Top 3: Cara Dapat Tiket Promo Kereta Api

Dalam rangka memperingati HUT ke-79, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar promo spesial diskon tiket kereta api bertajuk "KAI Birthday Bash". Melalui promo ini, pelanggan hanya perlu membayar 79% dari harga normal, memberikan potongan harga hingga 21%.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Sep 2024, 06:30 WIB
Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Dalam rangka memperingati HUT ke-79, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar promo spesial diskon tiket kereta api bertajuk "KAI Birthday Bash". Melalui promo ini, pelanggan hanya perlu membayar 79% dari harga normal, memberikan potongan harga hingga 21%. (dok: KAI)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati HUT ke-79, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar promo spesial diskon tiket kereta api bertajuk "KAI Birthday Bash". Melalui promo ini, pelanggan hanya perlu membayar 79% dari harga normal, memberikan potongan harga hingga 21%.

Diskon berlaku untuk berbagai kelas dan rute populer, seperti kelas luxury, eksekutif, bisnis, dan ekonomi, yang bisa dipesan melalui seluruh saluran penjualan tiket resmi KAI, kecuali loket dan loket box.

Artikel KAI Obral Harga Tiket Kereta Api Rp 79, Begini Cara Dapatnya menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Jumat, (27/7/2024):

1. KAI Obral Harga Tiket Kereta Api Rp 79, Begini Cara Dapatnya

Dalam rangka memperingati HUT ke-79, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelar promo spesial diskon tiket kereta api bertajuk "KAI Birthday Bash".

Promo ini berlaku untuk pembelian tiket pada tanggal 27 hingga 29 September 2024 dengan jadwal keberangkatan mulai 1 Oktober hingga 31 Oktober 2024.

Melalui promo ini, pelanggan hanya perlu membayar 79% dari harga normal, memberikan potongan harga hingga 21%. “Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan promo ini untuk mendapatkan tiket perjalanan kereta api dengan harga lebih murah,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, kamis (26/9/2024).

Berita selengkapnya baca di sini


2. Kementerian Bertambah di Era Prabowo Bakal Bebani Anggaran Negara? Ini Jawaban Kemenkeu

Prabowo Subianto didampingi Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato usai resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024. (Tangkapan Layar YouTube KPU)

Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (PKAPBN BKF) Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo memastikan, rencana penambahan K/L Presiden Terpilih Prabowo Subianto tidak akan memberatkan anggaran negara.

Wahyu menuturkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mendukung penambahan jumlah Kementerian/Lembaga melalui belanja non K/L.  Pada tahun depan, belanja non Kementerian/Lembaga ditetapkan sebesar Rp1.541,3 triliun, meningkat signifikan dibandingkan 2024 yang senilai Rp 1.376,7 triliun.

"Mungkin ada beberapa K/L yang bertambah, kemudian dipisah dan sebagainya, tentu kita mencermati. Tetapi juga sudah kita hitung bahwa itu memungkinkan ditampung dari belanja non K/L," ungkap Wahyu dalam kegiatan media gathering Kemenkeu di Anyer, Banten, dikutip Kamis (26/9/2024).

Wahyu juga menyampaikan, APBN 2025 didesain untuk menangkap program-program unggulan presiden terpilih Prabowo Subianto dengan menyediakan ruang fiskal yang memadai.

Baca artikel selengkapnya di sini


3. Kriteria Pengganti Sri Mulyani dan Airlangga di Kabinet Prabowo-Gibran

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Masa jabatan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden akan berakhir pada Oktober 2024. Pelantikan presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan pada Minggu, 20 Oktober 2024.

Pertanyaannya, apakah menteri kabinet Jokowi seperti Sri Mulyani Indrawati dan Airlangga Hartarto akan kembali menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Prabowo-Gibran?

Pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P. Sasmita, memahami jika Sri Mulyani dan Airlangga tidak kembali masuk kabinet.

Menurutnya, Sri Mulyani sudah terlalu lama menjabat sebagai Menteri Keuangan, sementara kinerja Airlangga sebagai Menko Bidang Perekonomian dinilai kurang memuaskan.

Baca artikel selengkapnya di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya