Kisah Seru Mahasiswi Disabilitas UNESA Magang di SLB, Mengajar Musik untuk Anak-Anak Istimewa

Mahasiswi peraih juara 3 penyanyi solo Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Universitas (Peksimitas) 2022, Zelda Maharani menjalani program asistensi mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Sep 2024, 09:00 WIB
Cerita Mahasiswi Disabilitas UNESA Magang di SLB, Mengajar Musik untuk Anak-Anak Istimewa. Foto: UNESA.

Liputan6.com, Jakarta Bakat di bidang tarik suara membuat mahasiswi disabilitas Program Studi S-1 Musik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Zelda Maharani mendapat pengalaman menarik saat magang.

Mahasiswi peraih juara 3 penyanyi solo Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Universitas (Peksimitas) 2022 itu menjalani program asistensi mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang. Ia mengajar sejak awal September hingga Desember 2024 dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Saya senang mengajar dan berbagi pengalaman, jadinya saya memilih untuk mengajar musik di sekolah,” ucap perempuan yang jago menulis dan public speaking itu mengutip laman resmi UNESA, Jumat (27/9/2024).

Mahasiswi penyandang disabilitas netra yang akrab disapa Zelda menambahkan, awalnya ia berencana magang di salah satu stasiun radio, karena sudah memiliki dasar penyiar. Atas berbagai pertimbangan, ia akhirnya memilih menjadi sebagai pengajar musik.

"Mengajar itu asik juga kok. Toh saya juga punya keinginan untuk buka kelas pelatihan sendiri. Tapi katakanlah takdir menuntun untuk jadi guru kelas ya it's okay, karena tujuannya masih sama," ucapnya.

Selama asistensi mengajar, ia merasa sangat senang, karena ada para guru pendamping dan murid-murid difabel yang selalu mendukungnya.


Pernah Jadi Murid di SLB

Kendati mengajar bukan perkara yang mudah, tetapi Zelda tetap fokus memberikan yang terbaik agar para siswanya memiliki keterampilan dan pemahaman tentang musik.

"Musik tidak sekadar hobi yang dibutuhkan saat momen tertentu, tetapi musik bisa menjadi profesi, dan termasuk industri yang peluang kariernya prospek ke depan,” ucap Zelda.

Menjadi pengajar di SLB bukan hal yang sulit baginya, sebab dulunya ia bersekolah di SLB sehingga memudahkannya bisa menyesuaikan diri dan mengatasi permasalahan murid di kelas.

"Sesulit apapun permasalahannya pasti akan selesai, karena saya yakin kunci mengajar adalah keikhlasan hati," ucapnya.


Hal Menarik Saat Mengajar

Setiap kali mengajar, lanjutnya, akan selalu ada hal menarik, tapi ada satu hal menarik yang paling berkesan.

Dia memiliki murid yang semangat belajarnya tinggi. Murid ini selalu merasa tahu sesuatu yang terjadi padanya.

"Tiap pagi dia selalu ke asrama sekolah jemput saya dan berangkat bareng kalau lagi ada kelas musik hari itu. Saya merasa dia itu punya keterbatasan, tapi tidak membatasi dirinya sendiri. Itu yang membuat saya semangat di sana," ujarnya semangat.


Berharap Para Murid Bisa Belajar dengan Baik

Dia berharap agar program asistensi mengajarnya ini berjalan dengan lancar dan para muridnya bisa mengambil apa yang baik dari dirinya dan berguna untuk kehidupan mereka ke depan.

"Hidup cuma sekali, timbulkan kesan yang baik, supaya orang-orang mudah mengenang saat kita mati. Jangan biarkan orang lain mengendalikan hidup kita," pungkasnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya