Liputan6.com, Jakarta - Fenomena astronomi adalah peristiwa alam di luar angkasa yang dapat diamati dari Bumi. Setiap bulan, fenomena ini berubah karena pergerakan benda-benda langit yang memiliki orbit dan kecepatan berbeda.
Sederet fenomena langit akan terjadi pada akhir September 2024. Fenomena astronomi akhir September 2024 yang akan terjadi di antaranya munculnya komet Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3 hingga asteroid 2024 PT5.
Berikut daftar fenomena langit akhir September 2024.
1. Komet Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3
Komet Tsuchinshan-ATLAS C/2023 A3 atau komet A3 melintasi langit bumi pada akhir September 2024 ini. Hal ini akan menjadi salah satu fenomena astronomi langka, karena komet A3 muncul untuk pertama kalinya dalam 80 ribu tahun.
Baca Juga
Advertisement
Astronom memperkirakan komet A3 akan terlihat satu jam sebelum matahari terbit pada empat pagi berturut-turut minggu ini. Visibilitasnya tampak jelas dengan mata telanjang di langit malam dari akhir September hingga pertengahan Oktober.
Dikutip dari Live Science pada Jumat (27/09/2024), komet A3 diperkirakan akan mencapai puncak kecerahannya pada 27 September 2024. Pengamat langit di belahan Bumi Utara akan dapat melihat sekilas komet beberapa derajat di atas cakrawala timur-tenggara sekitar 30 menit sebelum matahari terbit pada 27 September hingga 2 Oktober 2024.
Pada 29 September dan 30 September komet A3 akan bergabung dengan bulan sabit yang memudar. Meskipun komet A3 dapat dilihat dengan mata telanjang, komet dapat berubah-ubah dan sulit diprediksi.
Komet A3 akan memperlihatkan ekor berdebu yang cukup besar dari debu dan es penyusun komet yang sedikit mencair saat mendekati matahari. Belum diketahui akan seberapa terang komet komet A3, namun beberapa astronom memperkirakan komet itu bisa sama terangnya dengan 20 bintang paling terang di langit malam.
Pada 30 September, komet akan menghilang di bawah cahaya fajar bagi mereka yang berada di garis lintang utara-tengah. Namun masih dapat dilihat siapapun yang dekat dengan ekuator, termasuk wilayah Indonesia hingga 2 Oktober 2024.
Setelah 2 Oktober 2024, komet A3 akan hilang tenggelam karena silau matahari, dan akan muncul kembali di langit malam belahan Bumi Utara pada Sabtu 12 Oktober. Saat itu, komet A3 akan berada pada titik terdekatnya dengan bumi.
Kemudian, komet tersebut akan berada dekat dengan cakrawala barat.
Konjungsi Bulan dan Regulus
2. Konjungsi Bulan dan Regulus
Melansir laman Earth Sky pada Jumat (27/09/2024), bulan dan Regulus bakal saling berpapasan di langit pada 29 September 2024. Fenomena astronomi tersebut dikenal sebagai konjungsi, yakni pertemuan semu dua atau lebih objek di langit.
Artinya, ketika diamati dari Bumi, Bulan dan Regulus akan tampak saling berpapasan atau bertemu di cakrawala. Untuk menemukan fenomena tersebut, kamu bisa memulainya dengan mencari bulan atau konstelasi Leo di langit.
Keduanya akan terlihat sebelum matahari terbit, tepatnya 75 menit sebelum fajar menyingsing. Regulus adalah bintang paling terang di rasi bintang Leo dan salah satu bintang paling cemerlang yang dapat dilihat dari bumi.
Nama "Regulus" sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "raja kecil". Julukan ini sangat cocok dengan posisinya yang berada di jantung rasi Leo yang berbentuk seperti sabit.
Meskipun terlihat seperti satu titik cahaya terang, Regulus sebenarnya adalah sistem bintang ganda yang terdiri dari empat bintang yang tergabung dalam dua pasang.
Advertisement
Asteroid 2024 PT5
3. Asteroid 2024 PT5
Bumi akan memiliki bulan sementara pada 29 September hingga 25 November 2024 mendatang. Bulan sementara milik bumi tersebut adalah asteroid 2024 PT5.
Dikutip dari laman Space pada Jumat (27/09/2024), asteroid PT5 pertama kali ditemukan pada 7 Agustus 2024. Asteroid berdiameter 10 meter ini akan ditangkap oleh gravitasi bumi, sehingga akan mengitari bumi meski tidak akan menyelesaikan satu orbit penuh.
Setelah 25 November 2024, 2024 PT5 akan melepaskan diri dari pengaruh gravitasi bumi dan kembali ke orbit heliosentris mengorbit pada matahari. Asteroid 2024 PT5 merupakan bagian dari kumpulan objek dekat bumi yang memiliki orbit mirip dengan bumi.
2024 PT5 adalah asteroid dekat bumi yang akan terpengaruh gravitasi Bumi selama kurang lebih 53 hari. Asteroid ini hanya memiliki magnitudo lebih dari 22 atau luar biasa redup.
Hal tersebut menyebabkan bulan kedua itu tidak akan terlihat dengan mata telanjang, kecuali menggunakan teleskop berdiameter minimal 30 inci. Belum lagi, asteroid 2024 PT5 berjarak sekitar 3,44 juta kilometer dari bumi, sangat jauh dibandingkan jarak bumi dan bulan yang berkisar 384.400 kilometer.
Oleh karena itu, benda langit tersebut tidak akan menghiasi langit malam sebagai bulan kedua serta tidak berdampak apa pun pada bumi. Asteroid 2024 PT5 lebih cocok disebut sebagai minimoon lantaran masuk dalam kategori bulan mini yang hanya singgah selama waktu tertentu.
Selain diiringi bulan sebagai satelit alami, bumi sebenarnya memiliki quasi-moon (satelit kuasi), minimoon, dan ghost moon (bulan hantu berupa awan debu). Saat ini, bumi tercatat ditemani tujuh quasi-moon, salah satunya Kamo'oalewa.
2024 PT5 berasal dari dari sabuk asteroid Arjuna. Sabuk tersebut merupakan sabuk asteroid sekunder yang terbuat dari bebatuan luar angkasa.
Sabuk arjuna memiliki jalur orbit yang sangat mirip dengan bumi, dengan rata-rata jarak dari matahari sekitar 150 juta kilometer. Beberapa obyek di sabuk asteroid Arjuna dapat mendekati bumi pada jarak dekat sekitar 4,5 juta kilometer dengan kecepatan rendah sekitar 3.540 kilometer per jam.
Dalam beberapa situasi, energi geosentris benda angkasa itu dapat menjadi negatif, sehingga "tertarik" menjadi bulan bumi untuk sementara.
(Tifani)