Bisakah Manusia Tetap Dicintai Allah meskipun Sering Berbuat Dosa?

Tidak ada manusia yang bebas dari dosa, namun Allah sungguh mencintai orang-orang yang mau kembali kepada-Nya dengan bertaubat.

oleh Putry Damayanty diperbarui 29 Sep 2024, 07:30 WIB
Cara Sholat Taubat Nasuha / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta - Kita mungkin sering bertanya-tanya dan khawatir terhadap murka Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat. Memang demikianlah manusia tempatnya salah dan khilaf.

Terlebih jika hawa nafsu telah menguasai diri baik hati maupun pikiran, maka setan akan dengan mudahnya menggoda iman sehingga terjerumus dalam kesesatan dan kemaksiatan.

Lantas, apakah kita yang sering berbuat dosa ini masih pantas untuk dicintai dan menjadi kekasih Allah?

Syaikh Sa'ad bin Turki Al-Khotslan, menjelaskan hal ini dalam salah satu tausiyahnya tentang cara menjadi kekasih Allah walaupun telah banyak berbuat dosa.

Profesor di Departemen Jurisprudensi (FIQH) di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Arab Saudi yang juga dikenal sebagai Ketua Dewan Direksi Asosiasi Fiqh Saudi menjelaskan bahwa Allah SWT tetap mencintai mereka yang mau kembali kepada-Nya atau bertaubat.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Allah SWT Mencintai Orang-Orang yang Bertaubat

Arafah juga bermakna pengenalan. Di Arafah lah umat Islam diminta berdiam, merenung, berintrospeksi dan bertaubat pada Allah SWT. (AP Photo/Amr Nabil)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas RA, bahwa Nabi SAW bersabda: 

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

"Setiap keturunan Adam suka berbuat dosa, dan sebaik-baik pelaku dosa adalah yang selalu bertaubat" (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

Menurut Imam Ahmad, hadis di atas ada cacatnya sebab jika dilihat dari sisi sanad hadis ini tidak sahih dari Nabi SAW. Namun, jika dilihat dari maknanya hadis ini benar.

"Dari sisi sanad, hadis ini tidak sahih dari Nabi. Tapi makna hadis tersebut benar. Tidak ada satu pun manusia yang bebas dari dosa, kecuali para Nabi. Para Nabi telah dijaga oleh Allah SWT dari dosa-dosa besar," jelas Syaikh Sa'ad, dilansir dari YouTube ShahihFiqih, Sabtu (28/92024)

Syaikh Sa'ad juga menerangkan bahwa merupakan suatu hal yang wajar apabila orang-orang selain Nabi, suka berbuat dosa atau maksiat dan berbuat kesalahan. Akan tetapi, Allah Maha Pemaaf dan mencintai orang-orang yang senantiasa bertaubat.

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

Artinya: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui".


Buah dari Taubat Adalah Surga

Perbanyak Taubat.

Kemudian, Syaikh Sa'ad juga menerangkan sebuah hadis sahih dari Nabi Muhammad SAW dalam riwayat Imam Ahmad:

مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ

Artinya: "Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa. Kemudian, ia berwudhu, sholat dua rakaat dan beristighfar, melainkan pasti Allah ampuni dosanya,"

Setiap muslim hendaknya menjadikan hadis ini sebagai prinsip dalam hidup. Setiap berbuat maksiat ia kemudian bersuci, lalu menghambakan diri dan meminta ampun kepada Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam QS. Ali Imran ayat 135:

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ 

Artinya: "dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui"

Syaikh Sa'ad menjelaskan jika orang-orang yang demikianlah yang akan mendapatkan surga kelak.

"Allah SWT suka, jika seorang hamba mengakui dosanya dan kembali kepada-Nya. Minta ampun kepada Allah dan bertaubat. Orang yang sering melakukan itu, maka ia masuk dalam golongan orang-orang yang suka bertaubat. Dan Allah SWT mencintai orang-orang yang senantiasa bertaubat. Allah benar-benar mencintai orang yang bertaubat," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya