Jejak Jokowi Saat Menjelajahi 'Puncak' Raja Ampat

Raja Ampat dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan kata-kata. Satu-satunya cara membuktikan berbagai pendapat ini adalah datang langsung menikmati 'sang mutiara' di ujung Papua.

oleh stella maris pada 26 Sep 2024, 18:10 WIB
Suasana keindahan alam di sekitar Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11/2019). Keindahan dan panorama alam masih menjadi daya tarik utama wisatawan baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke kawasan Raja Ampat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pesona Pianemo yang jadi Ikon Raja Ampat atau sering disebut sebagai little wayag memang indah. Lautan lepas dengan gugusan pulau-pulau karang tersusun rapi, membentang sepanjang mata memandang. 

Hamparan awan berarak di langit biru berpadu indahnya riak ombak, menyisir setiap pasir putih tepian pantai. Semilir angin pun seolah mengelus tubuh. Suara burung-burung camar pun menyeruak indah. Dari dalam air pun berkeriapan berbagai ikan berwarna cantik, menghiasi karang-karang hidup yang menari gemulai.

"Sangat indah, surga kecil di tanah Papua," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu, saat tibanya di puncak bukit Pianemo, 1 Januari 2016.

Ya, keindahan Pianemo itu menyihir Jokowi. Dia datang mengenakan kemeja putih dan celana hitam, turut mengalungkan noken (tas khas Papua) di lehernya, lalu menapaki satu persatu sekitar 300 anak tangga kayu yang tersusun menuju bukit Pianemo.

Melelahkan mungkin, tapi semuanya terbayar begitu sampai di puncak dengan ketinggian 59 meter di atas permukaan laut. Jokowi melihat kuasa Tuhan yang menciptakan 'surga kecil' untuk Papua.

Pemandangan gugusan pulau karst memanjakan mata. Air laut jernih berwarna hijau seakan melambai-lambai mengajak bermain. Sang Presiden menikmati pemandangan indah karunia Tuhan. Betah. Tak mau buru-buru turun.

Jokowi lalu mengambil foto dirinya sedang menatap kagum gugusan pulau Pianemo. Kemudian diunggah di sosial media Twitter (X) @jokowi. Postingan itu langsung banjir like dan komentar warganet. Kebanyakan netizen penasaran serta takjub melihat pesona Raja Ampat. 

Presiden Jokowi saat menyambangi Surga kecil di Tanah Papua, Pianemo pada 1 Januari 2016/Instagram @jokowi.

Setelah menikmati pemandangan gugusan pulau-pulau di Teluk itu, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan kembali ke Waiwo Distrik Waisai. Mereka menumpang speed boat, butuh waktu sekitar 1,5 jam tiba di sana.

Paginya, Jokowi juga menikmati matahari terbit perdana di dermaga Pantai Waiwo Raja Ampat, Papua Barat. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tampak duduk bersila di ujung dermaga kayu. Dengan latar cahaya keemasan saat matahari mulai menampakkan kehadirannya. Setelan yang dikenakan pun kemeja putih lengan panjang dan kain sarung cokelat.

"Fajar perdana 2016 di dermaga Waiwo, Raja Ampat, tempat terbaik di dunia untuk snorkeling," tulis Jokowi di bawah foto yang diunggahnya itu.

Kehadiran Jokowi ke Raja Ampat bukan sekadar vakansi dan menikmati pergantian tahun, tapi juga meninggalkan jejak penting berharga bagi masyarakat Raja Ampat.

Saat Jokowi turun dari bukit Pianemo, mantan Wali Kota Solo itu sempat menanyakan kebutuhan warga di sana kala itu.

Momen itu masih diingat betul Yorrys, pedagang kelapa muda hingga kepiting kenari di Pianemo. Masyarakat minta usul Pak Jokowi untuk adanya tower komunikasi dan tangga baru akses menuju puncak.

Sebetulnya, lanjut Yorrys, sudah ada tangga yang sampai sekarang masih baik kondisinya, tapi perlu tangga baru mungkin antisipasi berkembangnya wisata Pianemo.

Lalu tak lama usai kunjungan itu, kedua permintaan masyarakat rupanya dikabulkan Jokowi. Tangga baru dan tower komunikasi sudah 'nangkring' di sana.

Selain dua jejak itu, Yorrys mengenang momen Jokowi memborong semua dagangan miliknya. Sang Presiden hanya membayar dan tidak mengambil barang yang dibelinya.

Kini, Pianemo yang merupakan lokasi wisata primadona di Raja Ampat saban hari makin ramai dikunjungi wisatawan. Tak sedikit pelancong domestik bertanya-tanya tentang Jokowi yang pernah berkunjung ke situ.


Keistimewaan Raja Ampat

Rombongan wisatawan menuju kawasan Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11/2019). Keindahan dan panorama alam masih menjadi daya tarik utama wisatawan baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke kawasan Raja Ampat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kepulauan Raja Ampat membentang di area seluas kurang lebih 4,6 juta hektare. Diketahui Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeo, Batanta, Salawati, hingga Misool.

Nah, nama Raja Ampat sendiri diyakini berasal dari legenda masyarakat setempat yang percaya zaman dahulu kala ada seorang wanita yang menemukan tujuh telur, empat telur tersebut menetas menjadi raja-raja yang berkuasa di empat pulau utama.

Tersisa tiga lainnya, satu menjadi batu, satu menjadi wanita, dan satu lagi menjadi makhluk gaib atau hantu. Terlepas legenda yang dipercayai masyarakat setempat, keindahan yang disuguhkan Raja Ampat merupakan fakta yang tak bisa diganggu gugat.

Selain itu di Raja Ampat terdapat sekitar 1.847 pulau-pulau kecil lainnya yang menjadikan tempat ini kaya akan pesona alamnya. Raja Ampat juga merupakan destinasi diving terbaik di dunia dan diakui oleh organisasi sosial lingkungan internasional bernama The Nature Conservancy and Conservation International.


Bikin Raja Ampat

Apa yang dilihat Jokowi saat berada di Raja Ampat, Papua Barat, menurutnya sebagai sebuah destinasi baru, pengembangan Raja Ampat sudah semestinya digarap serius.

"Misalnya, landasan pacu dan terminal di sana belum siap. Yang kedua masalah tata kota yang ada di kota Raja Ampat. Saya kira ini tugasnya Bappenas untuk mendesain baik yang berkaitan dengan tata kota dan pemukiman. Kalau tidak segera kita tetapkan di mana kota dan tempat wisatanya, semua akan berjalan sendiri-sendiri," ujar Jokowi.

Dari arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lalu memasukkan kawasan wisata Raja Ampat dalam pengembangan Destinasi Wisata Prioritas.

Namun Pandemi Covid-19 datang. Membuat nama Raja Ampat seolah meredup. Pemerintah kemudian menyiapkan sejumlah program khusus guna membangkitkan kembali sektor pariwisata di Raja Ampat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan beberapa program stimulus yang dimaksud antara lain dana hibah pariwisata, padat karya, upskilling dan reskilling pelaku parekraf, serta pemberian sertifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental and Sustainability).

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Raja Ampat, pada 2020 hanya 4.214 wisatawan berkunjung, kemudian pada 2021 tercatat sebanyak 4.339 wisatawan dan setahun kemudian mengalami kenaikan sebanyak 5.725 wisatawan.

Namun ketika pemerintah mengubah status Pandemi menjadi Endemi pada Maret 2023, kunjungan ke Raja Ampat meningkat pesat. Tercatat mencapai 19.839 wisatawan sepanjang 2023. Jumlah itu diprediksi meningkat di tahun ini. Tercatat jumlah wisatawan asing yang ke Raja Ampat lebih dari 3.600 orang setiap bulannya pada Januari-Maret 2024.

Raja Ampat masih menjadi pilihan favorit wisatawan mancanegara (wisman) ketika liburan ke Indonesia, menurut data agen perjalanan Golden Rama. Keindahan alamnya jadi daya tarik utama. Apalagi Raja Ampat memiliki lokasi penyelaman terindah di dunia.

"Potensi pariwisata di Indonesia Timur itu luar biasa, the most beautiful diving spot in the world ada di Indonesia Timur, salah satunya Raja Ampat," ucap President Director PT Golden Rama Madu Sudono menirukan ungkapan yang pernah ia dengar dari turis luar negeri.

Melihat tingginya angka kunjungan wisatawan asing dan lokal di Raja Ampat, Dinas Pariwisata Raja Ampat melakukan sejumlah program dan langkah strategis, diantaranya peningkatan sumber daya manusia di sektor pariwisata, khususnya peningkatan SDM masyarakat setempat.

Adapun kegiatan peningkatan SDM Masyarakat Raja Ampat, khusus yang bergerak di industri wisata adalah pelatihan Bahasa inggris, pelatihan selam dan sertifikasi selam baik level advance maupun master diving.

"Kita juga terus memperbaiki fasilitas dan sarana prasarana yang ada di setiap spot wisata, demi kenyamanan para wisatawan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Ellen Risamasu. 

Raja Ampat dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan kata-kata. Satu-satunya cara membuktikan berbagai pendapat ini adalah datang langsung menikmati 'sang mutiara' di ujung Papua.

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya