Israel Bersiap Manuver Pasukan Masuk ke Lebanon, Bakal Lakukan Serangan Darat?

Militer Israel mengatakan pihaknya memanggil dua brigade cadangan dan pengeboman udara mematikan di Lebanon berlanjut untuk hari ketiga.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Sep 2024, 08:19 WIB
Asap mengepul akibat serangan udara Israel di desa selatan Kfar Rouman, Lebanon selatan [Hussein Malla/AP Photo]

Liputan6.com, Beirut - Kepala militer Israel mengatakan negara itu tengah mempersiapkan kemungkinan serangan darat di Lebanon, karena militer mengatakan pihaknya memanggil dua brigade cadangan dan pengeboman udara mematikan di Lebanon berlanjut untuk hari ketiga.

Gelombang serangan udara terbaru ditujukan untuk "mempersiapkan wilayah bagi kemungkinan masuknya Anda", Herzi Halevi mengatakan kepada tentara di Israel utara pada hari Rabu (25/9/2024), dalam referensi paling eksplisit terhadap kemungkinan operasi darat terhadap kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah sejak angkatan udara Israel pada hari Senin secara dramatis meningkatkan serangan udara.

"Kami sedang mempersiapkan proses manuver, yang berarti sepatu bot militer Anda, 'sepatu bot' manuver Anda, akan memasuki wilayah musuh, memasuki desa-desa yang telah disiapkan Hizbullah sebagai pos-pos militer besar," kata Halevi seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (26/9).

Hizbullah, kelompok yang berpihak pada Iran, "memperluas jangkauan tembakannya, dan hari ini (Rabu 25 September), mereka akan menerima respons yang sangat kuat. Persiapkan diri Anda," Halevi menambahkan, mengacu pada peluncuran rudal yang menurut Hizbullah menargetkan markas besar Mossad di dekat Tel Aviv.

Sebelumnya, tentara Israel mengatakan pihaknya memanggil dua brigade cadangan ke utara untuk terus memerangi Hizbullah dan mengizinkan kembalinya ribuan warga sipil yang mengungsi akibat baku tembak ke utara – tujuan yang dinyatakan dari serangan mematikan minggu ini ke Lebanon.

Dalam pesan video singkat pada hari Rabu (25/9), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulangi janjinya untuk memulangkan warga Israel yang mengungsi dan mengatakan Hizbullah sedang diserang "lebih keras dari yang dapat dibayangkan".

"Saya tidak dapat menjelaskan secara rinci tentang semua yang kami lakukan. Namun, saya dapat memberi tahu Anda satu hal: Kami bertekad untuk mengembalikan penduduk kami di utara dengan selamat ke rumah mereka," kata PM Netanyahu.

 

 


Saling Serang Israel dan Hizbullah

Asap mengepul di lokasi serangan udara Israel di pinggiran Desa Zawtar di Lebanon selatan pada 21 September 2024. (AFP/Ammar Ammar)

Menteri kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 51 orang tewas pada hari Rabu (25/9) dalam serangan Israel yang terus berlanjut, sehingga jumlah korban tewas dari tiga hari terakhir menjadi 615 orang, dengan lebih dari 2.000 orang terluka.

Sebelumnya pada pagi hari, Hizbullah menembakkan puluhan rudal ke Israel, termasuk proyektil jarak jauh yang memicu sirene serangan udara di Tel Aviv dan di seluruh pusat negara itu. Israel mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya rudal mencapai daerah pusat dan proyektil itu berhasil dicegat. Tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan, tambahnya.

Hizbullah mengatakan telah menembakkan rudal balistik ke markas besar badan intelijen Israel, Mossad, yang katanya bertanggung jawab atas pembunuhan yang disengaja terhadap para pemimpin seniornya. Israel kemudian mengatakan telah menyerang lokasi peluncuran rudal di Lebanon selatan.


Puluhan Ribu Orang Mengungsi

Tercatat, 274 orang meninggal dunia, termasuk 21 anak-anak dan 39 perempuan. (FADEL ITANI/AFP)

Lebih dari 90.000 orang telah mengungsi dari selatan negara itu untuk mencari perlindungan di utara, menurut International Organization for Migration (IOM) atau Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Antrean panjang mobil yang melarikan diri dari kota-kota selatan telah memenuhi jalan-jalan, kelompok-kelompok bantuan telah menyerukan donor darah dan sekolah-sekolah telah diubah menjadi tempat penampungan.

IOM mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia dan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian korban massal di Lebanon dan mempertahankan layanan penting. Ini termasuk dukungan kesehatan mental meskipun tingkat persediaan kesehatan sangat rendah, dan persediaan mendesak diperlukan, tambah Organisasi Internasional untuk Migrasi tersebut.

Saling tembak tersebut telah membuat khawatir para pemimpin dunia, memicu hiruk-pikuk diplomatik. Presiden AS Joe Biden mengatakan perang habis-habisan mungkin terjadi di kawasan itu, tetapi masih ada ruang untuk diplomasi. "Perang habis-habisan mungkin terjadi, tetapi saya pikir ada juga peluangnya – kita masih bisa mencapai penyelesaian yang secara fundamental dapat mengubah seluruh kawasan," kata Biden dalam sebuah penampilan di program ABC The View, yang disiarkan pada hari Rabu (25/9).


AS Pimpin Upaya Diplomatik Akhiri Konflik dengan Israel di Gaza dan Lebanon

Ilustrasi Amerika Serikat (AS)

Amerika Serikat memimpin upaya diplomatik baru untuk mengakhiri permusuhan di Gaza dan Lebanon, dengan menghubungkan kedua konflik tersebut sebagai bagian dari satu inisiatif, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip tujuh sumber yang mengetahui inisiatif tersebut.

Adapun rinciannya sedang dibahas di Majelis Umum PBB di New York, demikian laporan tersebut. Ini akan menjadi pertama kalinya kedua front tersebut dihubungkan sebagai bagian dari dorongan diplomatik AS, kata sumber tersebut.

Sejak Israel melancarkan serangannya ke Gaza pada tanggal 7 Oktober, Hizbullah dan Israel telah saling tembak roket hampir setiap hari, yang menyebabkan puluhan ribu orang yang tinggal di dekat perbatasan mengungsi. Namun, meskipun pertukaran tersebut sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan dan ditujukan terutama pada target militer, ketegangan meningkat secara dramatis minggu lalu setelah Israel mengatakan akan mengalihkan fokus militernya ke wilayah perbatasan utara.

Peledakan massal pager dan perangkat komunikasi walkie talkie milik anggota Hizbullah minggu lalu menewaskan sedikitnya 42 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang. Israel tidak menyangkal atau mengonfirmasi tanggung jawab atas serangan ini. Minggu ini, Israel memberikan pukulan telak kepada pimpinan militer kelompok tersebut dengan menewaskan kepala divisi misilnya, Ibrahim Qobeissi, dan seorang komandan senior di unit elit Radwan, Ibrahim Aqil, dalam dua serangan terpisah.

Infografis Dahsyatnya Ledakan di Beirut Lebanon (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya