Alasan UGM dan SGN Mendirikan Pusat Pembelajaran Tebu

Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar dunia pada tahun 1930, setelah Kuba. Namun, sejak tahun 1967, Indonesia berubah menjadi importir gula terbesar maka UGM dan SGN bentuk Pusat Pembelajaran Tebu.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Okt 2024, 03:00 WIB
Tanaman tebu. (Dok. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III)

Liputan6.com, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) meluncurkan Pusat Pembelajaran Tebu atau Sugar Cane Learning Center sebagai tempat pelatihan dan inovasi memperkuat sektor tebu rakyat dan industri gula nasional.

Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada, mengatakan kolaborasi UGM dan SGN ini adalah bentuk berkomitmen dalam mendukung program swasembada gula dan ketahanan pangan nasional.

“Peningkatan produktivitas pertanian melalui inovasi dan pendidikan merupakan langkah nyata yang dapat membawa Indonesia menuju kemandirian di sektor pangan, sekaligus memastikan kesejahteraan petani tebu rakyat,” kata Jaka Widada pada laporan Dies Natalis ke-78 di Auditorium Prof. Ir. Harjono Danoesastro Jumat 27 September 2024.

Jaka mengatakan adanya tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian global maka saat Dies ke-78 ini jadi momentum penting untuk mendukung swasembada gula dan ketahanan energi nasional. Sebab dahulu di tahun 1930, Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar dunia setelah Kuba, tapi sejak tahun 1967, Indonesia berubah menjadi importir gula terbesar.

 

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, mengatakan Indonesia dapat mecapai swasembada gula konsumsi. Cita cita itu dapat tercapai apabila dapat meningkatkan produktivitas tebu dari 5 ton menjadi 8 ton per hektar.

“SGN bersama UGM dan Kementerian Pertanian telah berdiskusi panjang terkait langkah-langkah penguatan ekosistem tebu rakyat, yang mencakup inovasi teknologi, peningkatan kapasitas petani, dan pemanfaatan lahan secara optimal,” ujarnya terkait peluncuran pusat pembelajaran tebu.

Menurutnya agar mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 perlu penguatan ekosistem tebu rakyat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 yang menjadi roadmap untuk swasembada gula.

"Peran utama PTPN adalah memperkuat ekosistem tebu rakyat, karena 65% bahan baku gula berasal dari petani rakyat. Kunci utama keberhasilan penguatan ekosistem ini adalah kesejahteraan petani," jelas Mahmudi.

Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia, Rektor UGM, menyatakan tentang pentingnya inovasi pertanian modern dalam pidato sambutan di Rapat Senat Terbuka Dies Natalis Fakultas Pertanian. Hal ini untuk menjawab kebutuhan pangan strategis dan mendukung kesejahteraan masyarakat.

"Inovasi di sektor pertanian kini menjadi kebutuhan mendesak. Saya berharap Dies Natalis ke-78 ini dapat menjadi ajang refleksi dan semangat baru dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang berdaulat dan mandiri," ujar Ova.

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis ke-78 pada 27 September 2024 di Auditorium Prof. Ir. Harjono Danoesastro dengan tema “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan”. Acara ini menjadi momentum penting untuk mendukung swasembada gula dan ketahanan energi nasional salah satunya gula konsumsi melalui pusat pembelajaran tebu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya