Nasihat Syekh Ali Jaber, Cara Efektif Redakan Kemarahan

Syekh Ali Jaber menyarankan agar orang-orang yang mudah marah untuk tidak berbicara sama sekali saat emosi sedang memuncak.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2024, 08:30 WIB
Syekh Ali Jaber

Liputan6.com, Jakarta - Syekh Ali Jaber menyampaikan pesan penting tentang bagaimana mengatasi kemarahan dalam hidup sehari-hari.

Dalam salah satu ceramahnya, ia memberikan tips yang dapat membantu orang-orang yang mudah marah untuk mengelola emosinya dengan lebih baik.

Pesan ini menjadi sangat relevan, mengingat banyak orang yang sering kali menyesali keputusan yang diambil saat sedang marah.

Dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @digitalcreator240, Syekh Ali Jaber menekankan pentingnya untuk diam ketika marah.

Ia menyarankan agar orang-orang yang mudah marah untuk tidak berbicara sama sekali saat emosi sedang memuncak.

"Bisa enggak kalau di saat marah, diam saja? Diam total, tidak usah berbicara apa-apa," ungkapnya. Pendekatan ini bertujuan untuk mencegah tindakan yang bisa menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

Syekh Ali juga menambahkan bahwa saat merasa marah, sebaiknya seseorang mengambil waktu untuk menenangkan diri.

"Jika Anda sedang berdiri, duduk, atau berbaring, ambil air wudu," sarannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kalau Bisa ambil Wudhu

ilustrasi wudhu. (Sumber: Pixabay)

Dengan berwudhu, seseorang diharapkan dapat meredakan emosinya dan kembali ke kondisi yang lebih tenang sebelum mengambil keputusan atau berbicara.

Pesan ini menyoroti bahwa keputusan yang diambil dalam keadaan marah sering kali tidak bijaksana. Syekh Ali menjelaskan bahwa amarah dapat mengaburkan akal sehat dan mengarah pada keputusan yang merugikan.

"Jika seandainya tidak bisa menahan amarah, jangan mengambil keputusan di saat marah," tegasnya. Ini merupakan pengingat bagi semua orang untuk berpikir dua kali sebelum bertindak.

Lebih jauh, Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa marah adalah emosi yang wajar, tetapi cara kita mengelolanya yang menentukan dampaknya.

Dalam banyak kasus, kemarahan yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak hubungan dan menciptakan konflik. "Belajar untuk mengontrol marah adalah bagian dari pengembangan diri," ujarnya.

Dalam situasi marah, penting untuk mencari cara untuk menenangkan diri. Syekh Ali menyarankan agar setiap orang menemukan metode yang cocok untuk mereka, apakah itu melalui berwudhu, menarik napas dalam-dalam, atau melakukan kegiatan lain yang menenangkan.

"Temukan cara untuk meredakan amarah Anda sebelum melakukan tindakan," tuturnya.

 


Emosi Merusak Diri Sendiri

Ilustrasi orang tua yang sedang marah dan membentak anaknya. (Foto: Unsplash/Julien L)

Syekh Ali juga menekankan bahwa bersikap sabar adalah salah satu kunci dalam menghadapi kemarahan. Dalam banyak ajaran Islam, kesabaran dihargai dan dipandang sebagai salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.

"Dengan bersabar, kita bisa lebih bijaksana dalam bertindak," jelasnya.

Kemarahan yang tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola emosi dan meredakan amarah sebelum mengambil tindakan.

"Kendalikan emosi Anda agar tidak merusak hidup Anda sendiri," pesan Syekh Ali.

Dalam menghadapi situasi yang memicu kemarahan, Syekh Ali mengingatkan agar kita selalu berusaha untuk berpikir positif dan mencari solusi, bukan justru menambah masalah.

"Cobalah untuk mencari solusi daripada hanya fokus pada kemarahan yang dirasakan," ucapnya.

Pesan Syekh Ali Jaber ini menjadi pengingat bagi banyak orang untuk lebih memahami dan mengelola emosi mereka, terutama kemarahan.

Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan setiap individu dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis.

Akhirnya, Syekh Ali mengajak semua orang untuk selalu introspeksi diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. "Semoga kita semua bisa mengontrol emosi kita dan hidup dalam kedamaian," tutupnya.

Dengan mengikuti ajaran ini, diharapkan setiap orang dapat hidup lebih harmonis dan menjaga hubungan baik dengan orang lain, sekaligus menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya