Liputan6.com, Batu - Sebagai kota wisata tersohor di Jawa Timur, Kota Batu memiliki segudang masalah terutama mengenai sampah. Penutupan TPA Tlekung juga menjadi salah satu problem terkait pembuangan akhir sampah harian di Kota Batu.
Meski saat ini Kota Batu ada kebijakan TPS3R, hal itu belum menjawab masalahnya. Bahkan di TPS per wilayah itu sampah malah sempat menumpuk berbulan-bulan. Karena penumpukan sampah di TPS3R itu, akhirnya banyak warga yang memilih untuk membakar sampah mereka agar tidak menumpuk di TPS wilayah itu.
Advertisement
Mukhlis Ndoyo Said salah satu warga di daerah Kecamatan Batu mengatakan, asap dari pembakaran yang dilakukan banyak orang untuk menghindari penumpukan di TPS kini juga menjadi salah satu problem, apalagi Batu dikenal sebagai kota wisata alam dengan segaranya udara dan kesejukan cuacanya.
"Karena menumpuk, jadi warga memilih untuk membakar sampah tersebut agar cepat kosong TPS nya. Nah karena menumpuk di TPS itu lah, sering kali ada sampah-sampah yang menumpuk di pusat-pusat keramaian," kata Mukhlis, Kamis 26 September 2024.
Untuk menjawab permasalahan itu, Calon Wali Kota Batu Firhando Gumelar mengaku sudah memiliki program untuk mengurai permasalahan sampah tersebut.
Dia dan H Rudi sebagai Calon Wakil Wali Kota Batu, ingin sampah di Kota Batu tidak langsung dibuang atau bahkan dibakar. Namun bisa dioleh agar sampah bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Salah satunya adalah memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah di wilayah mereka dulu, dengan pemilahan sampahnya. Dari hal yang sudah terpilah itu, masyarakat akan dilatih secara teknis dan serius, untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Misalkan pot bunga, karya seni, tas belanja, dan sebagainya. Nah para warga yang bisa melakukan itu dengan baik, kata Firhando, dirinya ketika menjabat nanti akan memberikan apresiasi, penghargaan, serta insentif bagi mereka. Sehingga masalah sampah bisa diselesaikan dengan bersama-sama.
Sementara itu terkait dengan TPA Tlekung yang sudah 'overload', paslon GURU bernomor urut 2 itu mengaku juga sudah memiliki program khusus yang akan dilakukan dan sudah siap diterapkan. Bahkan dirinya sudah memiliki riset dan hasil lab kondisi TPA Tlekung serta hal apa yang bisa dieksplor oleh Pemkot Kota Batu.
Caranya yang bisa ia sampaikan saat ini adalah pembakaran sampah dengan incenerator yang lebih besar, dan dengan output asap aman. Hal itu sudah dilakukan oleh beberapa negara lain seperti Amager Bakke di Kopenhagen Denmark atau Maishima Incenerator di Jepang.
Energi dari pembakaran itu kemudian bisa menghasilkan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Nah residu abu dari pembakaran sampah tersebut dikumpulkan yang bisa digunakan untuk keperluan lainnya, seperti pembuatan paving blok, batu bata, aspal, hingga hal lain yang bisa dipergunakan untuk pembangunan kota.
"Kami sudah memiliki program untuk menjadikan sampah ini lebih meningkat valuenya, yang terpenting bagaimana caranya sampah ini bisa berubah menjadi sesuatu yang bernilai. Utamanya untuk ekonomi, pembangunan, dan masyarakat," ia menambahkan.