Perayaan Gotong Toapekong Berlangsung Meriah, Le Minerale Dukung Keberagaman Budaya Indonesia

Kirab budaya 12 Tahunan Gotong Toapekong menyita perhatian lebih dari 100 ribu warga dari dalam maupun luar Kota Tangerang, hingga mancanegara.

oleh Gilar Ramdhani pada 26 Sep 2024, 15:46 WIB
Perayaan Gotong Toapekong. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Gotong Toapekong berlangsung meriah dan sukses menyita perhatian lebih dari 100 ribu warga dari dalam maupun luar Kota Tangerang, hingga mancanegara. 

Tidak hanya masyarakat Tionghoa di Kota Tangerang, tetapi juga warga dari luar daerah, bahkan lintas agama dan budaya begitu antusias menyaksikan prosesi kirab budaya 12 Tahunan Gotong Toapekong pada Sabtu, 21 September 2024 area Kawasan Pasar Lama Kisamaun Kota Tangerang. Bahkan warga memadati area tersebut sejak pukul 06.00 WIB.

Ketua Pelaksana Perayaan Gotong Toapekong, Friska Ong menyampaikan, pada perayaan tahun ini melibatkan unsur berbagai budaya dan lintas agama. Sehingga perayaan ini mampu memperkuat toleransi antar beragama.

"Untuk tahun ini, kita mengajak semua lapisan masyarakat dari berbagai agama, ras dan budaya. Semua agama kita rangkul semua," ujar Friska Ong.

Perayaan ikonik khas kebudayaan Tionghoa dibuka dengan prosesi ritual iringan kuda dan gotong joli Khongco Hok Tek Ceng Sin.

"Prosesi iringan kuda dan gotong joli Khongco Hoe Tek Ceng Sin menjadi ritual wajib yang menjadi simbolis dibukanya perayaan 12 tahunan oleh Perkumpulan Boen Tek Bio. Tahun ini adalah kelima belas kalinya kami mengadakan perayaan Gotong Toapekong, dari yang pertama sejak 168 tahun yang lalu," jelas Friska Ong.

Dalam kirab budaya berusia ratusan tahun ini, ada pula empat patung dewa, yakni YMS Kwan Im Hud Couw (Dewi Welas Asih), Kwan Seng Tee Kun/Guan Yu (Dewa Perang), Kha Lam Ya (Dewa Penjaga Dharma), Hok Tek Ceng Sin/Fu De Zheng Shen (Dewa Bumi) diarak mengelilingi mulai dari Klenteng Boen Tek Bio Jalan Bhakti, kemudian Gang Cilangkap, dilanjutkan menuju Jalan Kisamaun di Panggung Utama Pendopo Tangerang, lalu Jalan MT Haryono dan Jalan Damyati. Selain itu, ada penampilan Marching Band Bien Tek Bio yang juga ikut menyemarakkan perayaan tersebut.

Tidak hanya ritual dan parade seni, perayaan 12 tahunan Gotong Toapekong juga menghadirkan kuliner Tempo Doeloe yang menyediakan berbagai pilihan kuliner nusantara khususnya kuliner legendaris Kota Tangerang (Pasar Lama).


Le Minerale Dukung Kegiatan Pelestarian Budaya Indonesia

Perayaan Gotong Toapekong. (Istimewa)

Semarak acara ini terlihat adanya dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari Le Minerale. Friska mengatakan dukungan Le Minerale sangat membantu jalannya acara tersebut.

"Kita sangat senang dengan adanya berbagai dukungan termasuk dari Le Minerale, air minum dalam kemasan asli milik Indonesia. Salah satunya karena Le Minerale adalah air minum yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh peserta, baik yang mengikuti prosesi arak-arakan hingga yang sedang menikmati jajanan di kuliner Tempo Doeloe. Kami berharap Le Minerale dan berbagai pihak lainnya terus mendukung kegiatan budaya yang harus dilestarikan ini," ujarnya.

Le Minerale memahami Indonesia memiliki kekayaan akan keanekaragaman budaya, hal ini menjadikan ciri khas bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan. Sehingga

Yuna Eka Kristina, Head of Public Relations and Digital Le Minerale mengatakan sebagai produk asli milik Indonesia, Le Minerale turut mendukung keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk memberikan dukungannya pada Perayaan 12 Tahunan Arak-arakan Gotong Toapekong yang diselenggarakan Perkumpulan Boen Tek Bio.

“Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, jadi meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu. Sebagai produk asli milik Indonesia, Le Minerale, kami berkomitmen mendukung keanekaragaman dan kelestarian budaya Indonesia," kata Yuna Eka Kristina.

Dukungan perayaan tersebut semakin penting, sebab Perayaan Gotong Toapekong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Sehingga ritual ini harus terus dijaga dan dilestarikan.

Menanggapi hal tersebut, Friska Ong mengaku senang dan berharap agar warisan tersebut dapat terus dijaga.

"Sangat senang sekali karena kami baru saja mendapatkan warisan budaya tak benda 20 Agustus lalu. Ini menjadi warisan yang baik untuk anak cucu yang harus dijaga," tutur Friska Ong.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya