BRI Salurkan KUR ke 2,6 Juta Debitur UMKM, Nilainya Mencapai Rp126,12 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menyalurkan KUR kepada 2,6 juta debitur UMKM dengan total nilai mencapai Rp126,12 triliun hingga Agustus 2024.

oleh Fachri pada 27 Sep 2024, 22:10 WIB
Ilustrasi bisnis UMKM/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk  atau BRI berhasil menyalurkan KUR kepada 2,6 juta debitur UMKM dengan total nilai mencapai Rp126,12 triliun hingga Agustus 2024. Penyaluran KUR BRI hingga akhir Agustus 2024 itu setara dengan 76,44% dari total target penyaluran di tahun 2024 sebesar Rp165 triliun.

Penyaluran KUR itu merupakan salah satu wujud nyata BRI dalam mendukung sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang mudah, KUR BRI diharapkan mampu meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha.

Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan bahwa pihaknya menyadari pentingnya peran UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Oleh karena itu, BRI terus mengakselerasi penyaluran KUR untuk memastikan bahwa pelaku UMKM di berbagai pelosok negeri mendapatkan akses modal yang mereka butuhkan untuk bangkit dan berkembang," jelasnya.

Sunarso mengungkapkan, BRI tidak hanya memberikan akses pembiayaan yang inklusif melalui KUR, tetapi juga mendukung pelaku usaha melalui pendampingan dan edukasi.

"BRI aktif memberikan pelatihan manajemen keuangan, pengembangan usaha, serta strategi digitalisasi untuk memperkuat daya saing pelaku UMKM di era ekonomi digital," ungkapnya.

"Dengan demikian, para penerima KUR tidak hanya mendapatkan pembiayaan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola usaha secara lebih profesional dan berkelanjutan," jelas Sunarso.


5 Strategi Berdayakan UMKM

Ilustrasi UMKM sedang melakukan transaksi menggunakan QRIS BRI. (Foto: Istimewa)

Sunarso mengungkapkan, BRI saat ini memiliki strategi untuk fokus di segmen UMKM dengan mengedepankan “Pemberdayaan Berada di Depan Pembiayaan”.

“Sesungguhnya UMKM kita itu lebih membutuhkan edukasi daripada advokasi. Karena advokasi sebenarnya menempatkan UMKM di bawah dan di bawah bank, di bawah lembaga pembiayaan, jika edukasi sebenarnya menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra,” ungkapnya.

Menurut Sunarso terdapat lima hal yang perlu diedukasi kepada UMKM. Pertama, tentang spirit atau semangat kewirausahaan.

“Karena pelaku UMKM sangat banyak sehingga masih beragam level-nya,” ujarnya.

Sunarso menyebut, kedua tentang kemampuan mereka melakukan administrasi dan manajerial. Menurutnya, hal ini merupakan pekerjaan rumah yang penting, sebab kedua hal tersebut masih merupakan area yang sangat luas untuk dikerjakan. 

"Ketiga, tentang aksesibilitas UMKM terhadap informasi, pasar, teknologi dan pendanaan dan keempat, UMKM juga harus diedukasi soal keberlanjutan, baik itu tentang keberlanjutan bisnis, terlebih juga keberlanjutan lingkungan," sebutnya.

Terakhir, Sunaro menekankan pentingnya edukasi soal prinsip Good Corporate Governance kepada UMKM.

“Kita perlu educate UMKM untuk menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip GCG dengan baik, itulah yang akan menjadikan UMKM bertumbuh dan berkembang berkelanjutan,” ucapnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya