Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Kind Snacks Daniel Lubetzky, Daniel Lubetzky tidak suka mempekerjakan orang dengan kualitas dan keterampilan yang serupa dengan dirinya sendiri.
Dikutip dari CNBC pada Senin, (30/9/2024), "Anda harus berhati-hati untuk tidak mempekerjakan orang yang sama dengan Anda," ujar Lubetzky. "Kita cenderung membuat kesalahan dengan mencari kloningan secara alami kita menyukai diri kita sendiri. Namun, sebenarnya bukan begitu cara kerja-nya."
Advertisement
Sebaliknya, Lubetzky yang diumumkan pada hari sebagai pemeran tetap terbaru di serial ABC "Shark Tank," sebelum rekan miliarder Mark Cuban berencana meninggalkan acara TV tersebut tahun depan, mengajarkan pentingnya mengelilingi diri dengan orang-orang yang kekuatannya adalah kelemahan Anda.
"Anda perlu menemukan keterampilan yang saling melengkapi. Jika Anda tidak pandai berhitung, carilah seseorang yang pandai berhitung," kata Lubetzky.
"Jika Anda tidak kreatif, pekerjakan seseorang yang kreatif. Anda membutuhkan keterampilan yang saling melengkapi."
Kecenderungan ini memiliki beberapa nama dalam psikologi yakni efek "mirip dengan saya", atau bias afinitas. Manusia cenderung bekerja sama, berteman, dan bahkan menjalin hubungan romantis dengan orang-orang yang memiliki minat, pendidikan, keterampilan, dan nilai yang sama.
Di tempat kerja, bias afinitas dapat memengaruhi keputusan perekrutan dan promosi. Seorang bos mungkin cenderung memberi kesempatan kepada orang-orang yang mereka anggap cocok.
"Namun, tim yang penuh dengan orang-orang dengan pendapat yang sama sama saja dengan mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang selalu mengiyakan, yang berarti Anda akan jarang mendapat umpan balik yang jujur atau ditegur saat Anda melakukan kesalahan," ujar Lubetzky.
Pelajari Nilai Bekerja
Lubetzky juga mempelajari nilai bekerja dengan orang-orang yang memiliki sudut pandang yang berlawanan di perusahaan pertamanya, PeaceWorks. Perusahaan tersebut menjual makanan khusus yang dibuat oleh orang-orang yang tinggal di wilayah konflik di Timur Tengah, dan Lubetzky ingat pernah berselisih paham dengan mitra bisnisnya tentang pesto basil yang memecah belah.
“Kami punya pesto basil yang terasa seperti rumput bagi saya. Saya tidak mau berurusan dengan itu,” kata Lubetzky. “Tetapi mitra saya bersikeras bahwa saya perlu memesan lebih banyak. Saya seperti, ‘’Untuk apa saya memesan ini? Saya tidak menyukainya.”
Namun tidak disangka ternyata 10 tahun kemudian, pesto tersebut menghasilkan 90% dari penjualan perusahaan.
Advertisement
3 Tips Bangun Kepercayaan dalam Berbisnis
Sebelumnya, berbisnis, sama halnya seperti kehidupan biasa hubungan adalah segalanya. Sementara fondasi dari hubungan baik adalah kepercayaan.
Membangun fondasi kepercayaan membutuhkan waktu. Namun, ini bisa hancur hanya dalam waktu beberapa menit. Maka dari itu, untuk membangun sebuah usaha, Anda membutuhkan orang lain sebagai dukungan.
Jadi, bagaimana Anda bisa membangun kepercayaan itu? Sederhana saja, yakni dengan mengatakan yang sebenarnya. Terkadang itu akan terasa tidak nyaman, tetapi ketika Anda memulai suatu hal dengan kejujuran, banyak hal yang pada akhirnya akan berhasil
Situasi yang tidak nyaman sebenarnya adalah peluang untuk membangun kepercayaan, maka dari itu jangan menghindar dari orang lain atau rekan bisnis Anda, melainkan gunakan mereka untuk kunci atau jalan menuju keberhasilan.
Berikut tiga komitmen yang bisa Anda terapkan dalam bisnis, agar orang lain baik konsumen, rekan bisnis, dan lainnya, bisa percaya pada bisnis Anda, dilansir dari laman Entrepreneur.com, Rabu (10/3/2020):
1. Tepati Janji dan Jujur
Jika Anda sudah membuat janji dengan rekan bisnis untuk mendiskusikan kerjasama, atau dengan calon pegawai untuk melakukan wawancara, atau janjian dengan konsumen yang lainnya maka tepatilah. Kalaupun Anda tidak bisa menepati janji itu, maka harus jujur dengan alasan membatalkan pertemuan itu.
Karena, apabila Anda melakukan pembatalan sepihak, hal itu akan membuat rekan bisnis, calon pegawai, dan konsumen merasa sangat dirugikan. Apalagi jika janji tersebut dibatalkan secara sepihak dan tiba-tiba, sungguh hal itu membuat Anda kehilangan peluang bisnis.
Kendati begitu, jika memang Anda harus membatalkan janji, maka harus bisa membangun suatu hubungan lagi untuk mengatur ulang pertemuan kembali, supaya peluang tadi tidak pergi dan hilang begitu saja.
2.Mengakui Kesalahan
Apabila Anda membuat suatu kesalahan, maka harus dengan jujur dan berani mengakui kesalahan itu, dan rendah hatilah untuk meminta maaf atas kesalahan yang ternyata bisa merugikan orang lain.
Karena Anda tidak pernah tahu sejauh mana kesalahan yang dibuat, maka dari itu harus meminta orang lain baik rekan bisnis, konsumen, dan lainnya untuk mengoreksi kesalahan itu, supaya ke depannya tidak terjadi masalah serupa.
Selain itu, Anda juga harus tanggung jawab terkait kesalahan yang ada buat, jangan lepas tangan begitu saja, karena hal itu bisa merusak kepercayaan orang lain.
Memang kesalahan bersifat universal, dan ada batas tertentu, tidak dapat dihindari. Kesalahan terjadi setiap saat, tentu semua orang juga mengerti itu. Begitulah cara Anda merespons mereka yang penting di mata orang lain.
3. Terus terang tentang motif Anda
Banyak perusahaan dan memiliki banyak pegawai, namun banyak kasus karyawan yang mengundurkan diri secara tiba-tiba, begitupun dengan bos yang tiba-tiba memutus kerja dengan pegawainya tanpa alasan. Hal itu sungguh membuat orang yang bersangkutan akan kecewa dan tentunya kaget.
Maka dari itu, jika Anda seorang bos maupun pegawai, maka harus dengan berani menjelaskan alasan keluar dari pekerjaan itu atau saat ingin memecat pegawai.
Dengan cara ini, Anda menjaga kepentingan terbaik mereka, tidak ada cara yang lebih baik untuk membangun hubungan jangka panjang yang sukses.
Ketika Anda memutuskan sudah waktunya untuk pergi dan pindah dari pekerjaan Anda saat ini, bersedia menjelaskan alasannya. Bos Anda akan menghargainya, dan dengan melakukan itu, Anda mempertahankan kemungkinan bekerja sama di masa depan.
Advertisement