7 Penyebab Stres di Tempat Kerja, Begini Cara Ampuh Mengatasinya

Stres di tempat kerja sering kali datang dari faktor-faktor yang tidak disadari, seperti target yang terlalu tinggi, konflik antar-rekan, hingga jam kerja yang berlebihan. Bagaimana cara mengatasinya? Yuk cek apa saja!

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 01 Okt 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Stres karena terjerat utang | foto : istimewa

Liputan6.com, Jakarta Stres di tempat kerja adalah epidemi yang sering kali tidak disadari di dunia modern, dan sayangnya jarang dibicarakan.

Dikutip dari Timesofindia, Selasa (1/10/2024), baru-baru ini, kematian seorang wanita berusia 26 tahun, yang diduga akibat kelelahan dan stres kerja, telah memicu kekhawatiran tentang kesehatan mental para pekerja, yang selama ini kurang mendapat perhatian. 

Tuntutan yang meningkat, jam kerja yang panjang, dan ekspektasi yang terkadang tidak realistis dapat dengan mudah menjadikan pekerjaan sebagai beban yang terus menghantui di tempat kerja.

Stres kronis di tempat kerja dapat menyebabkan burnout, penurunan produktivitas, hingga masalah kesehatan jangka panjang seperti penyakit jantung, menurut berbagai penelitian. Dengan mengidentifikasi penyebab utama stres di tempat kerja, kita dapat lebih efektif dalam mengatasinya.

Berikut adalah tujuh penyebab umum stres terkait pekerjaan dan cara mengelolanya.

 1. Target dan Deadline yang Tidak Realistis

Salah satu penyebab stres yang paling umum di tempat kerja adalah saat beban kerja terlalu banyak. Jika pekerjaan yang diberikan melebihi kemampuan karyawan untuk menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan, mereka akan berada di bawah tekanan terus-menerus. Tuntutan yang terlalu ketat dan terus-menerus dapat membuat karyawan kelelahan, kurang produktif, dan akhirnya burnout.

Cara Mengatasinya:

Prioritaskan tugas-tugas yang paling mendesak dan delegasikan jika perlu. Memecah proyek besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola juga dapat membantu. Gunakan alat manajemen waktu seperti daftar tugas atau aplikasi produktivitas untuk tetap fokus pada prioritas.


2. Tidak Tahu Apa yang Harus Dikerjakan

(unsplash/tim gouw)

Ketika karyawan tidak memiliki kendali atas beban kerja, jadwal, atau proses pengambilan keputusan, hal ini dapat menciptakan rasa frustasi dan ketidakberdayaan. Kurangnya otonomi membuat karyawan merasa tidak memiliki kuasa, yang menyebabkan stres dan kurangnya keterlibatan.

Cara Mengatasinya:

Komunikasikan batasan dan ekspektasi dengan manajer secara terbuka. Lingkungan kerja yang mendukung umpan balik karyawan dan memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan akan membantu mengurangi stres ini.

3. Sulit Memisahkan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan

Memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan semakin sulit, terutama dengan budaya kerja yang sibuk saat ini. Banyak yang harus membawa pekerjaan pulang atau selalu standby sepanjang hari, yang pada akhirnya mengganggu hubungan pribadi, menyebabkan kelelahan fisik dan mental, bahkan depresi.

Cara Mengatasinya:

Tetapkan batasan yang jelas kapan harus bekerja dan kapan harus berhenti. Matikan email kerja atau notifikasi lain yang mengganggu kehidupan pribadi setelah jam kerja berakhir.

 


4. Kompetisi Tidak Sehat di Tempat Kerja

Ilustrasi stress bekerja. (Lukas Bieri/Pixabay)

Kompetisi yang tidak sehat, konflik, atau ketegangan terus-menerus dengan rekan kerja atau atasan dapat dengan mudah menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat. Tanpa penyelesaian, konflik ini menyebabkan kecemasan, motivasi rendah, dan tekanan emosional saat bekerja.

Cara Mengatasinya:

 Komunikasi yang baik dapat membantu menyelesaikan masalah. Cobalah untuk memahami sudut pandang orang lain dan jika diperlukan, ajak pihak ketiga seperti manajer atau HR untuk memediasi.

 

5. Kurangnya Kejelasan

Peran atau ekspektasi yang tidak jelas dapat membingungkan karyawan, yang akhirnya menyebabkan frustasi dan stres. Ketidakjelasan ini dapat membuat karyawan merasa kurang dihargai atau tidak memenuhi standar yang diharapkan.

Cara Mengatasinya:

 Diskusikan peran dan harapan secara terbuka dengan atasan. Job description yang jelas dan umpan balik yang teratur dapat membantu menghilangkan kebingungan ini.


6. Ketidakamanan Pekerjaan

Banyak karyawan yang menghadapi ketidakpastian pekerjaan di tengah perubahan pasar kerja dan ekonomi. Rasa takut kehilangan pekerjaan dapat memicu stres, terutama ketika ada restrukturisasi perusahaan atau kontrak sementara.

Cara Mengatasinya:

Mengembangkan keterampilan secara terus-menerus dan mencari peluang baru di dalam perusahaan dapat membantu meningkatkan rasa aman dalam pekerjaan. Berkomunikasi secara terbuka dengan atasan mengenai tujuan karir jangka panjang juga dapat membantu.

7. Kurangnya Apresiasi di Tempat Kerja

Karyawan bisa sangat stres jika mereka merasa tidak diapresiasi atas kerja keras mereka. Kurangnya dukungan dari atasan atau rekan kerja dapat menyebabkan berkurangnya motivasi dan perasaan tidak berharga, yang pada akhirnya mengarah pada burnout.

Cara Mengatasinya:

Mintalah umpan balik secara berkala dari atasan. Komunikasikan kebutuhan akan apresiasi dengan cara yang konstruktif, sehingga bisa membantu mengurangi stres yang ditimbulkan.

Menjaga Ketenangan di Tengah Tekanan

Teknik manajemen stres dapat sangat membantu dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Beberapa strategi termasuk praktik mindfulness, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga, serta menjaga gaya hidup sehat dengan berolahraga, makan makanan bergizi, dan mendapatkan tidur yang cukup. Berbicara dengan teman, mentor, atau kolega juga bisa membantu membangun sistem dukungan yang baik untuk menghadapi stres di tempat kerja. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya