Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Apakah Ini Tanda Resesi?

Harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi USD 2.651,88 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama empat sesi berturut-turut. Pasar mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD 2.685,42 pada hari Kamis.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Sep 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini. harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi USD 2.651,88 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama empat sesi berturut-turut. Pasar mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD 2.685,42 pada hari Kamis. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas menuju kuartal terbaiknya lebih dari delapan tahun pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir. Pergerakan harga emas didorong oleh dimulainya pelonggaran moneter Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (28/9/2024), harga emas dunia di pasar spot turun 0,7% menjadi USD 2.651,88 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama empat sesi berturut-turut. Pasar mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD 2.685,42 pada hari Kamis.

Logam mulia ini, yang merupakan lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah naik sekitar 14% pada kuartal ini, kinerja terkuatnya sejak kuartal pertama tahun 2016, dan naik sekitar 29% tahun ini, yang merupakan kenaikan terbesar dalam 14 tahun.

Pemangkasan Suku Bunga

Dengan taruhan pada pemangkasan suku bunga lebih lanjut di masa mendatang setelah pemangkasan setengah poin persentase minggu lalu oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve, permintaan spekulatif untuk logam tersebut telah mendorong emas ke level teknis “oversold”. Meski begitu, beberapa bank memperkirakan harga dapat naik hingga USD 3.000.

“Level USD 3.000 per ons tahun ini sangat mungkin terjadi. Ada banyak hal di luar sana yang dapat memicu pasar,” kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Phillip Streible.

“Anda bisa melihat kegagalan dalam perundingan perdamaian Timur Tengah, kemerosotan pasar tenaga kerja bisa berlanjut, The Fed bisa memangkas suku bunga sebesar 50 bps lagi, dan Tiongkok bisa menambah lebih banyak stimulus,” lanjut Streible.

Selain harga emas, harga perak juga turun 1,3% menjadi USD 31,61 per ons, setelah mencapai titik tertinggi sejak Desember 2012 di USD 32,71 pada hari Kamis. Harga Platinum turun 0,8% menjadi USD 999,75, sementara harga paladium turun 3,6% menjadi USD 1.009,87. 


Siap-siap, Harga Emas Dunia Bisa Tembus USD 2.700

Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Sebelumnya, harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Kamis. Kenaikan harga emas dunia hingga menyentuh USD 2.685 per ons ini dipicu oleh beberapa faktor global.

analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi dari suku bunga global yang menurun, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan ekspektasi pelonggaran lebih lanjut dari Federal Reserve (The Fed) AS telah memberikan dorongan signifikan bagi pergerakan harga emas.

Namun kemudian, harga emas dunia pada Jumat ini terkoreksi turun ke USD 2.672. Meskipun turun, tren bullish emas masih cukup kuat, dengan beberapa indikator teknis, termasuk Moving Average, yang menunjukkan bahwa emas memiliki potensi untuk terus naik.

"Emas berpotensi untuk menembus level USD 2.700, yang merupakan proyeksi tertinggi untuk hari ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Menurutnya, salah satu faktor utama yang mendorong reli emas adalah kebijakan moneter global yang semakin melonggar. Beberapa bank sentral, termasuk People's Bank of China (PBoC), Riksbank Swedia, dan Bank Sentral Republik Ceko, telah menurunkan suku bunga mereka dalam beberapa hari terakhir.

Keputusan ini memberikan keuntungan bagi emas, mengingat aset ini tidak memberikan bunga, sehingga penurunan suku bunga global menurunkan biaya peluang (opportunity cost) dari memegang emas dan membuatnya semakin menarik bagi investor sebagai safe haven.

Selain itu, pelemahan Dolar AS (USD) juga menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas. Ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya telah memberikan tekanan pada USD, dan hal ini mendorong minat investor terhadap emas, yang sebagian besar dihargai dan diperdagangkan dalam mata uang tersebut.

 


Konflik Geopolitik

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga ini, yang saat ini berada di atas 60% menurut CME FedWatch Tool, menambah tekanan pada Dolar AS, yang secara tidak langsung mendukung penguatan emas. Data pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan juga menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi keputusan The Fed dan pergerakan harga emas.

Konflik geopolitik yang semakin meningkat di Timur Tengah juga berperan dalam mendorong harga emas ke level tertingginya. Konflik antara Israel dan Hizbullah yang terus memanas, dengan saling serang rudal antara kedua belah pihak, menimbulkan ketidakpastian global yang tinggi.

Pada hari Rabu, Kepala Pasukan Pertahanan Israel, Herzi Halevi, menginstruksikan pasukannya di Israel utara untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat ke Lebanon. Jika eskalasi ini terus berlanjut, ketidakpastian global akan meningkat, mendorong lebih banyak aliran dana ke aset safe haven seperti emas.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya