Elegansi Parade Mode Hitam Putih, Karya 25 Desainer IFDC di Fashion Nation 2024

Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) turut merayakan momentum ulang tahun Mall Senayan City ke-18, dengan menyuguhkan presentasi busana dalam perhelatan Fashion Nation 2024.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 28 Sep 2024, 02:00 WIB
Karya 25 desainer anggota IFDC berada dalam satu runway yang mengangkat tema 'Hitam Putih'.. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) turut merayakan momentum ulang tahun Mall Senayan City ke-18, dengan menyuguhkan presentasi busana dalam perhelatan Fashion Nation 2024. Karya 25 desainer anggota IFDC berada dalam satu runway yang mengangkat tema 'Hitam Putih'.

Momentum Istimewa ini membawa kembali memori para pecinta fashion Indonesia pada perjalanan IFDC dari masa ke masa. IFDC yang pertama kali berdiri pada tahun 1986, dengan nama Ikatan Perancang Busana Madya Indonesia (IPBMI) diprakarsai oleh Sjamsidar Isa, Chossy Latu, Ghea Panggabean, Biyan Wanaatmadja, Harry Darsono, Susan Budihardjo dan almarhum Prayudi.

Seiring perjalanannya, pada 1988, atas saran Kementerian Dalam Negeri,IPBMI mengalami perubahan nama menjadi Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI). IPMI yang juga dikenal sebagai Indonesian Fashion Designer Council (IFDC)tahun 2024 ini mengukuhkan kembali penyebutan IPMI kembali menjadi IFDC, untuk mempermudah dalam menjangkau khalayak internasional.

Dua puluh lima desainer yang terlibat dalam 'Hitam Putih' IFDC Fashion Paradea dalah Andreas Odang, Carmanita, Chossy Latu, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Eddy Betty, Era Soekamto, Eridani, Ghea Panggabean, Hian Tjen, Ivan Gunawan, Liliana Lim, Mel Ahyar, Monica Ivena, Priyo Oktaviano, Rama Dauhan, Sebastian Gunawan, Stella Rissa, Wilsen Willim, Yogie Pratama, Yongki Budi Sutisna. Tiga anggota baru IFDC yang baru direktut tahun ini turut mempresentasikan karya, antara lain Ria Miranda, Yosafat Dwi Kurniawan dan Adeline Esther.


Eksplorasi Material dan Cutting

Karya 25 desainer anggota IFDC berada dalam satu runway yang mengangkat tema 'Hitam Putih'.. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Presentasi mode yang pertama hadir dari Yosafat Dwi Kurniawan dalam dress asimetris hitam berpadu putih. Lalu dalam beberapa tampilan disusul karya Didi Budiarjo dalam atasan putih penuh embellishment dan rok hitam bersusun.

Kemudian sebuah gaun midi berpotongan A Line dengan pita besar yang mengambil pola garis hitam putih di ujung gayn, ia ikut membawa unsur bulu-bulu pada hiasan kepala yang dipakai sang model. Selanjutnya dari Eri Dani, membawa unsur ala rococo style dengan gaun ballgown kombinasi bustier.

Ghea Pangabenan, tampak konsisten membawa nuansa etnik pada rancangannya melalui pola tradisional batik tulis dan printed. Sementara Hian Tjen mengambil tema hitam putih yang berpadu jadi satu menjadi abu-abu kelabu, menggunakan material berbulu.

Lalu Ivan Gunawan seperti biasanya menelurkan gaun berpotongan seksi yang mengeksplorasi keindahan lekuk tubuh perempuan. Gaun hitam putih tersebut juga menempatkan hiasan pita besar di bagian punggung. 


Permainan Embellishment

Karya 25 desainer anggota IFDC berada dalam satu runway yang mengangkat tema 'Hitam Putih'. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Koleksi dari Mel Ahyar tak ketinggalan mencuri perhatian. Ia mengeksekusi tema hitam putih dalam sebuah gaun yang menyapu lantai, penuh detail sulaman yang didominasi hitam.

Sementara Monica Ivena memberikan presentasi glamor yang simpel dalam gaun hitam backless berpotongan seksi. Mengekspos bagian punggung, perancang yang karyanya dipakai oleh selebritas dunia ini menambahkan unsur dramatis lewat sarung tangan hitam yang fungsinya juga bak selendang.

Selanjutnya ada pula Rama Dauhan yang menampilkan gaun ruffle putih, dipadu bersama outer hitam. Memberikan unsur feminin, ia juga menyematkan aksen layering di ujung gaun.

Ria Miranda menjadi desainer modest yang mengungkap koleksi hitam putih tampil chic. Ia menerapkan atasan kemeja yang menambahkan ornamen embellishment berpola daun. Atasan yang terkesan semi-formal itu dipadu rok hitam lebar dengan pola menonjol horizontal.

Sebagai perancang yang terkenal mendesain busana muslim, Ria selama ini lebih sering menggunakan pola printed dan bermain aman dengan warna pastel seperti pink. Tampaknya desainer lulusan ESMOD itu bisa keluar dari zona nyamannya selama ini.

 


Evolusi Kain Tenun Kolaborasi CTI

Cultural Evolution: CTI x Qanagara, Toko Didiyo, Money Man Works" pada Rabu, 25 September 2024. (Dok: Senayan City)

Di ajang Fashion Nation 2024, juga hadir Cita Tenun Indonesia (CTI) yang berkolaborasi dengan desainer dan brand untuk tampilan koleksi sarat wastra kain tenun. Di ajang Fashion Nation edisi ke-18 sebagai selebrasi ulang tahun Mall Senayan City yang ke-18, hadir fashion show bertajuk "Cultural Evolution: CTI x Qanagara, Toko Didiyo, Money Man Works" pada Rabu, 25 September 2024.

Pertama-tama hadir deretan koleksi Qanagara, sebuah brand yang mengangkat warisan budaya Indonesia dengan eksekusi modern. Jenama yang mengerjakan custome-made hingga ready-to-wear ini menjadikan helaian kain tenun bisa lebih kasual dipakai sehari-hari.

Potongan atasan kemeja dengan pola kotak dan garis yang dikombinasikan, membuatnya tampak tak membosankan. Ada pula vest yang mengambil unsur garis-garis unik dari serat tenun, dipadu kemeja putih berkerah yang tampil dengan lengan digulung.

Koleksi lainnya hadir untuk pakaian semi formal dengan atasan putih berkerah tinggi yang berpadu vest panjang, senada celana dengan palet abu-abu. Lalu ada satu padanan modifikasi blazer dan rok midi yang mengambil unsur grafis dan pola tenun, tampil manis dengan aksen ruffle di bagian pinggangnya.

 

Macam-macam material fesyen berkelanjutan. (dok. Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya