Harga Emas Cetak Rekor, Bagaimana Prospek Emiten?

Berikut rekomendasi saham emiten emas di tengah sentimen pemangkasan suku bunga the Fed dan harga emas dunia terus cetak rekor.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Sep 2024, 13:28 WIB
Harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 24 September 2024 (Rabu waktu Jakarta). Hal itu berdampak terhadap pergerakan emiten emas pada perdagangan Rabu, 25 September 2024.(Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 24 September 2024 (Rabu waktu Jakarta). Hal itu berdampak terhadap pergerakan saham emiten emas pada perdagangan Rabu, 25 September 2024.

Harga emas dunia di pasar spot naik 1,1 persen menjadi USD 2.656,38 per ounce setelah mencapai  rekor USD 2.654,96. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 1 persen menjadi USD 2.680. Sepanjang 2024, harga emas telah melambung 28 persen seiring kekhawatiran akan ada perang di Timur Tengah meningkat. Kenaikan harga emas dunia itu mendorong pergerakan harga saham emiten emas.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham Rabu, 25 September 2024, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)atau saham ANTM naik 2,13 persen ke posisi Rp 1.440 per saham. Selain itu, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) bertambah 0,27 persen ke posisi Rp 27.450 per saham.

Lalu saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melambung 2,06 persen ke posisi Rp 198 per saham. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terbang 4,7 persen ke posisi Rp 2.450 per saham. Selanjutnya saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) naik 2,82 persen ke posisi Rp 292 per saham.Sementara itu, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 2,19 persen ke posisi Rp 280 per saham.

Lalu bagaimana prospek emiten emas di tengah kenaikan harga emas dunia yang cetak rekor?

Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menuturkan,penguatan harga emas dunia didorong langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan.

 

 


Sentimen yang Angkat Harga Emas

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Selain itu, China juga mendorong stimulus. Ia menuturkan, hal itu mendorong kenaikan harga emas dunia termasuk emas PT Aneka Tambang Tbk. Kenaikan harga emas itu, menurut Wahyu juga berdampak terhadap emiten komoditas secara umum termasuk emas. "Komoditas potensial ikut baik, emitennya pun wajar naik, terutama emiten emas,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com

Hal senada dikatakan Direktur Pilarmas Investindo Maximilinianus Nico. Ia menuturkan, potensi penurunan suku bunga acuan the Fed mengangkat harga emas. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menambah sentimen untuk harga emas dunia.

“Harga emas lebih ke tensi geopolitik karena emas juga termasuk instrument yang stabil ketika semakin besar tensi geopolitik dan harga emas akan naik. Suku bunga juga turun sehingga angkat harga emas,” kata Nico.

Nico menambahkan, kenaikan harga emas itu juga berkorelasi dengan emiten emas. Namun, ia mengingatkan untuk juga melihat fundamental emiten emas meski harga emas jadi sentimen positif.

“(Harga emas naik-red) dampak positif bagi emiten emas. Namun,Iihat lagi mengenai bisnis yang dikerjakan seberapa besar ekspor, produksi emas, cadangan emas dan kinerja keuangannya,” ujar dia.

 


Rekomendasi Saham

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Seiring kenaikan harga emas dunia yang berdampak terhadap emiten emas, apa saja saham pilihannya?

Wahyu memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk dicermati investor. Wahyu menuturkan harga saham ANTM menguat dari pelemahan sejak Januari 2023-Juni 2024. “Bagus dikoleksi dengan harga murah dan didukung fundamental emas,” tutur dia.

Ia menuturkan, harga saham ANTM akan konsolidasi di kisaran 1.100-1.600. “Level beli 1.400-1.200, potensial naik 1.600-1.900. Namun, di dekat atau di atas 1.900 rentan koreksi,” kata Wahyu.

Sementara itu, Nico memilih saham MDKA dan ANTM untuk dicermati pelaku pasar. Ia merekomendasikan beli saham MDKA dan ANTM. Ia mengatakan, dalam jangka pendek, potensi target harga saham MDKA di atas Rp 2.500 dan ANTM di posisi Rp 1.500.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Harga Emas Dunia Terkoreksi dari Level Termahal, Investor Ambil Untung

(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)

Sebelumnya, harga emas turun sedikit pada hari Rabu karena investor mengambil keuntungan setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi. Ekspektasi pemotongan suku bunga besar lainnya oleh Federal Reserve AS telah mendorong reli harga emas yang luar biasa.

Dikutip dari CNBC, Kamis (26/9/2024), harga emas spot turun 0,2% menjadi USD 2.652,99 per ounce pada pukul 16:57 GMT setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD 2.670,43. Sementara itu, emas berjangka AS stabil di USD 2.677,30.

"Emas saat ini berada pada level di mana kita mungkin akan mulai melihat beberapa risiko diambil dari pasar," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Pavilonis menambahkan bahwa investor emas mungkin berhenti sejenak untuk mengambil keuntungan setelah melihat pergerakan harga yang cukup menguntungkan.

Sentimen Suku Bunga AS

Reli emas ke rekor tertinggi didorong oleh pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve sebesar 50 basis poin minggu lalu. Menurut alat CME FedWatch, investor melihat peluang sekitar 59% untuk pemotongan tambahan sebesar 50 bps pada November.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Para pedagang menantikan pernyataan dari Ketua Fed, Jerome Powell, serta data inflasi AS akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk kebijakan lebih lanjut.

"Kita bisa melihat harga emas mencapai level USD 2.700 per ounce dalam satu atau dua hari ke depan jika kita terus melihat melemahnya pasar tenaga kerja, dan jika para presiden Fed semua menegaskan pemotongan suku bunga 50 basis poin," kata Phillip Streible, kepala ahli strategi pasar di Blue Line Futures.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya