Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT. Namun, jumlah yang wajib diketahui oleh umat Islam adalah sebanyak 25 orang.
Sebenarnya kita juga perlu mengetahui nabi dan rasul yang lainnya termasuk mengambil hikmah dari kisah mereka sebagai pelajaran hidup. Salah satunya adalah kisah Nabi Khidir.
Bahkan, diketahui Nabi Khidir memiliki ilmu yang lebih tinggi dari Nabi Musa. Sebab itulah, Nabi Musa ingin sekali untuk menjadi murid Nabi Khidir.
قَالَ لَهُ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰ أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Musa berkata kepada Khidir: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi: 66)
Kisah lengkap pertemuan Nabi Musa dengan Nabi Khidir ini tercantum dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi ayat 60 sampai dengan 82.
Baca Juga
Advertisement
Saksikan Video Pilihan ini:
Nabi Musa Tidak Diterima Menjadi Murid Nabi Khidir
Merangkum dari laman cahayaislam.id, kisah Nabi Musa yang ingin berguru ke Nabi Khidir dimulai saat Allah memberi tahu bahwa ada seseorang yang lebih berilmu daripada nabi Musa.
Kemudian, Allah memberi tahu bahwa orang itu adalah Nabi Khidir. Allah juga memberi tahu di mana keberadaan Nabi Khidir. Nabi Musa dikenal dengan sifatnya yang selalu ingin tahu dan belajar. Itulah kenapa beliau memutuskan untuk menacari nabi Khidir dan berniat untuk berguru kepadanya.
Singkat cerita, Nabi Musa bertemu dan meminta izin untuk menjadi murid Nabi Khidir. Dalam kisah nabi ini, Nabi Khidir memberi syarat agar tidak bertanya apapun tentang apa yang dilakukannya.
Saat itu, beliau mengajak Nabi Musa untuk berlayar. Namun, Nabi Musa tidak tahan karena sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir.
Perbuatan yang dilakukan Nabi Khidir yang membuat Nabi Musa penasaran adalah yaitu ketika Nabi Khidir merusak perahu yang ditumpanginya, membunuh seorang anak yang sedang asik bermain, dan membangun tembok untuk sebuah rumah yang hampir rubuh, padahal mereka berdua tidak diterima oleh warga tersebut.
Akhirnya dalam kisah nabi dan rasul ini, Nabi Musa gagal untuk diterima menjadi murid Nabi Khidir karena sudah melanggar syarat yang diberikan yaitu bertanya bahkan hingga 3x.
Nabi Musa pun meminta maaf tapi tetap bersyukur karena telah dipertemukan dengannya.
Advertisement
Penjelasan Nabi Khidir kepada Nabi Musa
Karena Nabi Musa tidak diterima menjadi murid Nabi Khidir, beliau meminta Nabi Musa untuk tidak mengikutinya lagi. Namun sebelum berpisah, dalam kisah nabi ini, beliau menjelaskan apa yang dilakukannya tadi.
Pertama, Nabi Khidir merusak perahunya karena di sana terdapat seorang raja yang suka menyita barang milik rakyatnya, termasuk kapal.
Yang kedua, beliau membunuh anak kecil yang sedang asik bermain karena anak itu bisa merusak iman kedua orangtuanya yang beragama Islam.
Ketiga, beliau mengajak Nabi Musa membangun tembok tersebut karena ada harta anak yatim di sana dan jika tembok tersebut roboh maka bisa ditemukan oleh orang yang dzalim.
Pesan Nabi Khidir
Menurut penjelasan beberapa ulama, dalam perjalanan kembali Nabi Khidir dan Nabi Musa ada satu kejadian menarik yang akhirnya dijadikan sebuah perumpamaan indah.
Di tengah perjalanan, ada seekor burung yang hinggap dan minum air laut tersebut. Kemudian Nabi Khidir berkata kepada Nabi Musa:
”Ilmu kita tidak sebanding dengan ilmu Allah karena ilmu Allah tidak akan berkurang seperti air laut ini tidak berkurang hanya karena diteguk oleh burung itu.”
Dalam kisah ini, Nabi Khidir juga berpesan kepada nabi Musa agar meneruskan dakwah kepada kaumnya.
Advertisement
Hikmah Kisah
Dari kisah di atas, kita dapat mengambil beberapa hikmah. Pertama, kita tentu harus sopan dan hormat kepada orang yang berilmu. Nabi Musa yang dikenal sebagai nabi yang sedemikian hebat tetap mengagungkan seorang yang berilmu dengan meminta izin untuk berguru.
Apa yang dilakukan Nabi Musa kepada Nabi Khidir itu merupakan bentuk mengikuti perintah Allah untuk mengagungkan syair-syairullah (termasuk orang-orang yang berilmu).
Kedua, kita juga harus bersabar dan istiqomah untuk menuntu ilmu (dan tentunya banyak hal lainnya) seperti Nabi Musa yang rela berjalan jauh untuk bertemu dengan Nabi Khidir. Kesabaran adalah sesuatu yang hebat, bukankah dalam banyak surah di Al-Qur'an. Allah selalu mengatakan Innallaha Ma’ashobirin (Allah bersama orang-orang yang sabar).
Selain itu, kita juga harus menepati janji dan jika bersalah harus meminta maaf. Sebagaimana ungkapan bijak bahwa “seseorang tidaklah lupa bahwa dirinya adalah manusia bila dia tidak melupakan dua kata: maaf dan terima kasih”. Semoga bermanfaat!