Liputan6.com, Dublin - Paus Yohanes Paulus II menyerukan kepada rakyat Irlandia untuk mengakhiri semua kekerasan dan kembali ke jalan damai.
Paus yang kala itu berusia 57 tahun menyampaikan seruannya di hadapan 300.000 orang di Drogheda, beberapa mil dari perbatasan Irlandia Utara, selama hari pertama lawatan bersejarahnya ke Irlandia Selatan.
Advertisement
Paus mendarat di bandara Dublin hari ini di mana ia disambut oleh presiden Irlandia, Dr. Patrick Hillery dan sejumlah pemimpin agama, dikutip dari laman BBC, Minggu (29/9/2024).
Ini adalah pertama kalinya seorang Paus yang menjabat mengunjungi negara yang sangat taat beragama Katolik ini dan Yohanes Paulus II, yang baru menjadi Paus 11 bulan, tampaknya bertekad untuk menggunakan perjalanan itu untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian.
Sebelum melakukan perjalanan ke Drogheda, ia diterbangkan ke Phoenix Park di Dublin di mana ia menyampaikan khotbah di udara terbuka kepada lebih dari 1,25 juta orang - hampir sepertiga dari seluruh penduduk Irlandia.
Ia mendapat tepuk tangan meriah di Drogheda ketika ia berkata, dalam pidato langsung kepada hati nurani para teroris dan politisi: "Saya memohon kepada Anda dalam bahasa permohonan yang penuh semangat.
"Dengan berlutut saya mohon Anda untuk menjauh dari jalan kekerasan dan kembali ke jalan damai."
Ia melanjutkan: "Kepada umat Katolik, Protestan, pesan saya adalah perdamaian dan kasih. Semoga tidak ada Protestan Irlandia yang menganggap Paus sebagai musuh, bahaya, atau ancaman."
Ia juga meminta pemuda Irlandia untuk tidak terlibat dalam kekerasan: "Saya mengimbau kepada kaum muda yang mungkin telah terperangkap dalam organisasi yang terlibat dalam kekerasan.
"Saya katakan kepada Anda, dengan semua kasih yang saya miliki untuk Anda, dengan semua kepercayaan yang saya miliki kepada kaum muda: Jangan dengarkan suara-suara yang berbicara dalam bahasa kebencian, balas dendam, pembalasan."
Jadwal awal Paus mencakup kunjungan ke Armagh di Irlandia Utara, tetapi Vatikan membatalkan rencana untuk pergi ke utara perbatasan sehari setelah pembunuhan Lord Mountbatten dan penyergapan IRA yang mengakibatkan tewasnya 18 tentara di Warrenpoint di County Down.