendapat perhatian di era modern.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 26 Sep 2024, 11:36 WIB
Menggapai Ketenangan dengan Stoicism, Ini Ulasannya! | copyright freepik

Liputan6.com, Jakarta Stoicism, atau Stoisisme, merupakan salah satu cabang filsafat kuno yang semakin mendapat perhatian di era modern, terutama di kalangan mereka yang mencari ketenangan dalam kehidupan yang penuh tekanan. Stoicism mengajarkan cara untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian batin dengan mengendalikan pikiran dan emosi anda. Filsafat ini menekankan pentingnya fokus pada tindakan yang berada di bawah kendali anda dan menerima dengan lapang dada tindakan yang berada di luar kendali anda.

Dengan demikian, Stoicism memberikan panduan praktis untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan bijaksana. Dalam kehidupan sehari-hari, Stoicism dapat diterapkan melalui berbagai praktik sederhana namun efektif. Misalnya, dengan berlatih mindfulness atau kesadaran penuh, seseorang dapat lebih mudah mengenali dan mengendalikan reaksi emosional mereka terhadap situasi yang menekan.

Selain itu, refleksi diri dan meditasi juga merupakan alat penting dalam Stoicism yang membantu individu untuk merenungkan tindakan dan pikiran mereka, serta memperkuat kemampuan untuk tetap tenang dan rasional di tengah gejolak hidup. Dengan menggabungkan prinsip-prinsip Stoicism dalam rutinitas harian, anda dapat menemukan cara untuk menjalani hidup dengan lebih seimbang dan damai, simak informasinya yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(26/9/2024).


Apa itu Stoicism?

Apa Itu Stoicisme? | hak cipta freepik

Stoicism adalah sebuah aliran filsafat yang pertama kali berkembang di Yunani pada abad ke-3 SM. Didirikan oleh Zeno dari Citium, Stoicism bertujuan untuk membantu manusia hidup selaras dengan alam, dengan memanfaatkan rasio dan logika untuk menghadapi tantangan hidup. Tokoh-tokoh utama Stoicism termasuk Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius, yang karya-karyanya tetap relevan hingga sekarang.


Prinsip-Prinsip Dasar Stoicism


1. Pengendalian Terpisah

Kendali Dikotomi | hak cipta freepik

Stoicism mengajarkan bahwa dalam kehidupan, ada dua aspek yang perlu dipahami: tindakan yang dapat dikendalikan dan tindakan yang tidak bisa dikendalikan. Kendali hanya ada atas sikap, pikiran, dan tindakan diri sendiri, sementara tindakan seperti pendapat orang lain, kondisi cuaca, atau peristiwa yang sudah terjadi, berada di luar kendali. Stoicism mendorong untuk memusatkan perhatian pada apa yang bisa dikendalikan dan menerima dengan tenang tindakan yang berada di luar kendali. 


2. Menyikapi Kesulitan dengan Tenang

1. Mengatasi Tantangan dengan Penuh Ketenangan (Amor Fati) | hak cipta freepik

Amor Fati, yang berarti "cinta terhadap takdir", merupakan prinsip yang mengajarkan anda untuk menerima semua peristiwa dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Para Stoic meyakini bahwa segala sesuatu terjadi dengan alasan tertentu dan setiap rintangan adalah peluang untuk berkembang dan memperbaiki diri. Marcus Aurelius, dalam karyanya "Meditations", sering menekankan pentingnya menerima realitas hidup dan menghadapinya dengan sikap yang optimis.


3. Mengontrol Emosi dengan Logika

Mengendalikan Emosi dengan Akal Sehat | copyright freepik

Stoicism menekankan pentingnya mengendalikan emosi yang berlebihan seperti marah, takut, atau sedih. Bagi para Stoics, emosi-emosi ini muncul dari cara anda menilai situasi, bukan dari situasi itu sendiri. Dengan berpikir rasional, anda dapat melihat situasi dengan lebih jelas dan meresponsnya dengan lebih bijaksana. 


4. Hargai Hidup Saat Ini

Nilai Kehidupan Sekarang (Memento Mori) | hak cipta freepik

Memento Mori, yang berarti "ingat bahwa kamu akan mati," mengingatkan anda bahwa hidup ini tidak kekal dan setiap saat bisa menjadi yang terakhir. Stoicism mengajarkan bahwa dengan menyadari kefanaan hidup, anda akan lebih menghargai setiap momen, membuat keputusan yang lebih bijaksana, dan tidak menunda-nunda untuk melakukan tindakan yang penting.


5. Menjadi Individu yang Berakhlak Mulia

Bertransformasi Menjadi Individu Berbudi Luhur | copyright freepik

Stoicism menekankan pentingnya memiliki karakter yang berbudi luhur, dengan empat kebajikan utama yaitu: kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Dengan mengembangkan kebajikan-kebajikan ini, seseorang dapat hidup dengan integritas dan menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.

Stoicism adalah filosofi yang mengajarkan anda untuk menerima kenyataan hidup dengan tenang, mengelola emosi, dan membangun karakter yang kuat. Bagi kamu yang merasa kurang dalam pengendalian diri, cobalah mendalami ilmu ini untuk mencapai ketenangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya