Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day. LSM, pemerintah, dan orang-orang dari seluruh dunia akan bersatu untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya dan cara menghindari penyakit ini.
Hari Rabies Sedunia digagas oleh Global Alliance for Rabies Control (GARC). Ini merupakan upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana rabies dapat diberantas pada manusia dan hewan peliharaan dengan langkah-langkah yang tepat.
Tak bisa dipungkiri bahwa di seluruh dunia, anjing adalah hewan yang paling umum terkena rabies. Mengutip dari National Today, lebih dari 99 persen kasus rabies pada manusia berasal dari gigitan anjing.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya untuk meningkatkan kesadaran terkait rabies selama satu hari, GARC mensponsori momen ini juga sebagai harapan agar masyarakat dapat menerapkan langkah-langkah untuk membantu mengendalikan penyebaran rabies sepanjang tahun.
Mengutip dari laman GARC, Hari Rabies Sedunia yang diperingati setiap tahun pada 28 September merupakan bentuk penghormatan terhadap Louis Pasteur. Ia adalah seorang ahli kimia dan mikrobiologi asal Prancis yang mengembangkan vaksin rabies pertama kali.
Saat itu, penyakit rabies atau anjing gila merupakan penyakit yang sangat ditakuti. Penyakit ini sudah menelan banyak korban karena belum ada vaksin yang dapat menangkalnya. Berangkat dari permasalahan tersebut, Louis Pasteur pun mulai melakukan penelitian untuk mencari vaksin rabies pada 1882.
Setiap tahunnya GARC memilih tema yang diyakini paling relevan dengan situasi yang sedang terjadi saat ini, tren global untuk rabies, serta kesehatan pada umumnya. Tahun ini, Hari Rabies Sedunia mengangkat tema 'Breaking Rabies Boundaries'.
Tema tersebut menyoroti perlunya melampaui norma dan menembus batas-batas yang mencegah pihak terkait dalam mencapai eliminasi rabies. Masyarakat perlu bergerak melampaui status quo sehingga dapat mencapai tujuan kolektif Nol pada 2030.
Banyaknya batasan yang berpotensi pada pencegahan dalam mencapai eliminasi rabies, menjadi latar belakang pemilihan tema tersebut. Selain itu, terdapat makna ganda dalam tema tersebut karena penyakit rabies telah menembus batas-batas internasional. Rabies adalah penyakit lintas batas.
Melalui Hari Rabies Sedunia 2024, diharapkan masyarakat semakin terbuka terkait bahaya dan pencegahan rabies. Dengan demikian, angka kasus rabies bisa berkurang dari waktu ke waktu.
Penulis: Resla