IHSG Merosot 0,60% ke 7.696 pada 23-27 September 2024, Ini Penyebabnya

IHSG melemah 0,60 persen ke posisi 7.696,91 dari posisi pekan lalu 7.743. Sedangkan kapitalisasi pasar turun 1,02 persen pada pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Sep 2024, 17:00 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 23-27 September 2024. Analis menilai, koreksi IHSG selama sepekan didorong sentimen global terutama dari China dan domestik.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 23-27 September 2024. Analis menilai, koreksi IHSG selama sepekan didorong sentimen global terutama dari China dan domestik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/9/2024), IHSG melemah 0,60 persen ke posisi 7.696,91 dari posisi pekan lalu 7.743. Koreksi IHSG tersebut lebih rendah dibandingkan pekan lalu yang merosot 0,88 persen. Kapitalisasi pasar terpangkas 1,02 persen menjadi Rp 12.875 triliun dari pekan lalu Rp 13.007 triliun.

Pada pekan ini, investor asing menjual saham Rp 3,36 triliun. Pekan lalu, investor asing beli saham Rp 4,71 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 52,74 triliun.

Adapun pada pekan ini, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa yang melonjak 9,64 persen menjadi Rp 16,36 triliun dari Rp 14,92 triliun pada pekan sebelumnya.

Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melonjak 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari pekan lalu 1,26 juta kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 14,72 persen menjadi 23,94 miliar saham dari pekan sebelumnya 28,07 miliar saham.

Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Sementara itu, sektor saham transportasi dan logistic susut 1,7 persen, sektor saham infrastruktur merosot 1,26 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,08 persen dan sektor saham industri merosot 0,94 persen.

Di sisi lain, sektor saham energi melesat 3,66 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 1,71 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan mendaki 2,36 persen. Sektor saham properti dan real estate melesat 3,29 persen, sektor saham teknologi bertambah 3,15 persen, dan sektor teknologi melonjak 3,15 persen. Adapun sektor saham basic material atau bahan baku terbang 5,35 persen dan catat penguatan terbesar.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah 0,6 persen dan disertai oleh adanya peningkatan volume penjualan. Ia menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah hal. Pertama, ada aliran dana investor yang keluar cukup besar dari IHSG. Herditya menuturkan, hal ini karena ada rencana pembelian stimulus dari People’s Bank of China (PBOC) bagi pasar properti China dan juga memberikan stimulus bagi ekonomi China yang melambat.


Pencatatan Obligasi

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua, selama sepekan ini, pergerakan rupiah masih cukup kuat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ketiga, sentimen dari emiten PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang diketahui keluar dari FTSE.

Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG masih rawan koreksi. IHSG akan bergerak di level support 7.541 dan level resistance di 7.810.”Untuk sentimen, kami perkirakan rilis data manufaktur China, data inflasi Indonesia dan data pekerjaan AS,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, BEI juga menyampaikan pencatatan obligasi berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap 1 Tahun 2024 oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) pada Jumat, 27 September 2024.

Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 terdiri dari:

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri A (BFIN06ACN1): nilai nominal sebesar Rp100.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,60% per tahun, jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri B (BFIN06BCN1): nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,80% per tahun, jangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi.

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri C (BFIN06CCN1): nilai nominal sebesar Rp300.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,90% per tahun, jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 adalah AA-(idn) (double A minus) dengan Wali Amanat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

 


Total Emisi Obligasi

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2024 adalah 108 emisi dari 64 emiten senilai Rp91,39 triliun. Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 588 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp458,16 triliun dan USD60,1188 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 194 seri dengan nilai nominal Rp6.273,24 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun


Kinerja IHSG pada 23-27 September 2024

IHSG ambruk di tengah banyaknya sentiment negatif global, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 17-20 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/9/2024), IHSG terpangkas 0,88 persen menjadi 7.743. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.812,12. Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 2,85 persen menjadi Rp 13.007 triliun dari Rp 13.390 triliun pada pekan lalu.

Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 523,15 miliar pada Jumat, 20 September 2024. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 4,71 triliun. Aksi beli ini berkurang dari pekan lalu Rp 20,41 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 56,11 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga merosot 0,37 persen menjadi Rp 14,93 triliun dari pekan lalu Rp 14,98 triliun.

Sementara itu, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 15,3 persen menjadi 28,07 miliar saham dari 23,35 miliar saham pada pekan lalu.

Selain itu, peningkatan juga turut terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa selama sepekan sebesar 10,43 persen menjadi 1,26 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya