Sedang Dilakukan Pendataan, Pemerintah Siapkan Bantuan Rumah Rusak Akibat Gempa di Kabupaten Bandung dan Garut

BPBD Jabar mencatat sebanyak 722 rumah mengalami rusak berat, 902 rumah rusak sedang dan 2.949 alami rusak ringan

oleh Arie Nugraha diperbarui 29 Sep 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Gambar oleh Angelo Giordano dari Pixabay)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pendataan rumah rusak di Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat (Jabar) akibat gempa bumi berkekuatan M4,9 dua beberpa hari lalu.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin, nilai bantuan stimulan rumah rusak terdampak bencana gempa adalah Rp60 juta untuk rusak berat. Kemudian Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.

"Pesan dari kepala BNPB jangan ramai saat sekarang satu bulan tapi setelah itu bagaimana itu yang rumah rusak bagaiman pun harus dipikirkan. Makanya ada semacam pemberian uang sewa Rp500 ribu selama enam bulan (mendatang). Buat apa? Jadi seandainya mereka tinggal di rumah suadaranya, uang itu menjadi pengganti. Jangan sampai membebani keluarga yang ditinggali," ujar Bey, dalam keterangannya, ditulis Sabtu (28/9/2024).

Bey mengaku bantuan serupa dari Pemerintah Jabar telah disalurkan. Salah satunya penyaluran toilet portable alias jamban non permanen dan membangun dapur umum darurat di lokasi pengungsian.

BPBD Jabar mencatat sebanyak 722 rumah mengalami rusak berat, 902 rumah rusak sedang dan 2.949 alami rusak ringan akibat terjadinya gempa bumi merusak beberapa waktu lalu.

"Dari data tersebut paling banyak berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung. Akibat gempa yang ditaksir BPBD Jabar telah membuat kerugian sekitar Rp430 juta," kata Bey.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Jabar Jadi Provinsi Jumlah Tertinggi Terjadi Bencana

Bey Machmudin meminta mitigasi bencana melalui pelatihan dan simulasi harus semakin gencar diberikan kepada masyarakat.

Menurut Bey sebagai daerah rawan bencana dengan jumlah tertinggi nasional pada tahun 2023 mencapai 753 kejadian, pelatihan dan simulasi mitigasi bencana harus terus dilakukan secara berkala.

"Kita ini daerah yang rawan bencana jadi pelatihan atau sosialisasi (mitigasi bencana) itu sangat penting. Jadi pelajaran kemarin dari Kabupaten Bandung, ada cerita satu anak dia selamat, artinya tidak luka sama sekali. Karena begitu gempa dia langsung sembunyi dibawah bangku yang lainnya pada keluar, yang lainnya pada terluka. Jadi hal itu harus diingatkan terus kepada masyarakat," ujar Bey dalam siaran medianya.

Bey mengatakan adanya informasi tersebut merupakan hasil pelatihan dan simulasi terbukti dengan penyitas gempa bumi merusak di Kabupaten Bandung yang tidak terluka karena menjalankan standar operasional evakuasi.

Bey menginginkan setiap warga Jabar memiliki pemahaman mendalam bagaimana cara menyelamatkan diri ketika bencana.

"Saya juga berpikir apakah nantinya setiap desa memiliki tenda darurat yang saat bencana bisa dipakai mengungsi warga. Usai gempa kemarin, saya masih melihat warga mengungsi masih menggunakan terpal biru yang suka dipakai di warung sebagai pelindung," kata Bey.

Bey berharap pada masa mendatang fasilitas atau peralatan mitigasi bencana harus lebih siap lagi hingga di level desa.

Mitigasi bencana ucap Bey, tidak hanya untuk antisipasi bencana longsor, banjir, angin puting beliung, yang cenderung sering terjadi di Jabar, tapi juga gempa bumi seperti yang baru saja dirasakan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 5 rrovinsi paling tinggi terjadi bencana alam pada 2023.

Pada posisi pertama ditempati Provinsi Jawa Barat sebanyak 753 kejadian, Jawa Tengah 580 kejadian, Kalimantan Selatan 490 kejadian, Sulawesi Selatan 267 kejadian dan Kalimantan Timur 252 kejadian.


Bantuan BNPB

Sementara itu dalam siaran resminya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, tidak ada pengungsi yang terkonsentrasi di satu titik dalam jumlah besar. Warga masih bisa mengungsi ke rumah sanak keluarga.

Terkait kompensasi bagi rumah warga yang rusak, Suharyanto menjelaskan skema berdasarkan SK Kepala BNPB No 296 tahun 2023.

"Ditetapkan, nilai bantuan stimulan rumah rusak terdampak bencana adalah Rp60 juta untuk rusak berat. Kemudian Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan. Skala perbaikan sampai berwujud akhir rumah tipe 36 dengan standar layak huni, aman bencana, tahan gempa," kata Suharyanto i kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (19/9/2024).

Suharyanto meminta Pemda Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung segera mendata rumah rusak yang perlu dikompensasi.

Sedangkan Penjabat (Pj) Bupati Garut Barnas Adjidin, gempa berdampak pada 23 desa di enam kecamatan, yakni Kecamatan Cibiuk, Cisurupan, Tarogong Kaler, Samarang, Sukaresmi, dan Kecamatan Pasirwangi.

Sebanyak 1.244 bangunan rusak, paling banyak di Pasirwangi tercatat 1.107 bangunan rusak.

Sementara bangunan sosial seperti masjid, ataupun tempat berkumpul masyarakat lainnya yakni sebanyak 25 bangunan. Selain itu sebanyak 18 bangunan pendidikan juga rusak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya