Sekte Makan Pecel Dicampur Rawon ala Angga Maliq & D'essential: Wajib Coba

Angga Maliq & D'Essential bahkan mengajak semua orang mencoba makan pecel dicampur rawon beserta daging dan kuahnya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 27 Sep 2024, 05:00 WIB
Angga Maliq & D'Essential. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Bicara makanan, Angga Maliq & D'Essential ternyata punya cara unik makan pecel sayur ala Madiun. Ia kini terbiasa menyantapnya bersama rawon Surabaya yang khas dengan kuah hitam dari kluweknya.

"Itu mengadaptasi rawon di Surabaya. Ada Rawon Pucang namanya. Dia itu pecel pake sayur, tapi tiba-tiba ditiban kuah rawon dan daging rawon. itu inovatif banget sih," celotehnya dalam jumpa pers peluncuran kolaborasi Gofood dan Maliq & D'Essential di Jakarta, Selasa, 24 September 2024.

Tak menyangka dengan kombinasi yang tak biasa itu, Angga pun ketagihan memakannya meski tak berada di Surabaya. Mengingat tak ada yang menjual versi itu di Jakarta, ia biasa memesan dua menu sekaligus dari tenant yang sama, terutama saat pesan online.

"Jadi, aku pesen pecel pincuk Godong Ijo tapi plus rawon. Itu dari vendor yang sama. Wajib dicoba," ujarnya berpromosi.

Selain kedua kuliner Jawa Timuran itu, Angga juga mengaku suka martabak. Untuk menu ini, ada keseragaman dengan anggota Maliq & D'Essential lainnya, yaitu tanpa kacang. Ia juga suka meminta dipesankan oleh Indah, rekannya di grup band tersebut, makanan sehat seperti salad dan kopi susu almond.

Berbeda dengan Angga, Indah lebih suka menyantap gado-gado. Ia punya pesanan khusus untuk menu ini. "Gado-gadonya dengan telur rebus enggak pake kol dan sambelnya dikit aja. Sambal kacangnya dipisah," urainya.

 


Kolaborasi Remake Lagu Aduh

Maliq & D'essential. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Bersamaan dengan itu, mereka digandeng GoFood me-remake lagu Aduh menjadi Waduh. Liriknya diganti agar sesuai dengan kampanye Surga Makanan yang akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.  

Indah menerangkan proses pembuatan lagu tersebut berlangsung relatif singkat. Mereka berkumpul dua kali untuk persiapan, sebelum akhirnya mengerjakan dalam beberapa jam saja. Terlebih, mereka sudah dibagikan daftar makanan terfavorit konsumen layanan pesan antar itu sebelumnya. "Rekamannya waktu sehari langsung selesai," ujar Indah.

Menurut Indah, proses pengerjaan ulang lagu Aduh menjadi Waduh tak terlalu berbeda dari lagu aslinya. Dibantu oleh makanan pesanan masing-masing, suasana yang terbangun menjadi lebih cair dan santai. Ide pun bisa mengalir lancar.

"Karena suasananya enak, makanannya enak, lagunya mulai ada jam 7... jam 9 lah udah jadi," ujar Indah.

Berbeda halnya dengan saat merekam video klip untuk remake lagu tersebut. Menurut Indah, karena band-nya bukan komedian, ada ketakutan hasil syuting akan menjadi tak lucu seperti konsep awal yang diinginkan. "Tapi tim GoFood sangat tahu apa yang dikerjakan sehingga bisa beri arahan-arahan yang mudah ditangkap," ujarnya.

"Semua orang bisa bersenang-senang. Happy banget kerjakan ini," sambungnya lagi. 


Alasan Memilih Gandeng Maliq & D

Maliq & D'Essential berkolaborasi dengan GoFood. (dok. GoFood)

Sementara itu, Head of Marketing Food & Ads Gojek Ignatius Satrio menjelaskan alasannya menggandeng Maliq & D'Essential menjadi duta kampanye tersebut. Salah satunya adalah ada kesamaan visi dan misi. Masing-masing pihak suka berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

"Musiknya Maliq berkembang terus dan ikuti zamannya. Ketika ada opportunity, kenapa enggak kita buat kolaborasi dengan musik?" kata pria yang akrab disapa Rio.

Ia pun melihat ada kedekatan antara musik dan makanan. Seringkali orang menikmati makanan sambil mendengarkan musik. Pihaknya juga mengutip penelitian berjudul ‘The Neural Correlates of Food Preference among Music Kinds (Jing et al., 2024)’. Dalam studi tersebut, musik disimpulkan menjadi salah satu komponen kunci yang memengaruhi preferensi makan seseorang.

Dari empat kategori musik, seseorang yang mendengarkan musik klasik dan hip hop lebih memilih kuliner bercita rasa manis. Sedangkan, seseorang yang mendengarkan musik rock lebih memilih kuliner bercita rasa asin. Terakhir, seseorang yang mendengarkan musik jazz menyukai kuliner yang tidak terlal uasin dan dapat merasakan kenikmatan emosional yang lebih tinggi saat makan.


Gelar Tur di Berbagai Kota

Maliq & D’Essential. (Foto: Dok. Instagram @maliqmusic)

Sebelumnya, Maliq & d’Essentials mengumumkan rencana menggelar konser tur di enam kota yang dimulai dari Oktober 2024 dalam rangka merayakan 22 tahun berkarier. Grup musik bergenre jazz ini terbentuk pada 15 Mei 2002 dengan awalnya beranggotakan sembilan orang, dan sekarang tersisa enam anggota.

Setelah berkarir lebih dari dua dekade, grup ini memiliki sembilan album dengan album terbaru berjudul Can Machines Fall In Love?. Maliq & D’Essentials telah menciptakan banyak lagu hits seperti “Untitled”, “Setapak Sriwedari”, “Aduh”, hingga “Kita Bikin Romantis”. Mereka pun mendapat kesempatan istimewa untuk tampil di konser Coldplay tahun lalu yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno.

Maliq & D'Essentials menggelar konser tunggal mereka di enam kota besar, dimulai dengan Makassar, Bali, dan Surabaya pada Oktober, dilanjutkan di Jogja pada November, serta Bandung dan Kuala Lumpur pada Desember 2024. Album tur ini dikelola oleh Jagjag Studio dan didukung penuh oleh Warner Music Indonesia yang merupakan label yang menaungi grup ini.

Sebelum melakukan konser, Maliq & D'Essentials akan turut hadir bersama dengan sederet musisi Indonesia di Synchronize Fest 2024. Festival ini akan diadakan pada 4, 5 dan 6 Oktober 2024 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta.

Infografis Oleh-oleh Makanan khas Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya