Berkah Pertamina Grand Prix of Indonesia, Dua UMKM Ini Tembus Pasar Internasional

Dukungan Pertamina pada acara Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 salah satunya bertujuan mendorong kemajuan UMKM Lombok, serta UMKM nasional pada umumnya.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Sep 2024, 16:19 WIB
UMKM Binaan Pertamina.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 60 kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan kesempatan untuk hadir di ajang balap motor internasional Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024. Kelompok Usaha tersebut tergabung dalam Rumah BUMN Lombok Timur yang merupakan mitra binaan Pertamina.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, dukungan Pertamina pada acara Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 salah satunya bertujuan mendorong kemajuan UMKM Lombok, serta UMKM nasional pada umumnya.

"Pada ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia yang banyak menarik datangnya wisatawan domestik maupun mancanegara, kami berharap UMKM bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan omzet, memperluas jaringan, atau bahkan Go Global meraih pasar internasional," jelas Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Adapun mitra binaan tersebut akan menyediakan souvenir serta produk makanan dan minuman bagi para pengunjung di kawasan Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.

Salah satunya, D'etnick Istana Mutiara Lombok yang menjajakan souvenir yang menjadi incaran wisatawan. Janual Aidi, sang pemilik mengatakan bahwa ini merupakan tahun kedua ia berpartisipasi dalam kegiatan ini.

"Tahun lalu kami mendapatkan sekitar Rp 200 juta dalam tiga hari kegiatan berlangsung. Tak hanya itu, kami mendapatkan jaringan usaha yang luas dari beberapa pengunjung mancanegara yang hadir," ungkap Janual di Rumah BUMN Lombok Timur, Jl. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Sandubaya, Kec. Selong, Kab. Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Baginya, kesempatan yang diberikan Pertamina merupakan berkah untuk keberlangsungan usaha yang dimilikinya.

"Saya berharap gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024 menjadikan kami pengusaha yang tangguh dan memiliki jaringan yang lebih luas lagi," ujarnya.

D’etnick Istana Mutiara Lombok adalah UMKM yang bergerak di bidang kriya dengan produk utama adalah perhiasan dari Mutiara yang di ikat dengan logam perak, emas, dan rhodium, serta produk turunan yang berasal dari kerang mutiara.

Mengusung tagline “Etnic, Elegant, Luxe, Modern Jewellery”, produk yang dihasilkan D'Etnic merupakan buatan tangan (handmade) dari pengrajin lokal Lombok yang memanfaatkan bahan baku produk unggulan Lombok yaitu mutiara air laut (south sea pearls).

Perhiasan yang dihasilkan oleh D’etnick mengedepankan desain etnik yang membawa cerita lokal. Tidak hanya itu, pemanfaatan serbuk kulit kerang limbah kerajinan sebagai bahan kosmetik juga sudah dilakukan oleh UMKM D’etnick Istana Mutiara Lombok.

 

UMKM Binaan

Begitupun dengan pemilik usaha Kelapa Idea, Admiatun Suwendatanti, mengungkapkan bahwa kesempatan yang diberikan oleh Pertamina membawa usahanya kian meningkat.

"Dampaknya sangat signifikan. Pertama, kami mendapatkan income yang sangat baik dari seperti biasanya. Kedua, keuntungan branding yang dapat memperkenalkan produk secara cuma-cuma, baik kepada wisatawan lokal maupun asing. Ketiga, bisa memberikan dampak kepada orang sekeliling kita," jelas Admiatun.

Bergabungnya Kelapa Idea menjadi mitra binaan Pertamina sudah mengantarkan produknya hingga menembus pasar luar negeri, seperti Korea Selatan dan Malaysia.

"Pada 2022, kami bergabung dengan Pertamina dan mulai banyak mengikuti pameran. Sejak itulah mulai banyak dikenal dan mendapatkan pasar luar negeri, berbagi informasi untuk membuka jaringan dengan mitra binaan lain," tutur Admiatun.

Kelapa Idea didirikan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ada di Desa Pohgading, yakni banyaknya limbahturunan kelapa yang tidak terkelola dan minimnya keterampilan masyarakat dalam mengolah bahan baku.

Kelapa Idea lahir untuk mengatasi permasalahan limbah tersebut, mengolah limbah turunan kelapa menjadi beragam kerajinan bernilai tambah.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya