Liputan6.com, Jakarta Kolaborasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di tingkat nasional dan global dinilai menjadi kunci dalam meningkatkan standardisasi mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ( FEB UI) Teguh Dartanto, dalam Seminar International: Collaboration of AACSB, AFEBI, LAMEMBA and FEB-UI yang mengangkat tema Continuous Improvement of Quality Assurance for Business and Management Education in Indonesia, yang dilaksanakan pada Selasa-Kamis (24-26/9/2024).
Advertisement
“Kami percaya bahwa melalui kolaborasi dapat meningkatkan standardisasi pendidikan bisnis di Indonesia dan berkontribusi pada komunitas akademis global. Melalui acara ini akan menjelaskan bagaimana dapat lebih menyelaraskan program kami dengan tolok ukur internasional, meningkatkan daya saing dan kredibilitas penting lembaga kami,” kata Teguh dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Dekanat Ruang Auditorium Soeriatmaja, FEB UI, Depok, Jawa Barat tersebut.
Teguh mengatakan, sebagai sekolah bisnis pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih Double-Crown Accreditation, yaitu 2 akreditasi internasional paling bergengsi untuk Sekolah Bisnis di dunia, FEB UI tidak hanya berkomitmen pada keunggulan.
Namun, FEB UI juga menjalankan tanggung jawab untuk membina lingkungan yang kolaboratif. Karena itu FEB UI akan selalu bersedia berbagi pengetahuan, praktik terbaik, dan inovasi dengan lembaga dan pemangku kepentingan lain.
Seperti diketahui, pada 2022 FEB UI memperbarui akreditasi Internasional Association of MBAs (AMBA) untuk program studi Magister Manajemen (MM FEB UI).
Selanjutnya, FEB UI memperoleh akreditasi internasional Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB), yang merupakan salah satu penilaian paling bergengsi di dunia untuk sekolah bisnis.
Hal ini menjadikan FEB UI sebagai satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yang memiliki ‘Double Crown’ yaitu AACSB dan AMBA. Saat ini, FEB UI berupaya menggapai the last crown yaitu EQUIS accreditation. Harapannya, FEB UI bisa menjadi bagian dari 1% sekolah bisnis di dunia yang memiliki triple crown accreditation.
Untuk itu, lanjut Teguh, dalam berkolaborasi meningkatkan mutu pendidikan FEB UI akan memulai dengan mengeksplorasi perubahan terkini dalam standar akreditasi.
Perlu dipahami bahwa akreditasi bukan tujuan, tetapi alat yang ampuh untuk peningkatan kualitas berkelanjutan. “Akreditasi memastikan bahwa kami memenuhi dan menerima standar global, dan yang lebih penting, bahwa kami memberikan keunggulan kepada siswa dan pemangku kepentingan,” katanya.
Langkah selanjutnya adalah menggabungkan teknologi dalam pendidikan bisnis. Pasalnya, hal ini sangat penting dalam era digital yang berkembang pesat saat ini. Diketahui bersama, kemajuan teknologi mendorong peningkatan dalam kecerdasan buatan, blockchain, dan analisis data, yang akibatnya mengubah cara mengajar dan belajar khususnya di dunia pendidikan tinggi.
Dari perspektif pendidik, pihak kampus harus menerima perubahan ini dan menemukan cara yang etis dan bertanggung jawab untuk menjawab tantangan teknologi.
Khususnya kecerdasan buatan generatif ke dalam kurikulum pendidikan. Oleh karenanya wawasan tentang cara mengelola transformasi ini perlu diperluas, dengan diimbangi adopsi teknologi yang terus berkembang untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Melalui kolaborasi pula dunia pendidikan tinggi dapat menjawab tanggung jawab untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk hidup secara etis dan berkelanjutan.
Menanamkan prinsip tersebut dalam kurikulum dan memastikan bahwa para pemimpin masa depan yang dididik memahami pentingnya menyeimbangkan keuntungan dengan tujuan.
“Saya percaya ini bukan hanya keharusan moral, tetapi juga keharusan bisnis, karena semakin banyak perusahaan yang diukur berdasarkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Seminar ini memberikan landasan penting bagi kita untuk berkumpul, berbagi wawasan, dan bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan bisnis di Indonesia. Tujuan utama kami, memastikan bahwa para siswa kami diberikan dan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai etika yang dibutuhkan untuk menciptakan nilai sosial dan ekonomi bagi negara,” papar Teguh.
Peningkatan Kualitas & Dampak Positif
Dalam kesempatan yang sama, Executive Vice President and Chief Membership Officer and Managing Director, Asia Pacific, AACSB International Geoff Perry mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan sekolah ekonomi dan bisnis terkemuka untuk membantu dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan
“Melalui kolaborasi dan acara ini kita dapat membahas dan menganalisis isu-isu penting yang sedang terjadi dalam pendidikan tinggi, secara global dan di Indonesia. Acara ini memberi kita kesempatan untuk terlibat dalam kolaborasi. Menurut saya yang penting tentang kualitas adalah bahwa setiap sekolah dapat meningkatkan kualitas dan dampaknya. Di AACSB, kami tertarik untuk bekerja sama dengan semua sekolah yang ingin meningkatkan kualitas dan dampaknya,” tuturnya
Menurut Geoff Perry, melalui kolaborasi AACSB ingin membantu mendorong sekolah bisnis menjadi versi terbaik dari apa yang ingin dicapai sekolah tersebut. Dia menambahkan, yang terpenting kolaborasi peningkatan kualitas berkelanjutan sesuai dengan misi sekolah tersebut.
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro dalam sambutannya mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, universitas perlu berkolaborasi dengan lembaga eksternal untuk menjadi mitra. Dengan demikian kemajuan, pengajaran, penelitian, dan keterlibatan sosial oleh kampus dapat dinilai objektif.
“Kita dapat memahami apa yang sedang terjadi secara global melalui kolaborasi dengan kampus-kampus terkemuka di dunia. Karena dunia berubah begitu cepat. Sekolah tinggi harus punya dampak positif lebih luas,” ujarnya.
Hadir dalam acara ini, Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) Abdul Rahman Kadir. Dia mengatakan melalui kolaborasi sekolah bisnis dapat mencapai apa yang disebut sebagai standardisasi kualitas. Ini untuk menjawab tantangan di era pertumbuhan teknologi yang cepat dan memberikan peluang yang menarik bagi pendidikan.
“Kita harus ingat bahwa teknologi ini perlu diadopsi secara etis dan bertanggung jawab. Sekolah bisnis harus memimpin dunia dengan mengintegrasikan teknologi baru ini ke dalam program mereka, sambil mempertahankan moral, nilai-nilai, dan tanggung jawab sosial yang kuat,” tuturnya.
Dengan demikian diharapkan dapat memastikan bahwa teknologi bisa membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan pasar kerja masa depan. Ekosistem sekolah bisnis harus berkomitmen untuk mengadopsi peningkatan kualitas dengan kolaborasi sehat yang mendorong kemajuan berkelanjutan.
Adapun acara ini terselenggara atas kolaborasi FEB UI, AACSB, AFEBI, dan Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA).
Advertisement