Vasektomi: Tetap Bisa Ereksi dan Ejakulasi, Hanya Menghentikan Sperma!

Vasektomi, yang sering dikenal sebagai metode kontrasepsi untuk pria, tidak akan mempengaruhi kemampuan untuk ejakulasi atau mengalami ereksi. Dengan demikian, Anda tetap bisa menikmati momen-momen intim tanpa perlu khawatir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Sep 2024, 21:52 WIB
Mitos-mitos yang beredar tentang cara kerja vasektomi. (unsplash.com/@johnyg)

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan kontrasepsi vasektomi pada pria masih tergolong rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang dilakukan oleh wanita. Salah satu penyebabnya adalah adanya keraguan akan dampak vasektomi terhadap kemampuan seksual, seperti ereksi dan ejakulasi.

Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, menegaskan bahwa kekhawatiran tersebut tidak beralasan.

"Anda masih bisa ereksi dan ejakulasi dengan normal, tidak perlu khawatir," ujar Teguh saat acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (26/9/2024).

Selain kesalahpahaman yang beredar, rendahnya angka vasektomi juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai prosedur ini. Pemahaman yang kurang tentang vasektomi menjadi salah satu faktor.

"Banyak juga yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan mereka. Ini adalah tantangan bagi kita untuk terus melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi)," jelas Teguh.

"Kami sudah mulai melakukan langkah-langkah, di mana strategi KIE ini melibatkan para akseptor untuk memotivasi diri mereka sendiri. Di Jawa Tengah, ada kelompok Lanang Sejati yang terdiri dari para pria akseptor yang aktif dalam KIE," tambahnya.

Selain itu, kader juga dilibatkan dalam menyebarkan edukasi mengenai kontrasepsi vasektomi. 

"Tentu saja, peran kader sangat penting dalam melakukan KIE dan ini harus terus dilakukan," tutup Teguh.


Apa Saja yang Jadi Tantangan Dalam Edukasi Vasektomi?

Seperti yang telah disampaikan oleh Teguh sebelumnya, edukasi mengenai kontrasepsi pria, khususnya vasektomi, masih menghadapi sejumlah tantangan akibat pandangan yang keliru tentang manfaatnya.

Banyak yang beranggapan bahwa jika pria ikut program KB, mereka akan mengalami masalah ereksi, padahal kenyataannya organ pria tetap bisa berfungsi normal. Ada juga kekhawatiran bahwa pria yang sudah menjalani vasektomi akan bebas beraktivitas seksual tanpa risiko kehamilan, sementara istri mereka justru bisa merasa cemas.

Di tengah isu ini, beredar informasi bahwa pria yang bersedia menjalani vasektomi akan mendapatkan kompensasi setelah tindakan tersebut.

"Ya, itu adalah bentuk jaminan hidup. Pemerintah memang menyiapkannya," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa ini adalah bentuk dukungan karena setelah menjalani vasektomi, pria disarankan untuk beristirahat selama sekitar tiga hari dan tidak bisa bekerja.

"Selama periode itu, mereka tidak dapat melakukan aktivitas apa pun, jadi ada kompensasi yang disediakan. Dana ini berasal dari alokasi khusus yang diterima oleh kabupaten dan kota. Mengingat target vasektomi yang terbatas dan tingginya minat masyarakat, ada kemungkinan tidak semua peserta akan mendapatkan bagian," tambahnya.


Apakah Vasektomi Berbayar?

Tentu! Berikut adalah versi yang lebih menarik dari konten tersebut: "Pria yang menjalani prosedur kontrasepsi vasektomi tetap dapat mengalami ejakulasi dan ereksi! BKKBN menegaskan, tidak perlu khawatir, Sobat! (26/9/2024). Sumber foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin."

Menyoal biaya kontrasepsi dengan metode vasektomi, Teguh menjelaskan bahwa prosedur ini sepenuhnya gratis.

"Pelaksanaannya 100 persen tanpa biaya di setiap fasilitas kesehatan," ujarnya.

Pertanyaan berikutnya yaitu apakah tindakan vasektomi itu menyakitkan?

"Tidak juga, tetapi sebaiknya setelah operasi, pasien perlu beristirahat untuk menghindari infeksi dan masalah lainnya. Pemulihannya pun cepat, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar tiga hari," tambahnya.

Teguh lalu menjelaskan perbedaan antara vasektomi dan khitan. Dalam khitan, yang dipotong adalah kulit penutup penis, sedangkan dalam vasektomi, yang terlibat adalah saluran vas deferens. Saluran ini berfungsi menghubungkan testis ke penis untuk menyalurkan sperma.

"Jadi, jelas berbeda. Khitan berkaitan dengan kulit penis, sementara vasektomi berfokus pada saluran vas deferens yang dihambat atau dipotong," pungkasnya.


Adakah yang Membuat Pria Tak Boleh Vasektomi?

Menurut Teguh, terdapat beberapa situasi di mana seorang pria sebaiknya tidak melakukan kontrasepsi vasektomi. Pertama-tama, jika sang istri sudah tidak subur, maka tidak ada alasan untuk melanjutkan metode kontrasepsi ini.

"Kalau istri sudah tidak subur, untuk apa melakukan KB?" ujarnya.

Seentara dari segi kesehatan fisik, Teguh menegaskan bahwa tidak ada kondisi tertentu yang membuat pria menghindari vasektomi.

"Secara fisik, vasektomi itu aman. Satu-satunya pertimbangan adalah waktu; selama istri masih subur, suaminya sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi. Namun, jika istri sudah mengalami menopause, maka vasektomi pun menjadi tidak relevan," tambahnya.

Terakhir, Teguh menekankan bahwa  prosedur yang sangat efektif dan permanen untuk mencegah kehamilan adalah melalui vasektomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya