Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Das'ad Latif, seorang pendakwah kondang, menceritakan salah satu kebiasaan istrinya yang membuatnya kagum.
Ustadz ini berbagi cerita tentang kedisiplinan istrinya dalam menjalankan ibadah, terutama dalam hal bangun sholat subuh.
Menurut Ustadz Das'ad, selama menjadi istrinya tidak pernah sekalipun bangun lebih dari jam 4 pagi dan melewatkan sholat subuh.
“Seingat saya, semenjak menjadi istri saya dia tidak pernah bangun setelah jam 4 pagi, selalu sebelumnya ,” ujar Ustadz Das'ad Latif dalam salah satu ceramahnya, dikutip dari kanal YouTube @DasadLatif.
Ustadz Das'ad sering membagikan berbagai nasihat dan pengalamannya kepada para jamaah.
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Ustadz Das'ad adalah ketika istrinya bangun sebelum subuh, tepatnya jam 4 pagi.
Istri Ustadz Das'ad Latif tidak bangun sebelum jam tersebut, istrinya akan merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Seperti Kehilangan Barang Berharga
“Kalau dia bangun lewat jam 4, ketiduran, rasanya dia kehilangan harta berharga,” tambahnya.
Ustadz Das'ad Latif juga mengungkapkan bahwa istrinya selalu siap mengurus keperluan sang suami sebelum ia berangkat. Salah satunya adalah menyiapkan tas yang akan dibawa Ustadz Das'ad.
“Jam 4 pagi pasti sudah bangun. Mau pergi, dia bawa itu ransel saya,” kenangnya.
Namun, Ustadz Das'ad sempat menolak, karena menurutnya, tas tersebut terlalu berat untuk dibawa istrinya.
“Saya bilang, jangan, sayang. Berat,” kata Ustadz Das'ad, mengingat percakapannya dengan sang istri.
Menariknya, respons sang istri membuat Ustadz Das'ad tersentuh. Istrinya mengatakan, “Tidak apa-apa, Ustadz. Beratnya ransel ini tidak ada artinya dibanding beratnya beban hidup menanggung kami.” Ucapan itu membuatnya tersadar betapa besar pengorbanan istrinya.
Selain itu, Ustadz Das'ad juga bercerita tentang momen ketika istrinya memberikan ciuman sebelum ia berangkat.
Advertisement
Ini Kebiasaan Kalau Masuk Mobil, Bisa Ditiru Tambah Harmonis
“Begitu saya duduk di mobil, Bu cium, muah muah muah,” ungkapnya sambil tersenyum.
Ia menambahkan bahwa istrinya tidak hanya mencium tangannya sekali, melainkan beberapa kali. “Sudah cukup belum dicium lagi. Saya di sini, Bu, cium lagi. Cium lagi kiri,” tambah Ustadz Das'ad.
Momen tersebut, menurut Ustadz Das'ad, adalah bentuk kasih sayang tulus dari istrinya. Ia pun menggambarkan, “Ini agak-agak lama ya, kan istri saya ibu-ibu. Sudah kasih begitu suami, makanya dicium tangannya sama perempuan lain.”
Cerita yang disampaikan Ustadz Das'ad ini memberikan gambaran tentang pentingnya perhatian dan kasih sayang dalam hubungan suami istri.
Kedisiplinan dalam beribadah dan perhatian kecil seperti menyiapkan tas atau memberikan ciuman adalah bentuk pengorbanan yang tidak boleh dianggap remeh.
Melalui ceramahnya, Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa setiap pasangan harus saling menghargai dan memahami satu sama lain agar rumah tangga tetap harmonis.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul